Ekosistem Bale by BTN Pacu Kemudahan Masyrakat Membeli Rumah
Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat. Dalam satu tahun pemerintah menargetkan tiga juta rumah. Kebijakan pemerintah untuk 3 juta rumah menjadi peluang besar bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) untuk memperkuat ekosistem perumahan. Perseroan pada 9 Februari 2025 meluncurkan aplikasi Bale by BTN. Aplikasi ini dirancang sebagai super app yang menawarkan solusi menyeluruh dan layanan terbaik melalui inovasi digital. BTN berharap dapat jumlah pengguna Bale by BTN mencapai 4-5 jua user hingga akhir tahun ini.
Bale by BTN memberikan layanan yang mudah dan cepat. Memiliki visi menjadi ‘Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia. Perseroan menyematkan beragam fitur di aplikasi ini. Fitur ini mengkreasikan ekosistem perumahan dengan layanan finansial yang terintegrasi. Hal ini menjadi kekuatan Bale untuk memberikan experience berbeda dengan super apps lainnya. Pengamat pemasaran dan Managing Partner Inventure Inventure, Yuswohady, mengatakan kostumisasi, personalisasi dan kelengkapan ekosistem layanan di aplikasi perbankan digital itu menjadi aspek yang penting untuk menciptakan diferensiasi yang kuat pada supper apps atau aplikasi bank.
"Kelengkapan ekosistem layanan pada aplikasi perbankan digital seperti Bale by BTN menjadi faktor kunci untuk menentukan kemenangan persaingan," ujar Yuswohady kepada swa.co.id seperti ditulis di Jakarta, Jumat (21/2/2025). Dengan layanan yang lengkap jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024, meningkat 107% dibandingkan tahun 2023. Setiap bulannya, BTN mendapatkan 125 ribu pengguna baru yang mengunduh Bale by BTN. Di tahun 2025 ini, perusahaan menargetkan jumlah user hingga 4 juta pengguna.
BTN terus mendorong nasabah untuk bisa melakukan pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) di aplikasi tersebut. Caranya, nasabah setalah menemukan rumah idamannya, kemudian siapkan dokumen yang dibutuhkan seperti slip gaji, KTP, NPWP serta rekening koran. Setelah itu, nasabah mengisi form aplikasi kredit. Lalu, setelah pengajuan di aplikasi ini nasabah menunggu proses verifikasi dari bank untuk disetujui atau tidak. Jika disetujui, bisa langsung melakukan akad.
Nixon Napitulu, Direktur Utama BTN, berharap kemudahan masyarakat mengakses layanan ini memudahkan calon nasabah memperoleh penyaluran KPR. Hingga akhir Desember 2024, perseroan menyalurkan KPR subsidi mencapai Rp173,84 triliun atau naik 7,5% secara tahunan. Sedangkan, KPR non subsidi bertumbuh 10,2%, menjadi Rp105,95 triliun.
Sepanjang tahun 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.Nixon mengatakan penyaluran kredit BTN pada tahun lalu itu didorong oleh bisnis KPR subsidi dan non subsidi. Hal ini seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah.
“Kami sengaja menggunakan nama Bale untuk Super App ini karena berasal dari kata balai' yang berarti 'rumah', jadi ini adalah 'rumah' bagi masyarakat Indonesia. Bale sudah tersambung dengan dua juta user hanya dalam waktu satu tahun, dan pada tahun 2025 diharapkan bisa didorong ke angka empat hingga lima juta user,” ujar Nixon dalam Grand Launching Bale by BTN di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (9/2/2025)
Dengan semakin meningkatnya kenyamanan nasabah dalam bertransaksi digital, diharapkan akan membantu peningkatan dana pihak ketiga (DPK) ritel serta pendapatan berbasis biaya (fee based income).Sementara itu, Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business BTN, menambahkan meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap platform digital BTN terlihat dari pencapaian positif Bale by BTN sejak masih bernama BTN Mobile.
Hingga kini, jumlah user Bale by BTN diproyeksikan mencapai 3,6 juta, dengan volume transaksi mencapai Rp8 triliun per bulan. Setiap bulannya, BTN mendapatkan 125 ribu pengguna baru Bale by BTN. “Performance digital BTN menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan user aktif Bale by BTN. Hal ini karena BTN telah bertransformasi sedemikian rupa, sehingga transaksi digitalnya mengalami quantum leap (lompatan yang signifikan),” ucap Thomas.
Menurut Thomas, masyarakat di era digital ini mencari layanan yang dapat mengoptimalkan seluruh kebutuhan perbankannya. Oleh sebab itu, semakin nasabah merasa nyaman bertransaksi melalui platform digital, maka akan semakin tinggi transaksi dan jumlah simpanan saldo di rekening tabungan. Hal ini terlihat dari saldo tabungan, eDepo (deposito online), dan saldo merchant di Bale by BTN yang meningkat pada akhir 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada akhir Desember 2024, BTN mencatat peningkatan hampir 43% di saldo tabungan atau menjadi Rp16,76 triliun dari sebelumnya Rp11,66 triliun. Sementara itu, saldo eDepo melonjak 103,84%, menjadi Rp5,3 triliun dari sebelumnya Rp2,6 triliun. Sedangkan saldo merchant naik 58,6% atau menjadi Rp2,49 triliun dari sebelumnya Rp1,57 triliun.
Mayoritas user aktif BTN Mobile didominasi oleh segmen milenial atau nasabah produktif yang memiliki penghasilan dan terbiasa melakukan transaksi dengan menggunakan mobile banking. "Dengan adanya potensi pertumbuhan transaksi yang pesat, BTN berharap Bale by BTN dapat membantu masyarakat mengelola keuangan, sejalan dengan visi kami yang baru, yaitu menjadi 'Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia',” ujar Thomas.
