Future Creation Mindset

null

Saya semakin tertegun dengan anak muda yang sangat antusias menciptakan dunia baru yang sebelumnya tak terpikirkan oleh saya. Bagi saya, mereka adalah anak muda yang mau jadi “Architect of Tomorrow Not Just a Passenger”. Ini yang menyebabkan terjadinya friksi antara generasi sebelumnya dengan generasi Z, Alpha, dan Beta.

Gen Z dan generasi yang lebih awal berusaha memasukkan masa lalu mereka ke masa depan generasi baru, dan itu tidak mungkin lagi dengan kondisi saat ini. Pemaksaan ini yang membuat konflik antargenerasi.

Seharusnya, Gen Z dan generasi sebelumnya sadar kita harus memasuki the future yang memang sudah disiapkan bagi mereka; kita harus mau belajar, bukan mereka yang beradaptasi.

Masa depan ini bukan sesuatu yang harus kita takuti, ikuti, atau sekadar persiapkan diri untuk menghadapinya. Masa depan adalah sesuatu yang harus kita bersama ciptakan.

Kita bukan sekadar penumpang yang pasrah dalam perjalanan waktu, melainkan arsitek yang menentukan arah dan desain dari dunia yang akan datang. Ini yang saya sebut sebagai kita, semua generasi yang proaktif, harus memiliki future creation mindset, bukan bangga dengan nostalgia “enak jamanku to”.

Kita yang mau memiliki future creation mindset berpegang pada tiga pilar utama yang membedakan kita dari yang lain:

Go Counter Flow: Berpikir Berbeda, Bertindak Berani

Dunia ini dihuni oleh dua jenis orang: yang mengikuti tren dan yang menciptakan tren. Pemikir future proof bukan sekadar inovator, tetapi disruptor —mereka menciptakan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Salah satu contoh terbaik dari pendekatan ini adalah OpenAI dengan ChatGPT. Saat kebanyakan perusahaan teknologi masih berkutat dengan chatbot konvensional yang terbatas dalam pemahaman dan interaksi, OpenAI menciptakan revolusi dengan model AI generatif yang dapat menulis, berdiskusi, bahkan membantu pemrograman dan penelitian ilmiah.

Namun, pesaing besar seperti DeepSeek, yang didukung oleh Tiongkok, muncul dengan pendekatan berbeda, menantang dominasi OpenAI dengan model AI yang lebih efisien dan lebih cepat dalam pemrosesan data.

Persaingan ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang siapa yang bisa menciptakan masa depan kecerdasan buatan yang lebih luas dan berdampak besar bagi dunia.

Orang-orang dengan future creation mindset memahami bahwa tidak cukup hanya mengikuti arus inovasi. Mereka harus melawan arus, menciptakan tren baru, dan membawa teknologi ke arah yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.

Break the Mold: Hancurkan Pola Lama, Bangun yang Baru

Banyak industri yang selama ini berjalan dengan pola konvensional tiba-tiba berubah secara drastis berkat keberanian seseorang untuk menghancurkan aturan lama dan menggantikannya dengan sesuatu yang benar-benar baru.

Contoh paling menonjol adalah TikTok. Sebelum TikTok, media sosial berbasis video masih didominasi oleh YouTube dengan format video panjang. Instagram dan Facebook masih terpaku pada foto dan video pendek dengan interaksi terbatas. TikTok menghancurkan model ini dan memperkenalkan algoritma berbasis short-form video dengan personalisasi ekstrem. Hasilnya?

Industri media sosial berubah total. Kini, YouTube, Instagram, bahkan Facebook terpaksa meniru model TikTok dengan fitur seperti YouTube Shorts dan Instagram Reels.

TikTok tidak hanya menciptakan tren baru, tetapi juga mengubah cara orang mengonsumsi konten digital secara global. Mereka yang memiliki future creation mindset tidak takut untuk menghancurkan pola lama dan membangun sistem yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia yang terus berubah.

Overflow, Not Just Follow: Berikan Lebih daripada Yang Diharapkan

Mereka yang memiliki pola pikir ini tidak sekadar mencari cara untuk bertahan dalam perubahan, tetapi selalu berpikir bagaimana memberikan dampak yang lebih besar daripada yang diharapkan.

Salah satu contoh terbaik dari pendekatan ini adalah dalam dunia kesehatan digital. DeepMind Health, bagian dari Google, tidak hanya mengembangkan AI untuk mendiagnosis penyakit lebih cepat, tetapi juga menciptakan sistem yang dapat memprediksi kemungkinan gagal ginjal hingga 48 jam lebih awal dibandingkan metode konvensional.

Hal serupa terjadi di dunia kecerdasan buatan untuk desain obat-obatan. Perusahaan seperti Insilico Medicine menggunakan AI untuk mempercepat penemuan obat baru, memangkas waktu pengembangan dari bertahun-tahun menjadi hanya beberapa bulan.

Mereka tidak hanya berpikir tentang bagaimana mengikuti tren industri farmasi, tetapi menciptakan masa depan di mana obat-obatan bisa ditemukan lebih cepat dan lebih murah, menyelamatkan jutaan nyawa.

Mereka yang memiliki future creation mindset memahami bahwa keberanian bermimpi bukan sekadar angan-angan, tetapi bahan bakar untuk transformasi.

Mereka tidak hanya bertanya, “Apa yang akan terjadi?” , tetapi lebih jauh lagi, “Apa yang bisa aku ciptakan?”

Dunia tidak berubah dengan sendirinya. Ia berubah karena orang-orang berani menciptakan sesuatu yang belum pernah ada. (*)

# Tag