Jumlah IPO Tahun 2024 di Indonesia Terus Turun, Ini Tanggapan BEI

Jumlah IPO Tahun 2024 di Indonesia Terus Turun, Ini Tanggapan BEI
Ilustrasi pergerakan pasar modal saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada Senin (30/12/2024). Foto Nadia K. Putri/SWA

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Direktur Penilaian Perusahaan, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan adanya penurunan jumlah perusahaan melantai di bursa (IPO) semakin menurun karena berbagai faktor. Pertama dari faktor internal perusahaan hingga faktor eksternal seperti kinerja sektor atau industri.

“Dapat kami sampaikan juga secara regional, bursa-bursa ASEAN juga mengalami penurunan IPO sebesar 35% dan nilai dana yang dihimpun sebesar 51%,” jelas Yetna dalam keterangan resmi yang diterima swa.co.id pada Selasa (31/12/2024).

Yetna merinci, dari segi faktor internal perusahaan, kesiapan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di BEI harus mempertimbangkan kinerja keuangan, pemenuhan organ tata kelola perusahaan yang baik sesuai ketentuan.

Selain itu, Yetna menambahkan faktor eksternal seperti kinerja sektor atau industri, kondisi ekonomi makro global dan domestik—mencakup tingkat suku bunga dan inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi geopolitik hingga pemilu turut mempengaruhi keputusan perusahaan untuk IPO di bursa.

“Ini mengakibatkan para entrepreneur dan penguasa cenderung menunggu dan melihat situasi,” tambah Yetna. Namun, permohonan pernyataan pendafataran saham secara umum tidak mengalami penurunan. Meskipun beberapa di antaranya mengalami pembatalan pencatatan saham berupa penundaan dari calon perusahaan tercatat hingga penolakan.

Hingga akhir penutupan perdagangan BEI pada tahun ini, terdapat 21 perusahaan dalam pipeline IPO, tiga di antaranya merupakan lighthouse IPO yang akan melantai perdana di tahun berikutnya. Perusahaan tersebut mayoritas berasal dari sektor propsektif seperti sektor bahan baku, energi, dan kesehatan.

Sepanjang tahun 2024, sebanyak 41 perusahaan berhasil melantai di bursa atau IPO. Namun, angka itu masih jauh di bawah target otoritas pasar modal, yaitu sebanyak 62 perusahaan baru. (*)

# Tag