Kunci Bisnis KJ Perabot Bertahan Hingga 52 Tahun
KJ Perabot boleh dibilang merupakan toko perabotan legendaris. Toko peralatan rumah tangga ini dirintis oleh pasangan suami istri, Haji Minin Derachim dan Ati Rochyati pada tahun 1973 di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Kedua sosok ini dikenal pekerja keras yang berusaha membangun perekonomian masyarakat sekitar untuk lebih produktif melalui hasil kerajinan tangan.
Berjualan Grosir
Awalnya, toko ini berbadan hukum UD Karya Jaya yang hanya menjual sapu ijuk, kuas, kemoceng dan alat-alat kebersihan lainnya secara grosir. Meski terlihat bisnis yang sederhana, tapi siapa sangka bisnis tersebut tidak hanya bertahan selama 52 tahun (1973-2025), tapi juga terus berkembang.
Perkembangannya bisa terlihat dari beberapa hal, pertama, jumlah cabang. Setelah hanya satu cabang di Cipayung, baru-baru ini menambah satu toko lagi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Perkembangan kedua terlihat dari kategori produk. Jika awalnya hanya berkutat di produk home cleaning, belakangan ini merambah produk home living, home kitchen, hobi, cinderamata dan aksesoris rumah lainnya. Harga produk per item mulai dari Rp15 ribu untuk storage plastik dan termahal adalah furnitur seperti sofa seharga Rp13 juta.
Perkembangan ketiga dilihat dari regenerasi. Bermula dari orangtua sebagai pendiri bisnis keluarga, kini dikelola oleh lima anaknya sebagai generasi kedua.
Salah seorang generasi kedua KJ Perabot adalah Dian Damayanti yang juga dipercaya sebagai direktur. Terhitung tahun 2016, pengelolaan usaha dilakukan lebih maju, dari konsep niaga tradisional menjadi manajemen retail modern dengan mengibarkan bendera PT Karya Jaya Sembilan Saudara (KJSS) yang dikenal dengan merek dagang KJ Perabot.
Bertahan selama 52 tahun tentu tak mudah. Lantas, apa rahasianya?
Jawabannya: customer experience yang memuaskan di samping produk yang lengkap dan tertata baik. Menurut Dian, kini KJ Perabot menyuguhkan tempat berbelanja yang nyaman dibalut nuansa estetik. KJ Perabot dikenal sebagai toko perabot yang nyaman serta memiliki keindahan dalam penataan interior toko dengan ribuan pilihan produk, mulai dari furnitur, perlengkapan elektronik, perlengkapan makan, perlengkapan dapur, alat kebersihan hingga produk kerajinan hasil tangan anak bangsa. Semua hadir memanjakan mata pengunjung hingga dirasakan sebagai surganya kaum Hawa.
Ada juga fasilitas bangku dan sofa di beberapa titik untuk spot foto atau sekadar duduk. Jika membawa anak kecil juga disediakan kick corner untuk area tunggu dan bermain anak.
Lebarkan Sayap
“Pertimbangan kami membuka cabang ke-2 di Lebak Bulus karena lokasinya mudah dijangkau pelanggan dari banyak tempat, seperti Cinere, Ciledug, Kebayoran, Depok, Bogor dan Bekasi. Selain itu, untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru di wilayah baru,” ungkap Dian yang terlibat dalam pengelolaan bisnis keluarga sejak kuliah di jurusan Pariwisata Universitas Trisakti, Jakarta.
Kepada Swa.co.id, Dian menyebut investasi pembukaan cabang baru KJ Perabot sekitar Rp3-4 miliar untuk inventory. Jumlah ini tentu belum termasuk hitungan gedung dua lantai di atas lahan seluas 800 meter persegi. Di gerai ini juga dilengkapi musola dan tempat workshop kapasitas 15-20 orang untuk acara komunitas, event, atau cooking class dan sebagainya.
“Kalau investasi di KJ Perabot pusat di Cipayung pasti lebih besar karena luas gedungnya sekitar 1.350 meter persegi dan SKU produk 10.000 unit,” tutur wanita kelahiran Jakarta, 25 Desember 1984, ini.
Selain mengoptimalkan penjualan offline, KJ Perabot juga agresif menjual secara online. “Penjualan online kami lakukan sejak tahun 2017. Hampir semua marketplace besar, produk KJ Perabot tersedia. Juga ada di website resmi kjperabot.co.id. Animo masyarakat cukup tinggi dalam belanja online terutama di Shopee dan TikTok. Pelanggan kami tersebar dari Aceh hingga Papua,” ungkapnya.
Adapun penjualan terbanyak di KJ Perabot secara online itu antara lain tudung saji, piring-piring cantik dan hampers. Namun, jika penjualan offline di toko, produk best seller adalah peralatan dapur, home living, home cleaning. Kontribusinya sekitar 85 persen dari total penjualan.
Nah, menjelang Ramadan dan Idulfitri, KJ Perabot memperbanyak produk hampers produk peralatan makan atau memasak. “Kami akan memanfaatkan momen menjelang Ramadan dan Lebaran untuk menggenjot penjualan hampers yang banyak diminati ibu-ibu untuk mengirim hadiah,” ujarnya.
Gempuran Cina
Dalam perjalanan KJ Perabot yang sudah lebih dari setengah abad, menurut Dian, akhir-akhir ini tantangan terberat di bisnis yang mereka geluti adalah gempuran produk peralatan rumah tangga dari Cina dan perang harga tidak sehat.
”Salah satu solusi kami ada meningkatkan kualitas dan bekerja sama dengan UMKM binaan agar memproduksi produk-produk yang eksklusif, hanya dijual di KJ Perabot agar tidak pasaran,” jelas Dian seraya menyebut pertumbuhan bisnis KJ Perabot sekitar 15% per tahun.
Tak puas hanya memiliki dua toko besar, KJ Perabot berencana akan buka beberapa gerai lagi di Jakarta. “Karena KJ Perabot tidak hanya jualan produk, tapi kami juga menggandeng banyak UMKM dari Sukabumi, Citereup dan mitra bisnis dari Jawa Tengah dan Palembang. Yang lebih penting, kami membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran,” jelas bos dari ratusan karyawan ini. (*)