Survei BI Ungkap Kinerja Dunia Usaha di Bali Melambat di Kuartal IV/2024
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Provinsi Bali mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha di Provinsi Bali pada kuartal IV/2024 melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.Ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan dunia usaha sebesar 29,56%, atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 65,08%.
Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti cuaca ekstrim dan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada kuartal keempat tahun lalu itu yang tidak setinggi kuartal sebelumnya.“Kinerja SKDU Provinsi Bali pada triwulan IV di tahun lalu itu masih bertumbuh meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Curah hujan tinggi pada pada kuartal IV/2024 diperkirakan sebagai faktor yang mempengaruhi kondisi kegiatan usaha di Provinsi Bali. Beberapa Lapangan Usaha (LU), seperti LU pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan karena berakhirnya masa panen," ujar Erwin secara tertulis, Senin (10/2/ 2025)
Penurunan pada LU pertanian sejalan dengan kapasitas produksi terpakai LU pertanian pada triwulan IV 2024 sebesar 72,47%, atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 79,86%,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja pada keterangan tetrulis di Denpasar, Bali, Senin (10/2/2025).
Sektor akomodasi makan dan minum (akmamin) turut mengalami penurunan.Responden menyampaikan, hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas wisata pada saat libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru akibat cuaca hujan. Penurunan akmamin terlihat dari menurunnya tingkat kunjungan wisatawan pada kuartal IV/2024.“Berdasarkan data Angkasa Pura, jumlah kunjungan domestik kuartal IV 2024 sebanyak 1,22 juta orang, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,37 juta orang. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) juga turut mengalami penurunan, dengan jumlah kunjungan wisman pada triwulan IV 2024 sebanyak 1,75 juta orang, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,98 juta orang,” jelasnya.
Meski demikian, responden memperkirakan kegiatan dunia usaha pada kuartal pertama 2025 ini tumbuh positif dengan SBT sebesar 34,55%. Hal ini terutama didorong oleh capaian LU pertanian, kehutanan, dan perikanan yang diprakirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya musim panen pada komoditas utama seperti padi.
Selain itu, sektor perdagangan juga menunjukkan potensi pertumbuhan kinerja usaha sejalan dengan adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idul Fitri.SKDU merupakan survei setiap kuartal oleh Bank Indonesia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi kinerja dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta menyediakan informasi tentang ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi.
Pelaksanaan SKDU di Provinsi Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di seluruh Provinsi Bali dan mewakili 17 kategori lapangan usaha.“Metode perhitungan dilakukan dengan saldo bersih tertimbang yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah respon yang memberikan jawaban menurun, dan dengan memperhitungkan bobot masing-masing lapangan usaha,” tutur Erwin. (*)