Keren!  Mujnah Kemiri Lombok, UMKM di NTB Mengekspor 20 Ton Kemiri ke Arab Saudi

PT Mujnah Kemiri Lombok, UMKM binaan Bank Indonesia, mengekspor 20 ton kemiri ke Arab SaudiSenin (13/1/2025). Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat secara resmi melepas ekspor 20 ton kemiri senilai Rp795 jutaitu pada Senin (13/1/2025).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpW BI) NTB, Berry A Harahap, menjelaskan kemiri merupakan komoditas unggulan NTB yang sebenarnya diminati oleh pasar global terutama Saudi Arabia, akan tetapi tidak bisa konsisten karena ada kendala di kemampuan budi daya petani, dan pengolahan pasca panen.

KpW BI NTB memberikan intervensi lebih kepada UMKM produsen kemiri, mulai dari peningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku usahanya. UMKM kemiri pernah studi banding ke Sulawesi untuk mempelajar ekspor kemiri. BI memberikan bantuan mesin pemecah agar tingkat kerusakan saat dipecah bisa diminimalisir. Standar pengemasan juga disesuaikan dengan standar ekspor, agar kemiri yang dikirim kualitasnya tidak berkurang ketika sampai di negara tujuan.

"Selain itu kami juga mencarikan pasar, perkuat SDM petaninya dan pengusaha kemiri, pendampingan legalitas usaha, bisnis matching dan pemenuhan sarana prasarana. Potensinya besar sekali, tidak hanya dari Saudi bahkan Jepang sudah meminta 3 ton yang akan dikirim pada kuartal I/2025 ini," jelas Berry, seraya menambahkan, selain di Lombok, BI juga akan berupaya memperkuat kapasitas pelaku UMKM Kemiri di Bima.

Harapannya, ekspor kemiri akan merata dari seluruh daerah di NTB. Pendiri Mujnah Kemiri Lombok, Mujnah, menjelaskan pengembangan komoditas kemiri tidak mudah karena harus melalui proses dan tantangan yang panjang. Selain dari Saudi, permintaan kemiri NTB berasala dari konsumen di Selandia Baru, Inggris, Jepang hingga Hongkong. Bahkan, Jepang meminta 8 ton per minggu karena tingginya kebutuhan di negeri Sakura tersebut.

Pasokan kemiri mentah, menurut Mujnah, berasal dari petani di Lombok dan Sumbawa, dan berencana mendatangkan kemiri mentah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memenuhi permintaan ekspor yang tinggi. (*)

# Tag