BNI Sekuritas Prediksi IHSG Terkoreksi, Intip Peluang Cuan Saham DEWA, MLPL, JPFA, BFIN, BRIS, dan INTP
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin ditutup naik 1.74%, tapi masih disertai dengan aksi jual bersih investor asing senilai Rp231 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BMRI, BBRI, INKP, dan MDKA.
"IHSG hari ini masih berpotensi terkoreksi kembali setelah inflasi di Amerika Serikat naik di atas ekspektasi yang membuat kekhawatiran the Fed menunda cut suku bunga," ucap Fanny Suherman, Head of Research Retail PT BNI Sekuritas di Jakarta, Kamis (13/2/2025). Level support IHSG pada rentang 6.500-6.550 poin dan resistance di 6.700-6.750 poin
Indeks-indeks Wall Street bervariasi pada Rabu (13/2/2025) kemarin. Setelah data inflasi AS Januari menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari perkiraan. Indeks S&P 500 turun 0,27% dan Dow Jones melemah 225,09 poin atau 0,5%. Sedangkan, Nasdaq Composite naik tipis 0,03%.
Data indeks harga konsumen (CPI) Januari menunjukkan kenaikan 0,5% secara bulanan yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3%. Inflasi naik menjadi 3% secara tahunan atau melebihi ekspektasi 2,9%. Sementara itu, inflasi inti naik 0,4% secara bulanan dan 3,3% secara tahunan, melampaui perkiraan. Kenaikan inflasi tersebut memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke level tertinggi sesi di 4,66%.
Saham raksasa teknologi seperti Amazon dan Alphabet melemah, sementara saham sektor konsumsi dan perbankan ikut tertekan karena potensi pelemahan belanja konsumen. Di tengah tekanan pasar, pernyataan Ketua DPR AS, Mike Johnson sedikit membantu sentimen investor. Menurut Reuters, Gedung Putih sedang mempertimbangkan pengecualian tarif timbal balik pada produk seperti farmasi dan otomotif. Hal ini mendorong saham General Motors (GM) dan Ford ditutup menguat, bersama dengan saham Eli Lilly.
Pasa saham Asia-Pasifik beragam dengan kecenderungan menguat pada Rabu itu setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga. Pada Selasa pekan ini, Powell kembali menekankan fokus bank sentral untuk mengendalikan inflasi dan menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,60%.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,42% dan Topix naik tipis 0,01% setelah perdagangan dilanjutkan pasca liburan. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,37% sementara Kosdaq melemah 0,59%. Indeks Hang Seng Hong Kong meningkat 2,64%, Shanghai Composite China naik 0,85%, sementara Taiex Taiwan melemah 0,40%. India dijadwalkan untuk melaporkan data inflasi bulan Januari. SoftBank Group akan merilis laporan pendapatan kuartal ketiga fiskalnya pada kemudian hari.
BNI Sekuritas merekomendasikan saham DEWA, MLPL, JPFA, BFIN, BRIS, dan INTP pada perdagangan Kamis ini;
DEWA buy on weakness dengan area beli di Rp109, cutloss jika break di bawah Rp106. Jika tidak break di bawah 106, potensi naik ke 113-116 pada jangka pendek (short term).
MLPL spec buy dengan area beli di Rp127, cutloss jika break di bawah Rp124. Jika tidak break di bawah Rp124, potensi naik ke Rp130-133 short term.
JPFA spec buy dengan area beli di Rp2.050, cutloss jika break di bawah Rp2.030. Jika tidak break di bawah Rp2.030, potensi naik ke Rp2.080-2.130 short term.
BFIN spec buy dengan area beli di Rp830, cutloss jika break di bawah Rp820. Jika tidak break di bawah Rp820, potensi naik ke Rp850-865 short term.
BRIS buy on weakness dengan area beli di Rp2.900, cutloss jika break di bawah Rp2.870. Jika tidak break di bawah Rp2.870, potensi naik ke Rp3.040-3.100 short term.
INTP spec buy dengan area beli di Rp5.175, cutloss jika break di bawah Rp5.125. Jika tidak break di bawah Rp5.175, potensi naik ke Rp5.300-5.375 short term. (*)