Allo Bank: Hadirkan Solusi Inovatif dengan Teknologi Digital

null
Indra Utoyo, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (Foto: Allo Bank)

Allo Bank, yang berdiri sejak Mei 2022, telah membuktikan diri sebagai salah satu pemain utama dalam perbankan digital di Indonesia. Dengan mengandalkan inovasi digital, bank ini berkembang pesat dalam ekosistem CT Corp dan melayani lebih dari 10 juta nasabah hanya dalam kurun waktu dua setengah tahun.

Holistik dan Adaptif

Menurut Indra Utoyo, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk., kunci keberhasilan ini terletak pada pendekatan digital yang holistik dan adaptif terhadap kebutuhan pasar.

“Kami berangkat dari ekosistem CT Corp yang sangat besar dan beragam. Hal ini memberikan kami ruang untuk menguji solusi digital secara menyeluruh sebelum meluncurkannya ke pasar yang lebih luas. Ekosistem ini juga berfungsi sebagai laboratorium inovasi bagi Allo Bank,” kata Indra.

Salah satu produk unggulannya adalah Allo Grow, solusi tabungan digital yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Allo Grow menawarkan empat keunggulan utama: bunga yang tumbuh seiring waktu, fleksibilitas pencairan tanpa penalti, kemampuan untuk membuat banyak “dompet” sesuai kebutuhan, dan tanpa biaya administrasi.

“Allo Grow adalah inovasi yang unik. Tidak ada produk lain di industri yang menawarkan bunga tumbuh seperti ini. Produk ini dirancang untuk memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi nasabah,” kata Indra.

Keberhasilan Allo Grow bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga berkat pemahaman mendalam terhadap perilaku nasabah. Berdasarkan riset internal Allo Bank, sebagian besar pengguna Allo Grow adalah generasi Z dan milenial dengan rentang usia 18-40 tahun, didominasi oleh laki-laki yang sudah menikah dan memiliki anak. Pendapatan rata-rata mereka berkisar Rp 3 juta - 10 juta per bulan.

“Mereka memilih Allo Grow karena fleksibilitas, bunga tinggi, dan kemudahan yang ditawarkan. Ini adalah solusi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan mereka,” Indra menandaskan.

Infrastruktur teknologi menjadi tulang punggung inovasi di Allo Bank. Semua sistem, mulai dari core banking hingga aplikasi, dibangun dari nol untuk memastikan efisiensi dan fleksibilitas.

“Kami terus melakukan riset dan analisis data untuk memastikan bahwa layanan kami tetap relevan. Digitalisasi adalah proses yang sangat dinamis; kebutuhan nasabah hari ini bisa saja berbeda esok hari. Oleh karena itu, kami berinvestasi besar dalam infrastruktur data, termasuk membangun data center yang mampu menangani lebih dari 50 juta nasabah secara simultan,” kata Indra.

null
Allo Grow, andalan Allo Bank (Foto: allobank.com)

Kolaborasi dengan Sektor Lain

Tidak hanya berhenti di ekosistem CT Corp, Allo Bank juga aktif menjalin kolaborasi dengan sektor lain seperti transportasi, hiburan, dan pendidikan. Salah satu contoh kolaborasinya, dengan Bluebird dan M-Tix, yang memungkinkan pengguna membeli tiket bioskop langsung melalui aplikasi mereka tanpa perlu berpindah ke aplikasi bank ini.

Teknologi open banking dan API integration menjadi kunci dalam kolaborasi itu. “Kami ingin memastikan bahwa produk dan layanan kami bisa dengan mudah diakses di berbagai ekosistem,” ujar Indra.

Pilar utama strategi Allo Bank adalah akuisisi, engagement, dan monetisasi. Dalam tahap akuisisi, bank ini menggunakan pendekatan unik, seperti mengadakan konser besar saat peluncuran, yang melibatkan artis Korea ternama untuk menarik minat masyarakat. Engagement ditingkatkan melalui berbagai fitur dan promosi, sementara monetisasi dilakukan melalui optimalisasi base income dan net interest margin.

“Dari 100 nasabah yang kami akuisisi, mungkin hanya 30 yang aktif menggunakan aplikasi secara rutin. Dari 30 ini, hanya lima yang eligible untuk produk pembiayaan kami. Oleh karena itu, kami memanfaatkan data analytics untuk memahami perilaku nasabah dan menawarkan solusi yang benar-benar relevan,” Indra memaparkan.

Ia juga menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan industri. Salah satu pain point yang berhasil diatasi Allo Bank adalah kebutuhan nasabah akan bunga tabungan yang tinggi sekaligus fleksibilitas pencairan.

“Dengan Allo Grow, nasabah bisa menikmati bunga yang semakin tinggi seiring waktu tanpa harus kehilangan fleksibilitas. Ini adalah hasil dari riset mendalam dan analisis data yang kami lakukan secara terus-menerus,” katanya.

