Belajar Persistensi dari Hwang Dong-hyuk, Sang Kreator Squid Game
Tahun 2008. Di sebuah sudut kafe kecil di Seoul, seorang pria muda duduk merenung. Hwang Dong-hyuk, seorang pembuat film yang tengah berjuang mengatasi kerasnya hidup, mengisi harinya dengan membaca manga murah.
Laptop yang dulu ia gunakan untuk menulis kini sudah terjual demi membayar tagihan. Hidup bersama ibunya, Hwang menghadapi realitas yang semakin menghimpit. Namun, di antara halaman-halaman Battle Royale dan Liar Game, sebuah ide mulai muncul. Ide yang akan mengubah hidupnya dan dunia.
Penolakan
Hwang tumbuh di distrik Ssangmun-dong, Seoul, sebuah kawasan kelas pekerja. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan ketidakadilan sosial. Ia menyaksikan bagaimana teman-teman dan tetangganya jatuh ke dalam jerat utang. Ia melihat banyak orang berjuang tanpa harapan keluar dari lingkaran kemiskinan.
Ketimpangan sosial yang begitu nyata ini tertanam kuat dalam benaknya dan menjadi fondasi kisah yang kemudian ia tuangkan ke dalam naskah Squid Game.
Dalam naskahnya, Hwang memproyeksikan berbagai pengalaman hidupnya. Karakter Seong Gi-hun adalah cerminan perjuangannya sendiri, sementara Cho Sang-woo menggambarkan tekanan ekspektasi yang pernah ia rasakan sebagai mahasiswa di Universitas Nasional Seoul.
Namun, ketika ia menawarkan naskah itu ke berbagai studio Korea, hasilnya adalah penolakan demi penolakan. Studio-studio itu menyebut cerita Hwang terlalu kompleks, terlalu brutal, dan bahkan terlalu tidak realistis. Tapi Hwang tidak menyerah. Selama satu dekade, ia terus mencoba sambil menyutradarai film lain untuk bertahan hidup.
Harapan datang ketika Netflix mulai melirik pasar Asia dan mencari cerita yang berani serta berbeda. Kim Minyoung, seorang eksekutif konten di Netflix, membaca naskah Squid Game dan langsung melihat potensi besar di dalamnya.
Netflix, yang saat itu baru saja membuka divisi Asia, memberikan sesuatu yang belum pernah diterima Hwang sebelumnya: kebebasan kreatif penuh. Dengan anggaran US$21,4 juta — yang terbilang kecil untuk standar Netflix — Hwang mulai memproduksi Squid Game. Akan tetapi, perjalanan ini jauh dari mudah.
Sukses dan Penghargaan
Selama proses produksi, Hwang menghadapi tekanan yang begitu besar hingga kehilangan beberapa gigi karena stres. Ia memperhatikan setiap detail dengan obsesif. Set permainan dibangun dalam skala penuh, setiap kostum dirancang dengan makna tersembunyi, dan setiap adegan dipikirkan secara matang. Semua itu dilakukan demi menjaga otentisitas cerita yang ia percaya.
Ketika Squid Game dirilis pada 17 September 2021, dunia seolah berhenti sejenak untuk menyaksikan karya Hwang. Dalam waktu kurang dari sebulan, serial ini menjadi fenomena global. Dalam 28 hari, Squid Game mencatatkan 1,65 miliar jam tayangan dan mendominasi peringkat di 94 negara.
Serial ini bukan hanya sukses secara komersial, tetapi juga menjadi bagian dari budaya pop. Kostum Halloween bertema Squid Game terjual habis di seluruh dunia, permainan dari serial ini menjadi viral di media sosial, dan berbagai merek berlomba menciptakan merchandise bertema Squid Game.
Kesuksesan ini mengubah segalanya. Studio-studio yang dulu menolak Hwang kini berlomba ingin bekerja dengannya. Netflix bahkan berkomitmen menginvestasikan US$2,5 miliar untuk konten Korea setelah melihat dampak luar biasa dari Squid Game. Serial ini juga mencatatkan sejarah dengan meraih 14 nominasi Emmy, pencapaian yang belum pernah diraih serial non-Inggris sebelumnya.
Dari 14 nominasi itu, Squid Game menyabet 2 penghargaan bergengsi: Aktor Lee Jung Jae menang di kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di Emmy Awards 2022. Perannya sebagai Seong Gi-hun, pemain nomor 456, membetot perhatian.
Sementara Hwang sendiri menyabet penghargaan sebagai sutradara terbaik. Ia mencatatkan prestasi sebagai orang Korea pertama yang mendapatkan penghargaan Emmy Awards di bidang penyutradaraan. Ia menyingkirkan nomine lainnya, yakni Ben Stiller (Severance), Mark Mylod (Succession), Jason Bateman (Ozark), dan Karyn Kusama (Yellowjackets).
Bagi Hwang, kesuksesan ini hanyalah awal. Ia baru saja merilis musim kedua Squid Game, dengan cerita yang lebih dalam dan kompleks. Dan menariknya, ia membuat ceritanya menggantung sehingga memunculkan spekulasi adanya Squid Game ke-3.
Beberapa waktu lalu, Hwang mengungkapkan bahwa ia ingin menggali lebih jauh isu-isu sosial yang menjadi inti serial ini, sambil tetap mempertahankan elemen ketegangan yang telah memikat jutaan penonton di seluruh dunia.
Ia juga memiliki mimpi besar untuk membawa karyanya ke panggung internasional, termasuk bekerja sama dengan aktor Hollywood seperti Jake Gyllenhaal.
Kisah Hwang Dong-hyuk bukan sekadar tentang perjalanan menuju sukses. Ini adalah cerita tentang keberanian untuk bermimpi, bertahan di tengah penolakan, dan terus percaya pada visi yang dimiliki. Hwang mengajarkan kepada kita bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Dalam dunia yang sering kali menuntut hasil instan, ia menunjukkan bahwa perjalanan panjang dan penuh tantangan bisa menjadi jalan menuju sesuatu yang luar biasa. Dan bagi kita, pertanyaannya adalah: apakah kita cukup berani untuk terus memperjuangkan mimpi kita, seperti Hwang yang akhirnya mengubah dunia dengan visinya? (*)