Kawasan Industri Jababeka (KIJA) Cetak Penjualan Real Estat Rp3,19 Triliun
Kawasan Industri Jababeka Tbk atau PT Jababeka Tbk (KIJA) mencetak pendapatan pra penjualan (marketing sales) real estat sebesar Rp3,19 triliun pada tahun 2024. Angka ini meningkat 28% dibandingkan dengan target senilai Rp2,5 triliun. Penjualan tersebut dikontribusikan dari marketing sales di kawasan industri Cikarang, Kendal, dan Tanjung Lesung.
Manajemen KIJA, seperti dilansir dari keterbukaani informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/2/2025), menjabarkan penjualan real estat di Cikarang, Jawa Barat, mencapai Rp942,9 miliar dari lahan seluas 15,4 hektare. Capaian itu berasal dari penjualan tanah matang di kawasan industri senilai Rp478,7 miliar dengan lahan seluas 11,9 hektare.
Kemudian, capaian lainnya berasal dari produk tanah dan bangunan sebesar Rp464,2 miliar, utamanya dari bangunan pabrik sebesar Rp215,4 miliar dan residensial sebesar Rp248,8 miliar. Sementara itu, penjualan tunggal terbesar berasal dari penjualan lahan 4 hektar untuk pusat data dari sebuah perusahaan Indonesia.
Terkait investor, tercapat 78% investor domestik yang menyumbang penjualan real estat di Cikarang. Sisanya, yaitu 22% berasal dari investor asing, terutama dari Cina.
Bergeser ke Kendal, Jawa Tengah, lahan industri KIJA di daerah ini mencetak marketing sales sebesar Rp2,14 triliun dari 135,9 hektare. Dua pembeli lahan terbesar di kawasan tersebut adalah perusahaan asal Cina dari perusahaan ban dan otomotif, masing-masing membeli lahan seluas 49 hektare (dalam dua transaksi terpisah) dan 12,7 hektare.
Di Kendal, investor asing seperti Tiongkok, Hong Kong, dan Korea Selatan mendominasi. Sekitar 91% investor menyumbang penjualan real estate di Kendal. Sedangkan 9% berasal dari investor domestik. Terakhir, di Tanjung Lesung, Banten. Kawasan tersebut meraih marketing sales sebesar Rp101,9 miliar.
Tahun ini, KIJA menargetkan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun. Rinciannya, Rp1,25 triliun dari kawasan industri di Cikarang dan lainnya, terdiri dari penjualan tanah matang dan produk industri sebesar Rp800 miliar dan produk residensial dan komersial sebesar Rp450 miliar (termasuk perusahaan patungan). Selebihnya, berasal dari kawasan industri Kendal sebesar Rp2,250 miliar. (*)