Dinamika Pasar Properti: Branded Residences Jadi Oase di Tengah Krisis Ekonomi Global
Tahun 2025 dibuka dengan tantangan besar bagi ekonomi global. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 2,7%, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi stagnasi di angka 3,2%.
Ketatnya kebijakan moneter, konflik regional, dan proteksionisme menjadi faktor utama perlambatan ini. Dampaknya pun dirasakan langsung oleh industri properti di berbagai belahan dunia, termasuk Australia.
CEO dan Founder One Global Capital, Iwan Sunito, menyoroti bagaimana kenaikan biaya konstruksi yang drastis telah mendorong pengembangan apartemen ke luar kawasan premium, sementara sektor perkantoran mengalami penurunan signifikan.
“Bahkan, Savills menyebut pasar perkantoran Hong Kong menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tingkat kekosongan yang mencapai rekor tertinggi dan penurunan sewa sebesar 40% sejak 2019,” tutur Iwan dalam keterangannya (4/2/2025).
Tak hanya perkantoran, pasar residensial di Australia juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Menurut laporan CoreLogic dan PropTrack, pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir.
“Industri properti di Australia saat ini sedang mengalami kontraksi yang sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Hal ini terlihat dari terjadinya pelemahan auction rate di Australia pada awal tahun 2025,” jelas Iwan.
Auction rate atau tingkat keberhasilan penjualan lelang properti di Australia diprediksi berada di angka 55%-65%, menandakan bahwa pasar kini condong ke arah pembeli (buyer’s market). Situasi ini berbanding terbalik dengan beberapa tahun lalu, di mana auction rate yang melebihi 70% mengindikasikan dominasi pasar penjual.
Penyebab utama perlambatan ini tak hanya terbatas pada faktor global, tetapi juga kondisi domestik Australia. Louis Christopher, Direktur Riset SQM, menyoroti bahwa meski populasi terus bertambah dan backlog hunian masih tinggi, permintaan rumah tetap menurun. “Turunnya permintaan hunian tersebut menjadi tanda bahwa ekonomi semakin melemah dan calon konsumen menjadi lebih ragu untuk membeli,” ungkapnya.
Meskipun pasar residensial mengalami penurunan, konsep Branded Resorts and Residences justru menunjukkan tren yang positif. “Ini menegaskan bahwa meskipun pasar residential mengalami perlambatan, namun di sisi lain pasar dengan konsep resorts and residences atau mixed-use mengalami penguatan,” ujar Iwan. Branded Residences merupakan properti mewah yang menawarkan kepemilikan pribadi dengan layanan sekelas hotel bintang lima.
One Global Capital sendiri terus mengembangkan One Global Resorts and Residences sebagai bagian dari strategi diversifikasinya. Hunian ini tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tetapi juga fasilitas premium seperti restoran, bar, layanan tata graha, pramutamu, pusat kebugaran, hingga spa.
Melihat tantangan di sektor properti, Iwan mengajak para investor untuk lebih jeli dalam melihat peluang. “Kita harus bisa mengubah hambatan menjadi sebuah kesempatan. Saat ini, saya melihat sektor perhotelan menjadi alternatif investasi yang seksi sekaligus menjadi sebuah solusi,” paparnya.
Optimisme Iwan bukan tanpa dasar. Menurut laporan Statista.com, pasar perhotelan Australia diproyeksikan mencapai pendapatan US$7,34 miliar pada 2025, dengan tren pertumbuhan tahunan sebesar 3,98% hingga 2029. Hal ini sejalan dengan laporan Australia Hospitality, yang mencatat industri perhotelan Australia bernilai AU$102,05 miliar pada 2024.
One Global Capital pun telah mencatatkan kinerja impresif di sektor ini. One Global Resorts Green Square, salah satu proyek unggulan mereka, mencatat kenaikan RevPAR (Revenue per Available Room) sebesar 17,5%, dengan tingkat keterisian kamar naik 13,1% menjadi 98,3%. Bahkan, hotel ini kini masuk dalam Top 20 dari 194 hotel di Sydney versi Tripadvisor.
Tak berhenti di situ, One Global Capital juga berencana melakukan ekspansi lebih lanjut. “Kami berencana untuk melakukan akuisisi terhadap Hotel Skye Suites CBD untuk bisa menjadi bagian dari ekosistem One Global Resorts dan menjadi bagian dari rencana pertumbuhan kami di masa depan,” tutup Iwan. (*)