Indonesia di 2024 Pertahankan Surplus Neraca Perdagangan

null
Ilustrasi foto : Istimewa.

Perdagangan Indonesia pada tahun 2024 kembali mencatatkan surplus, melanjutkan tren positif selama lima tahun berturut-turut. Surplus perdagangan pada tahun 2024 mencapai US$31,04 miliar, lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2023 sebesar US$36,89 miliar. Kendati nilai surplus perdagangan mengalami penurunan, namun dari sisi volume perdagangan (baik ekspor maupun impor) menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan cukup kuatnya dampak moderasi harga komoditas global sepanjang tahun 2024.

“Surplus perdagangan yang kita capai untuk tahun kelima ini mencerminkan ketahanan yang baik dari perekonomian Indonesia. Penurunan nilai surplus terutama disebabkan oleh tren moderasi harga komoditas global pada tahun 2024,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal di Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, seperti dilansir di Jakarta, Minggu (19/1/2024).

Ekspor Indonesia pada 2024 mencatatkan kinerja positif. Total nilai ekspor tercatat mencapai US$264,70 miliar, meningkat sebesar 2,29% dibandingkan tahun 2023. Selain itu, volume ekspor juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,37% secara tahunan. Peningkatan kinerja ekspor tersebut utamanya didorong oleh ekspor non migas, khususnya dari sektor industri pengolahan, yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 74,25% terhadap total ekspor tahun 2024.

Besarnya kontribusi industri pengolahan ini mencerminkan geliat positif industri manufaktur. Sementara itu, komoditas ekspor unggulan sepanjang tahun 2024 didominasi oleh Bahan bakar mineral (HS27), Lemak dan minyak nabati (HS15), dan Besi dan baja (HS72), dengan porsi masing-masing sebesar 15,94%, 10,78%, dan 10,37% terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.

Kemudian, Tiongkok masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 26,40%, diikuti Amerika Serikat dan Jepang masing-masing dengan share 11,22% dan 6,59%. Sejalan dengan aktivitas ekspor, kinerja impor Indonesia tahun 2024 juga tercatat mengalami peningkatan yang nilainya melonjak 11,07% maupun volume sebesar 3,37% secara tahunan.

Nilai impor Indonesia di tahun lalu itu tercatat sebesar US$233,66 miliar, utamanya disumbang oleh impor bahan baku/penolong dan barang modal dengan kontribusi sebesar 90,28% dari total impor sepanjang tahun 2024. Tingginya kontribusi impor bahan baku/penolong dan barang modal juga sejalan dengan aktivitas ekspor yang menunjukkan peningkatan pada sektor industri pengolahan.

Hal ini mencerminkan kinerja industri manufaktur dalam negeri yang cukup terjaga di sepanjang tahun 2024. Adapun menurut komoditas, impor mesin/perlengkapan elektrik dan mesin/peralatan mekanis tercatat tumbuh, sedangkan komoditas besi dan baja tercatat mengalami kontraksi.

Tren positif neraca perdagangan yang berlanjut sepanjang tahun 2024 menjadi kabar baik di awal tahun ini, mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid. Capaian ini juga memperkuat optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dapat tercapai pada tahun 2024. “Ke depannya, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, serta memperluas diversifikasi mitra dagang utama. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks,” tutur Febrio. (*)

# Tag