Selain itu, Allo Bank berencana masuk ke ekosistem pendidikan pada 2025. “Kami melihat potensi besar di sektor ini. Kami sedang mempersiapkan solusi yang akan memenuhi kebutuhan universitas sekaligus mahasiswa,” ungkap Indra. Rencana ini sejalan dengan tujuannya untuk memperluas inklusi keuangan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Keberhasilan bank ini juga terlihat dari pencapaian finansialnya. Dalam laporan keuangan Agustus 2024, bank ini mencatat aset sebesar Rp13,5 triliun, dengan pembiayaan Rp8,3 triliun, dana pihak ketiga Rp7,1 triliun, dan laba bersih setelah pajak Rp262,1 miliar.

“Hasil ini menunjukkan bahwa inovasi digital kami tidak hanya relevan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi bisnis,” kata Indra.

null
Indra Utoyo ingin Allo Bank konsisten memberi nilai tambah (Foto: Allo Bank)

Beri Nilai Tambah

Dengan visi menjadi pemimpin dalam perbankan digital, Allo Bank terus berupaya menghadirkan solusi inovatif yang relevan dan memberikan nilai tambah bagi nasabah.

“Kami percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. Dengan terus mendengarkan kebutuhan nasabah dan beradaptasi dengan perubahan, kami yakin Allo Bank dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” Indra menegaskan.

Allo Bank memulai langkahnya dari ekosistem CT Corp, yang menjadi fondasi kuat bagi pengembangan berbagai inovasi. Namun, Indra mengakui bahwa ekosistem tunggal ini memiliki batas dalam memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Karena itu, bank ini mulai menjelajahi kolaborasi lintas ekosistem untuk memperluas jangkauan layanan. Langkah ini melibatkan pengembangan teknologi seperti API integration yang memungkinkan produknya terhubung dengan berbagai platform eksternal.

Salah satu hasil nyata dari upaya ini adalah kerjasama dengan penyedia layanan transportasi seperti Bluebird; pengguna dapat memanfaatkan layanan Allo Bank tanpa hambatan. Hal serupa juga diterapkan dalam kemitraan dengan sektor hiburan melalui M-Tix, yang memperlihatkan bagaimana teknologi dapat menghilangkan batas antarplatform demi kenyamanan pengguna.

Keberhasilan inovasi ini tidak terlepas dari komitmen Allo Bank dalam membangun infrastruktur teknologi yang kuat. Dengan pendekatan yang dimulai dari nol, bank ini memastikan bahwa sistem yang dibangun mampu menampung kebutuhan data yang terus berkembang.

“Kami mendesain teknologi kami seperti menggambar di kertas kosong. Semua elemen infrastruktur kami bangun dengan mempertimbangkan efisiensi dan relevansi jangka panjang,” kata Indra.

Pendekatan ini memungkinkan Allo Bank merespons kebutuhan nasabah dengan cepat, tanpa terkendala oleh sistem lama yang kaku. Sebagai bank digital, Allo Bank juga memanfaatkan data analytics untuk mengidentifikasi tren dan kebutuhan nasabah. Hasil dari analisis ini menjadi dasar bagi pengembangan produk-produk baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi pengguna.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Allo Bank ialah bagaimana membuat inovasi mereka diterima oleh masyarakat luas. Indra menjelaskan, proses ini melibatkan pendekatan yang terencana, mulai dari pengenalan produk hingga strategi pemasaran yang menarik. Misalnya, peluncurannya pertama kali didukung oleh acara konser besar yang melibatkan artis Korea populer, sebuah langkah strategis untuk menarik perhatian generasi muda yang menjadi target utama bank ini.

Dalam tahap selanjutnya, Allo Bank berfokus pada peningkatan engagement dengan menawarkan berbagai fitur dan promosi menarik. Pendekatan ini berhasil meningkatkan loyalitas pengguna, sekaligus memperkuat posisinya di industri perbankan digital.

Indra menyoroti pentingnya menjaga relevansi inovasi dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat. Karena itu, Allo Bank terus mengevaluasi layanan mereka untuk memastikan produk yang ditawarkan tetap sesuai dengan kebutuhan nasabah. Proses ini melibatkan riset pasar yang mendalam, analisis data, dan uji coba di lingkungan nyata sebelum produk diluncurkan secara luas.

Salah satu contoh sukses pendekatan ini ialah produk Allo Grow, yang dirancang berdasarkan umpan balik dari nasabah. Dengan fitur bunga tumbuh dan fleksibilitas tinggi, produk ini menjadi solusi ideal bagi mereka yang ingin menabung dengan mudah tanpa kehilangan akses ke dana mereka.

Inklusi Keuangan

Ke depan, Allo Bank berencana terus mengembangkan layanan mereka dengan berfokus pada inklusi keuangan. Salah satu inisiatif yang sedang disiapkan ialah masuk ke ekosistem pendidikan, yang dianggap memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan bank ini. Selain itu, bank ini juga akan terus meningkatkan kapabilitas teknologi mereka untuk memastikan bahwa layanan yang ditawarkan tetap relevan dan kompetitif.

Dengan strategi yang terfokus dan komitmen pada inovasi, Allo Bank optimistis dapat menjadi pemimpin dalam industri perbankan digital di Indonesia. “Kami melihat peluang besar dalam mengembangkan ekosistem yang lebih luas. Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan pendekatan berbasis data, kami yakin dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi nasabah kami,” kata Indra tandas. (*)

# Tag