Jurus Fridericiana Marie Tebarkan Sensasi Bath Bomb Buatan Lokal
Fridericiana Marie telah membawa bisnisnya, Maiimi, ke tingkat yang lebih tinggi dengan fokus pada produk nourishing bath & spa. Merek lokal ini dikenal dengan produk unggulan bath bomb yang dirancang untuk memberikan pengalaman relaksasi dan perawatan tubuh terbaik. Bath bomb adalah produk perlengkapan mandi yang memberikan warna-warni yang indah dan busa melimpah untuk berendam.
Maiimi dirintis oleh Marie saat ia masih duduk di bangku SMA pada 2018. Saat itu, bisnis ini masih dalam skala kecil, lebih sebagai usaha sampingan daripada sebuah brand yang mapan.
Namun, semangat dan ketertarikannya pada dunia bath & body care terus berkembang. Bahkan, saat menempuh pendidikan di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Marie mengangkat produk bath bomb Maiimi sebagai topik skripsinya.
Tahun 2022 menjadi titik balik bagi Maiimi. Marie memutuskan untuk merombak total konsep bisnisnya dengan melakukan rebranding setelah pindah ke Jakarta.
Sebelum rebranding, bisnis ini masih fokus pada bath bomb dengan formula sederhana. Namun, setelah perubahan ini, Maiimi di bawah naungan PT Mari Sini Bermimpi hadir dengan inovasi baru, baik dari segi formula maupun konsep kemasan.
Salah satu keunggulan utama Maiimi adalah positioning-nya sebagai merek bath bomb lokal pertama yang tidak sekadar menjadi produk maklon (produk yang dibuat oleh pihak ketiga), melainkan dikembangkan sebagai sebuah merek mandiri. Dengan strategi ini, Marie memastikan bahwa produk Maiimi memiliki identitas dan kualitas yang khas serta mampu bersaing di pasar.
Keputusan Marie untuk pindah ke Jakarta bukan tanpa alasan. Ia memiliki visi besar untuk Maiimi dan mencari bimbingan dari para ahli di industri ini. Salah satu langkahnya ialah belajar dari tiga pendiri HMNS Perfume sebagai mentornya. Ketiganya, yang juga merupakan alumni SBM ITB, dianggap memiliki pengalaman luas dalam membangun brand di industri personal care.
Melalui bimbingan mereka, Marie semakin memahami tantangan dalam industri body care. Mulai dari proses formulasi produk yang memerlukan riset mendalam hingga regulasi yang harus dipenuhi, seperti sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Ia harus melewati berbagai uji coba di laboratorium farmasi untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik yang aman digunakan.
Menurut Marie, tren penggunaan bath bomb semakin meningkat seiring dengan populernya konsep staycation, terutama sejak pandemi Covid-19. Liburan yang sebelumnya identik dengan perjalanan ke luar kota atau luar negeri mulai bergeser ke pengalaman menginap di hotel dalam kota.
“Hal ini membuka peluang bagi Maiimi untuk berkolaborasi dengan berbagai hotel yang ingin menghadirkan pengalaman mandi yang lebih mewah dan menyenangkan bagi tamu mereka,” ungkapnya.
“Tidak semua orang memiliki bathtub di rumah, sehingga pengalaman berendam dengan bath bomb lebih sering terjadi di hotel,” kata wanita kelahiran 1999 ini.
Melihat peluang ini, Maiimi menjalin kemitraan dengan berbagai hotel, termasuk Four Points Pakuwon Surabaya, Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung, Verse Lite Hotel Gajah Mada Jakarta, dan Verse Luxe Jakarta, serta beberapa hotel butik.
Meski demikian, memperkenalkan bath bomb ke industri perhotelan bukanlah hal mudah. Apalagi, kebanyakan orang Indonesia lebih terbiasa menggunakan shower ketimbang berendam di bathttub.
Banyak hotel yang rupanya juga belum familier dengan produk ini sebagai fasilitas bagi tamu. Beruntung, beberapa hotel sudah menyadari pentingnya menciptakan pengalaman mandi yang lebih istimewa.
“Sensasi mandi berendam dengan bath bomb dapat menjadi nilai tambah yang membedakan hotel mitra Maiimi dari kompetitor merek,” kata Marie.
Sejak pertama berdiri hingga 2024, Maiimi mengandalkan penjualan daring sebagai kanal utama. Padahal, produk bath bomb sejatinya menawarkan pengalaman multisensori, di mana konsumen idealnya bisa mencium aroma dan merasakan teksturnya langsung sebelum membeli.
Untuk mengatasi tantangan itu, Maiimi mengembangkan strategi pemasaran berbasis narasi di media sosial. “Dengan cara ini, kami dapat menggambarkan sensasi yang akan dirasakan konsumen saat menggunakan produknya, meskipun mereka belum mencobanya secara langsung,” Marie menjelaskan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan, Maiimi berencana memperluas distribusi ke pasar offline pada 2025. Salah satu alasannya, satu dari tiga konsumen lebih menyukai pembelian instan agar bisa segera menikmati pengalaman mandi berendam. Hal ini juga mendorong tren menginap di hotel bagi mereka yang tidak memiliki bathtub di rumah.
Ke depan, Maiimi berencana memperkuat distribusi dengan memperbanyak toko offline, terutama di kota-kota besar, termasuk di Bali. Selain itu, ekspansi ke pasar internasional juga menjadi prioritas, dengan Australia sebagai target utama.
Negara ini dipilih karena masyarakatnya terbiasa berendam di bathtub. Dengan strategi ini, Maiimi berharap dapat terus berkembang dan mengukuhkan posisinya sebagai brand lokal unggulan di industri bath & spa.
Setelah sukses dengan produk bath bomb, Maiimi juga hendak mengeksplorasi lini produk body care. Meski begitu, setiap produk tetap harus memenuhi standar utama Maiimi: memberikan pengalaman sensorik yang menyeluruh (experience) serta tetap lembut di kulit (gentle).
Salah satu produk inovatifnya ialah sampo Naked Under The Clouds, yang menawarkan sensasi relaksasi dengan aroma rose musk. “Produk ini mendapat respons luar biasa dari pasar dan menjadi salah satu yang terlaris,” ujarnya.
Selain itu, pada 2025, Maiimi juga berencana mengembangkan produk kids bath bomb untuk menjawab tingginya permintaan, khususnya dari kalangan ibu-ibu. Produk ini dirancang untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan sensorik mereka melalui pengalaman melihat warna, mencium aroma, menyentuh tekstur, hingga merasakan sensasi berendam yang menyenangkan. (*)