Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi Rp33 Ribu Triliun, Melesat 29,34% di 2024

null
Pabrik pengolahan CPO milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk di Pangkalan Bun, KalimantanTengah. (Ilustrasi foto : Vicky Rachman/SWA).

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tirta Karma Senjaya menuturkan, capaian kinerja Bappebti tahun 2024 akan menjadi pijakan dalam menyiapkan langkah strategis ke depan. Hal ini untuk meningkatkan peran Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dalam mendukung penguatan perdagangan dan ekonomi Indonesia.

Pencapaian Bappebti di tahun 2024 itu menunjukkan PBK dapat menjadi solusi dalam mengoptimalkan perdagangan komoditas strategis Indonesia melalui transaksi multilateral di PBK. "Selain itu, instrumen PBK lain berupa Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) mampu mendorong stabilitas harga dan pasokan komoditas, menjaga inflasi, serta meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia,” jelas Tirta seperti dikutip pada siaran pers di Jakarta, Minggu (19/1/2025).

Selama 2024, Bappebti mencatat peningkatan kinerja PBK dengan total nilai transaksi mencapai Rp33,21 ribu triliun atau naik 29,34% dibandingkan pada 2023 yang mencapai Rp25,67 ribu triliun. Kontrak berjangka yang banyak ditransaksikan dalam transaksi multilateral antara lain komoditas timah, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), emas, kopi, dan kakao. Adapun produk pada transaksi bilateral yaitu komoditi, forex, indeks saham, dan saham tunggal asing (single stock).

Bappebti juga telah meluncurkan Bursa CPO Indonesia yang dirancang untuk menciptakan harga acuan CPO yang transparan, kredibel, dan real-time pada 2023. Mekanisme Bursa CPO masih bersifat sukarela dan terbatas untuk pasar domestik.

Bursa CPO Indonesia mencakup transaksi fisik dan futures dengan dukungan 19 pelabuhan sebagai lokasi serah terima fisik CPO. Transaksi di Bursa CPO Indonesia pada Oktober 2023--November 2024 untuk futures mencapai 28,061 lot (140,3 ton), sedangkan transaksi fisik sebesar 10 lot (250 ton).

Capaian lain terkait PBK pada 2024 adalah penguatan ekosistem perdagangan aset kripto melalui Bursa Aset Kripto Indonesia pada 28 Juli 2023. Pada 2024, Bappebti terus memperkuat kolaborasi dengan organisasi regulator mandiri (self regulatory organization/SRO), asosiasi, dan para pemangku kepentingan industri aset kripto di Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ekosistem dan tata kelola aset kripto di samping tentunya memperkuat regulasi dan literasi kepada masyarakat. Dengan demikian, Bappebti optimistis nilai transaksi aset kripto akan meningkat pada 2025. “Selain fokus pada peningkatan transaksi, Bappebti, SRO, dan pedagang fisik aset kripto (PFAK) juga harus konsisten dalam memberikan literasi untuk penguatan perlindungan kepada masyarakat. Literasi ditujukan terutama untuk pelanggan perdagangan aset kripto yang didominasi generasi muda,” jelas Tirta.

Inovasi PBK di 2025

Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menyampaikan, Bappebti telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada periode 2025–2029 Salah satu langkah utama adalah penguatan transaksi multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia, antara lain CPO, emas, kopi, lada, nikel, kakao, karet, dan renewable energy certificate (REC).

“Selain itu, Bappebti juga akan terus mengoptimalkan implementasi Bursa CPO Indonesia serta perdagangan emas fisik secara digital. Hal ini melalui penyempurnaan regulasi untuk memastikan keamanan transaksi dan meningkatkan perlindungan masyarakat,” terang Olvy.

Bappebti juga akan terus mengoptimalkan implementasi SRG dan pengembangan PLK. Ini semua dilakukan untuk mendukung swasembada pangan, pengamanan pasar dalam negeri, dan perluasan pasar ekspor termasuk mendorong UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) ekspor sebagaimana program prioritas Kemendag.

Rencana strategis Bappebti mendatang dilengkapi dengan pembentukan Bursa Berjangka Nikel. Dengan demikian, nikel dipersiapkan sebagai subjek kontrak berjangka baru. Di samping itu, penguatan layanan publik Bappebti melalui peningkatan integrasi layanan perizinan dan nonperizinan, penguatan pengawasan dan peningkatan kompetensi SDM pengawasan juga akan menjadi prioritas ke depan. “Melalui berbagai langkah strategis ini, Bappebti optimistis mampu mendorong terciptanya perdagangan berjangka yang lebih inovatif, transparan, dan kompetitif,” tutur Olvy. (*)

# Tag