Sigit, Maung, dan Berbagai Rencananya

null
Sigit Puji Santosa (Dok. Pribadi)

Sejak digunakan Prabowo sebagai kendaraan dinas usai dilantik sebagai Presiden RI, brand Maung terus melenting di dunia otomotif nasional. Pujian serta harapan beterbangan, menginginkan Maung menjadi rintisan bagi lahirnya mobil kebanggaan bangsa.

Orang pun lantas melirik PT Pindad sebagai produsennya, dan tentu saja menyoroti Sigit Puji Santosa sebagai otak di balik kendaraan ini. Sigit, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, mengungkapkan bahwa lahirnya Maung dimulai dari sebuah keprihatinan.

Kebutuhan kendaraan taktis dan operasional di TNI masih banyak dipenuhi oleh produk luar negeri. “Pindad sebagai BUMN melihat potensi ini sebagai kewajiban untuk turut serta mengisi kebutuhan tersebut,” kata Sigit, mengenang awal mula proyek besar ini.

Nama Maung, yang berarti harimau dalam bahasa Sunda, disematkan langsung oleh Joko Widodo, Presiden RI 2019-2024. Harimau adalah simbol keberanian dan kekuatan, seperti kendaraan ini yang diciptakan untuk menjelajahi medan terberat. Penamaan ini juga bagian dari kearifan lokal.

Namun, selain karena Pindad ada di Jawa Barat, penamaan ini juga karena ada keinginan bahwa Maung tidak hanya tangguh, tetapi juga memiliki jiwa yang mewakili Indonesia. Akhirnya, filosofi ini mengalir dalam setiap aspek desainnya —dari bodi hingga detail kecil seperti motif batik parang pada grille, yang menjembatani modernitas dan tradisi.

Menciptakan Maung bukanlah perjalanan mudah. Dari prototipe pertama, MV1, hingga evolusinya menjadi MV3, setiap tahapnya melibatkan kolaborasi lintas disiplin. Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui pusat penelitian NCSTT, menjadi mitra strategis yang penting.

Tim peneliti ITB membantu mengembangkan generasi baru Maung berbasis listrik, MV3-EV. Mereka juga menyumbang inovasi berupa material armor ringan berbasis komposit untuk melindungi kendaraan antipeluru versi kepresidenan. Kerjasama ini menunjukkan betapa sinergi antara akademisi dan industri dapat menghasilkan karya monumental.

Sejauh ini, Maung MV3 Garuda Limousine, varian istimewa yang digunakan Presiden Prabowo, adalah puncak dari upaya panjang inovasi PT Pindad. Kendaraan ini memadukan keandalan teknologi militer dengan kemewahan kelas dunia. Dengan bodi berlapis armor komposit untuk perlindungan maksimal, desain eksterior yang kokoh berpadu dengan interior yang menawarkan kenyamanan premium.

Sentuhan kayu elegan pada material interior memberikan nuansa eksklusif, sementara kursi penumpang tipe captain seat dilengkapi pengaturan elektrik dan leg rest, menghadirkan kenyamanan optimal. Teknologi canggih seperti kamera 360°, head unit 12 inci, smart TV LED, cooled storage, serta portable Wi-Fi memastikan kendaraan ini memenuhi kebutuhan modern dengan sempurna. Setiap elemen dalam Maung Garuda Limousine dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih dari sekadar alat transportasi, melainkan simbol kekuatan, teknologi, dan identitas bangsa.

“Konsepnya terinspirasi dari perpaduan nuansa militer dan luxurious,” ujar Sigit. Detail seperti logo Garuda pada velg hingga grille, tambahnya, melambangkan kekuatan dan kebanggaan.

Hingga November 2024, lebih dari 500 unit Maung MV3 telah diproduksi, sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan militer. Tingkat kandungan lokal yang mencapai 55% menjadi bukti keseriusan Pindad dalam membangun kemandirian industri.

“Kami tidak hanya ingin membuat produk, tetapi juga menciptakan ekosistem otomotif nasional yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” kata Sigit, Doktor lulusan Massachusetts Institute of Technology, penuh keyakinan.

Ke depan, Sigit memaparkan, ada banyak rencana besar untuk Maung. Salah satunya, memasarkan Maung untuk pasar sipil dengan spesifikasi berbeda dari versi kepresidenan.

Selain itu, pada 2025, Pindad juga berencana meluncurkan MV3-EV, hasil kolaborasi dengan ITB serta mitra strategis lainnya. Pindad saat ini memiliki fasilitas produksi kendaraan roda empat dan menjalin kerjasama kemitraan dengan general assembler untuk produksi masal.

Publik yang berminat tentu menanti Maung tersedia di pasar komersial. Yang pasti, melalui Maung, Sigit dan timnya telah menunjukkan bahwa Indonesia mampu menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar produk teknologi. Maung adalah jiwa, yang menggerakkan langkah bangsa menuju kemandirian. (*)

# Tag