Fenomena #KaburAjaDulu: Ketika Karier Global Lebih Menarik daripada Berbakti di Dalam Negeri

Fenomena #KaburAjaDulu: Ketika Karier Global Lebih Menarik daripada Berbakti di Dalam Negeri

Dulu, menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pegawai BUMN adalah impian bagi banyak orang. Jaminan gaji tetap, tunjangan melimpah, serta dana pensiun yang terjamin menjadi daya tarik utama bagi generasi Baby Boomers dan Gen X.

Namun, kini tren itu bergeser. Generasi muda, khususnya Gen Z dan Milenial, lebih memilih #KaburAjaDulu, menjajal peluang bekerja di luar negeri atau perusahaan multinasional. Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari gaji yang lebih kompetitif, lingkungan kerja global, hingga akses ke teknologi terbaru.

Daya Tarik Perusahaan Asing: Gaji Besar dan Peluang Global

Berdasarkan survei Robert Walters, 99% profesional Indonesia masih tertarik bekerja di perusahaan asing. Alasan utama mereka adalah gaji yang lebih tinggi dan tunjangan yang menarik (88%), sesuatu yang sulit didapat di dalam negeri.

Survei ini dilakukan kepada lebih dari 400 profesional dan perusahaan di Indonesia untuk mendapatkan masukan tentang ekspektasi atau kekhawatiran utama mereka terkait gaji, perubahan karier, atau retensi staf untuk tahun mendatang. Survei Gaji Robert Walters didasarkan pada analisis penempatan yang dilakukan di berbagai kantor dan spesialisasi selama tahun 2024.

Kemudia, lebih dari sekadar insentif finansial, sebanyak 74% responden menginginkan pengalaman kerja internasional, sementara 63% berharap mendapat kesempatan relokasi ke luar negeri. Ini menunjukkan bahwa generasi muda semakin terbuka terhadap mobilitas karier global.

Selain itu, sebanyak 59% pekerja tertarik untuk merasakan budaya kerja yang lebih beragam, yang memungkinkan mereka memperoleh perspektif baru. Tak hanya itu, 54% melihat akses ke teknologi canggih dan riset sebagai nilai tambah yang hanya bisa didapatkan di perusahaan asing. Hal ini semakin memperkuat daya tarik bagi mereka yang ingin berkembang dalam lingkungan bisnis yang lebih maju.

Namun, tak semua profesional terpikat dengan iming-iming perusahaan asing. Beberapa talenta menganggap perbedaan budaya dan hambatan bahasa sebagai tantangan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk bekerja di luar negeri atau di perusahaan multinasional.

Integrasi Teknologi: Karyawan Kini Lebih Melek AI dan Digital

Seiring dengan perubahan lanskap kerja, adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning semakin meningkat. Survei Robert Walters mengungkapkan bahwa 54% responden kini lebih memilih perusahaan yang mampu mengintegrasikan teknologi dalam operasional mereka. Sektor-sektor seperti logistik, sumber daya manusia, dan layanan pelanggan telah mengalami transformasi signifikan berkat pemanfaatan AI.

Selain AI, keterampilan yang kini paling dicari adalah komputasi awan (cloud computing) dan keamanan siber (cybersecurity). Hal ini mencerminkan bahwa generasi muda semakin sadar akan pentingnya digitalisasi dalam dunia kerja. Perusahaan yang gagal mengadopsi teknologi ini berisiko tertinggal dalam persaingan mendapatkan talenta terbaik.

Soft Skills: Kunci Bertahan di Era Digital

Meskipun hard skill seperti AI dan cybersecurity semakin penting, soft skill tetap menjadi faktor penentu dalam dunia kerja. Perusahaan kini sangat menghargai kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis (53%), yang memungkinkan karyawan menangani tantangan dengan pendekatan analitis. Kemampuan kepemimpinan dan kolaborasi tim (46%) juga menjadi faktor utama, terutama dalam lingkungan kerja yang dinamis dan global.

Selain itu, komunikasi yang efektif (40%) juga menjadi keunggulan bagi para profesional. Sikap positif dan ketahanan (35%) semakin dihargai, terutama dalam menghadapi tantangan bisnis yang tidak terduga. Sementara itu, kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas (28%) semakin penting di era perubahan yang cepat ini.

Menatap Masa Depan: Karier Global atau Berkontribusi di Negeri Sendiri?

Dengan semakin banyaknya generasi muda yang tertarik untuk bekerja di luar negeri atau perusahaan multinasional, tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana menarik dan mempertahankan talenta terbaik agar tetap berkontribusi di dalam negeri. Perusahaan lokal harus mulai berbenah dengan menawarkan gaji yang lebih kompetitif, lingkungan kerja yang lebih inklusif, serta peluang pengembangan karier yang lebih jelas.

Pada akhirnya, keputusan untuk #KaburAjaDulu atau tetap berkarier di dalam negeri bukanlah sekadar pilihan pragmatis, melainkan juga refleksi dari dinamika ekonomi dan sosial yang terus berubah. Bagi generasi muda, dunia kini adalah panggung yang terbuka lebar. Yang terpenting, ke mana pun kaki melangkah, pastikan langkah tersebut membawa pertumbuhan dan dampak yang berarti. (*)

# Tag