Reku Keluarkan Crypto Futures dengan 25x Leverage
Platform investasi aset kripto dan Saham AS, Reku, mengumumkan peluncuran perdagangan derivatif kripto yang dinamakan Reku Futures. Peluncuran fitur ini secara resmi bekerja sama di bawah pengawasan Bappebti dan Bursa Kripto Indonesia (CFX).
Dengan fitur ini, investor kripto dapat melakukan perdagangan derivatif dengan kontrak perpetual (tanpa expiry date) di berbagai aset kripto pilihan seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, dan lainnya.
“Peluncuran Reku Futures ini merupakan milestone penting dalam memperluas strategi trading kripto bagi masyarakat. Sebanyak ratusan perusahaan kripto telah menyediakan layanan derivatif ini dengan total perdagangan mencapai US$3,7 triliun atau setara Rp60.118 triliun berdasarkan Coingecko," ungkap Jesse Choi selaku Co-CEO Reku, Jumat (14/2/2024).
"Dengan jumlah investor kripto di Indonesia yang berada di peringkat ke-3, ini menandakan besarnya potensi positif perdagangan derivatif di Indonesia dan Reku siap menggenjot pertumbuhan transaksi Futures ini,” Jesse menambahkan.
Dalam mekanisme Reku Futures, pengguna dapat memprediksi pergerakan harga aset kripto tanpa perlu memiliki aset dasarnya. Dengan leverage 25x, pengguna dapat meningkatkan potensi keuntungan walau menggunakan modal awal kecil. Dengan begitu, pengguna juga dapat mengoptimalkan strategi trading-nya dalam kondisi market apapun, baik ketika harga sedang naik maupun turun.
Fitur Reku Futures ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Seperti misalnya dalam waktu dekat, Reku Futures juga akan dilengkapi dengan sistem manajemen risiko yang mumpuni melalui Stop Loss dan Take Profit. Sehingga pengguna dapat secara fleksibel mengelola risiko berdasarkan tujuan investasi dan profil masing-masing.
"Selain itu, kami juga memahami bahwa layanan Futures ini memiliki risiko tersendiri, oleh karena itu, kami akan melanjutkan upaya edukasi dengan berkolaborasi bersama komunitas kripto dan investasi agar masyarakat bisa mengoptimalkan fitur ini sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing,” imbuh Jesse. (*)