Analis Mirae Asset Sekuritas Sebut Hal Ini Tentang oal Perkembangan Bisnis Bukalapak (BUKA)

Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina mengomentari terjadinya penutupan segmen bisnis e-commerce ritel PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Menurutnya, bisnis emiten teknologi khususnya di segmen e-commerce masih belum dapat meraih profitabilitas dan memiliki tingkat persaingan yang tinggi.

“Porsi physical goods-nya tidak terlalu besar, memang pengaruhnya tidak akan terlalu banyak. Justru kami melihat dari sisi efisiensi. Seharusnya dampaknya positif,” ujar Martha kepada swa.co.id di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Senin (13/1/2025).

Martha menyampaikan kinerja emiten teknologi yang berhasil meraih profit masih cenderung sedikit, bahkan mengalami pergerakan negatif. Dengan kondisi ekonomi yang masih fluktuatif, prospek bisnis teknologi masih cenderung “abu-abu”. “Kalau bisa cut cost, mereka akan cut cost,” tambah Martha.

Selain segmen bisnis e-commerce, segmen bisnis kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber juga hanya berlaku untuk industri tertentu, misalnya perbankan dan telekomunikasi. Martha mengakui, penerapan teknologi untuk industri di luar dua sektor tersebut masih menempuh jalan panjang.

“Jadi Bukalapak akan mengejar profitabilitas. Yang bisa dilakukan perusahaan adalah mengendalikan cost karena mereka mengejar profitabilitas yang lebih stabil,” jelas Martha.

Sebelumnya, BUKA telah menutup segmen e-commerce dalam platform-nya untuk mengejar keefektifan proses bisnis. Per Minggu (12/1/2025) lalu, Bukalapak juga menghapus fitur gratis ongkos kirim bagi pelapak yang menjual produk di platform tersebut.

Namun, penutupan segmen e-commerce ini justru tidak menutup peluang BUKA untuk menggarap pasar layanan produk virtual. Bukalapak akan memperkuat posisinya di produk virtual seperti gaming, investasi, serta Mitra Bukalapak. (*)

# Tag