BRIS Mengantongi Izin Bullion, Sahamnya Berikan Cuan
Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada perdagangan 18 Februari 2025 naik 0,99% atau menjadi Rp3.070 dari perdagangan sebelumnya. Harga saham bank yang dikenal BSI ini kian menanjak pada tahun berjalan (year to date) lantaran melonjak sebesar 10,43%. Secara bulanan, harga saham BRIS naik 5,13% pada 3-18 Februari 2025, tertinggi dibandingkan dengan saham perbankan lainnya. Kemarin, volume perdagangan saham BRIS mencapai 49,35 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai salah satu top 10 saham movers dalam indeks LQ45.
Head of Investor Relation BSI, Rizky Budinanda, menjelaskan kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp317 miliar sepanjang 2025. Perusahaan melihat ekspektasi kinerja positif perseroan didorong oleh diterbitkan perluasan bisnis BSI oleh regulator yakni bullion bank. Izin usaha bulion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu pekan lalu.
Dengan demikian, perseroan mengantongi izin untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. BSI mendapatkan izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bulion dan hal ini menjadi dasar (legal standing) perseroan untuk memulai menjalankan bisnis bank bulion.
Kegiatan usaha bulion berdasar POJK No 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bahkan bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas. Bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18% secara tahunan. Produk cicil emas di tahun lalu itu menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% atau menjadi Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai 31,3%, menjadi Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%.
"Bisnis emas memang merupakan unique product BRIS dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4%," ucap Rizky.
Rizky berpendapat perluasan bisnis ini diharapkan menjadi peluang baru bagi BSI untuk diversifikasi produk emas. Saat ini, perseroan telah memiliki bisnis emas yakni Cicil Emas dan Gadai Emas. Ke depannya, izin dari OJK itu memacu perseroan berekspansi untuk mendorong bisnis emas secara ekosistem dari hulu ke hilir. "Kami berharap BSI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan emas," imbuhnya. (*)