BPD Bali Bagikan Dividen Rp658 Miliar, Melonjak 18,9%

null
Foto : BPD Bali.

PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali membagikan dividen Rp658,84 miliar kepada para pemegang saham. Pembagian dividen tahun buku 2024 ini meningkat 18,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp553,67 miliar. "Bank BPD Bali sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membagikan laba ke Pemerintah Provinsi Bali selaku pemegang saham dalam bentuk dividen yang digunakan untuk merealisasikan berbagai inovasi serta program pemerintah demi kepentingan masyarakat," ujar Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma, dalam keterangan tertulis yang diterima swa.co.id di Denpasar, Bali, Kamis (6/2/2025) kemarin.

Pembagian dividen ini ditetapkan BPD Bali pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024. RUPS yang dipimpin Komisaris Utama, I Gusti Ngurah Bagus Artawa, dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Bali, seluruh bupati dan wali kota atau perwakilannya selaku pemegang saham beserta jajaran Dewan Komisaris, dan Direksi BPD Bali,di Kantor BPD Bali, Renon, pada Selasa pekan ini.

Terdapat sejumlah agenda dalam RUPS Tahun Buku 2024, yaitu laporan tahunan perseroan, informasi rencana bisnis bank tahun 2025, serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris. Para pemegang saham BPD Bali menyetujui laporan tahunan perseroan tahun buku 2024, laporan keuangan perseroan, dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris tahun buku 2024.

Perseroan di tahun lalu itu membukukan laba bersih senilai Rp878,46 miliar atau melonjak sebesar 19%dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp738,23 miliar. Pertumbuhan laba bersih ini bersumber dari pendapatan bunga bersih selama 2024 atau naik 5,78% atau menjadi Rp2,4 triliun.

Pencapaian laba juga bersumber dari fee based income sebesar Rp129,43 miliar atau naik 13,94%.Berdasarkan fungsi intermediasi yang dilakukan, terdapat peningkatan penyaluran kredit secara tahunan mencapai 7,94% atau sebesar Rp22,8 triliun pada Desember 2024.

Komposisi penyaluran kredit produktif mencapai 56,76% dari total portofolio kredit pada Desember 2024 atau meningkat dari Desember 2023 sebesar 54,34%.BPD Bali menurut Sudharma juga terus mengoptimalkan kemajuan UMKM. Salah satunya melalui penyaluran kredit kepada debitur UMKM. Capaian penyalurannya per Desember 2024 mencapai Rp11,6 triliun atau 51,29% dari total kredit yang disalurkan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2024 yang disalurkan mencapai Rp1,9 triliun.Dari sisi pendanaan, current account savings account (CASA) mengalami peningkatan sebesar 70,80%, dana pihak ketiga tumbuh 15,10% atau menjadi Rp32,1 triliun dari Rp27,9 triliun. Peningkatan kredit dan pendanaan bank juga mendorong peningkatan aset.

BPD Bali mencatatkan aset sebesar Rp38,3 triliun atau meningkat sebesar 11,66% dari Rp34,3 triliun. Selain aset, rasio keuangan juga terjaga dengan baik. Rasio return of asset (ROA) sebesar 3,20%, return of equity (ROE) 21,68%, net interest margin (NIM) 6,66%, non performing loan (NPL) gross 0,92%, dan cost to income ratio (CIR) 49,39%.

Sudharma mengapresiasi dukungan dari berbagai kalangan yang terlibat sehingga RUPS berjalan lancar. "Atas dukungan penuh pemegang saham melalui penyertaan modal, modal inti BPD Bali per Desember 2024 mampu mencapai Rp4,5 triliun. Walhasil, BPD Bali kini memiliki struktur modal yang kuat dan likuiditas yang cukup dalam rangka ekspansi bisnis," ucapnya.

BPD Bali berkomitmen terus meningkatkan layanan dan memperluas ekosistem digital. BPD Bali telah meluncurkan produk Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), Kredit Prioritas Sektor Pertanian (KPSP), Kredit Subsidi Kredit Usaha Mikro Badung Sejahtera (Sidi Kumbara), Kredit KMG Peralihan Plus, kerja sama co-branding uang elektronik card based Flazz dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA, Produk Bali Dwipa Multi Protection, penerimaan Pungutan Wisatawan asing dan transaksi derivative FX Option pada 2024.

Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, mengapresiasi kinerja yang dicapai BPD Bali. "Ke depannya, Bank BPD Bali agar tidak lengah dan terus bertransformasi, adaptif dalam menghadapi perkembangan dan ketatnya persaingan di industri perbankan dengan penguatan organisasi seperti pengembangan sumber daya, teknologi, pengembangan prosedur dan penguatan corporate governance sehingga mampu tumbuh dan bersaing serta berperan dalam perekonomian Bali," ujar Mahendra menjabarkan. (*)

# Tag