Thomas mengatakan Bale by BTN memberikan pengalaman perbankan baru bagi nasabah dengan journey lengkap, mulai dari pembukaan rekening tabungan dana eDeposito, transactional banking, pengajuan kredit, pengajuan merchant, lifestyle ekosistem unggulan, hingga Plus by BTN Prioritas.
Berbagai fitur dan manfaat lainnya juga tersedia untuk memenuhi kebutuhan seluruh segmen nasabah setiap saat, seperti contohnya pengelolaan portofolio investasi, dan cashback 30% di 51 merchant nasional dan 1.731 merchant lokal.
“Seperti filosofi bale yang berarti balai atau rumah tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga, kami berharap Bale by BTN mampu menjadi rumah bagi seluruh aplikasi BTN sehingga menjadi one stop service bagi kebutuhan finansial maupun layanan pemenuhan kebutuhan sehari-hari termasuk, lifestyle nasabah,” ujar Thomas.
Sesuai dengan keunikan Bale by BTN yang menghubungkan nasabah dengan ekosistem perumahan, BTN telah menggabungkan platform BTN Properti ke dalam Bale by BTN dan mengembangkan fitur pengajuan KPR online yang lebih efisien.
“BTN adalah bank pertama yang memiliki inisiatif dalam pengajuan KPR online, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan input data dan dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan KPR tanpa harus datang ke kantor cabang. Saat dilakukan akad, ketika nanti sudah ada sistem e-notaris, BTN akan digitalkan notarisnya,” jelas Thomas.
Lebih lanjut, Thomas mengatakan, BTN juga berharap Bale by BTN akan diminati oleh segmen berusia lebih muda, yakni para Gen Z dan mahasiswa, sehingga super app ini didesain dengan daya tarik yang lebih catchy dan tone warna yang soft, lengkap dengan icon-icon fitur yang mudah digunakan oleh anak muda.
Bayar KPR di Aplikasi dan Kantor BTN
Pada kesempatan terpisah, Taufik Sukarna, mitra pengemudi (driver) Go-Jek membeli rumah. Ia mencicil rumah dengan dengan skema KPR di BTN. Taufik menjelaskan,cicilan KPR ini senilai Rp48 ribu per hari. Pada tahap awal, ia mencicil sebesar Rp 42 ribu per hari untuk melunasi uang muka cicilan rumah. Uang muka itu sudah dilunasi pada Oktober 2017. Saat ini, Taufik sudah masuk pada fase cicilan utang pokok KPR untuk rumahnya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Ia optimistis bisa merealisasikan impiannya membeli rumah karena penghasilannya mencukupi untuk membayar cicilan KPR. Sebab, rata-rata order yang diperoleh Taufik sebanyak 13-17 kali per hari. Jam kerjanya pun fleksibel.
Oh ya, Taufik sempat sempat kebingungan tatkala penghasilannya tak cukup membayar cicilan KPR di masa pandemic Covid-19. Sebab, penghasilannya menyusut tatkala pandemi Covid-19 melanda negeri ini di 2020-2021. Pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah untuk menangkal penyebaran virus corona ini membatasi mobilitas masyarakat. Dampak turunannya adalah pemesanan transportasi online melorot drastis. Taufik berjibaku sekuat tenaga agar penghasilannya tetap terjaga untuk menafkahi isteri dan ketiga anaknya.
Taufik, yang menjadi mitra pengemudi Go-Jek sejak tahun 2015 itu, mengubah taktik di era pagebluk. Mantan pegawai perusahaan pengelola jasa kearsipan ini berpindah haluan lantaran lebih banyak mengambil pemesanan GoFood (jasa antar makanan) dan GoSend (jasa antar paket) dari sebelumnya GoRide (jasa mengantar penumpang). Porsi penpadatan GoFood sebesar 80-90% dari total pendapatan harian senilai Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu. Sisanya dikontribusikan oleh jasa GoSend. Taufik mengatakan penghasilannya mulai stabil pada November 2020 hingga awal 2022 ini. Perlahan-lahan rerata penghasilannya stabil di kisaran Rp 250 ribu per hari. Sebelum pandemi, rata-rata pendapatan Taufik mencapai Rp 300 ribu/hari.
Nah, penghasilannya itu disisihkan untuk beragam kebutuhan, antara lain biaya sekolah dan kebutuhan pokok rumah tangga, iuran BPJS Ketenagakerjaan, menabung dan mencicil KPR. Perihal KPR, Taufik pada April 2017 membeli rumah dengan skema KPR bersubsidi di BTN di Cileungsi itu “Nama perumahannya Permata Nusa Indah di Cileungsi, KPR-nya bersubsidi yang saya cicil tiap bulan ke BTN. Rumah yang saya beli tipe 21/60, luas lahannya 60 m2,” tutur Taufik saat dihubungi swa.co.id di Jakarta, beberapa waktu lalu. Taufik menyebutkan nilai total cicilan KPR ini mencapai Rp1.050.000 setiap bulan.
Taufik sangat bersyukur bisa membeli rumah. “Alhamdulilah, saya masih bisa melanjutkan cicilan KPR di BTN. Beberapakali, saya membayar cicilan di aplikasi yang ada di handphone atau di kantor cabang BTN yang dekat rumah kontrakan saya di Cililitan,” ujar Taufik. Saat ini, dia dan keluarganya masih mengontrak rumah di kawasan Cililitan, Jakarta Timur. Harga sewa kontrakannya ini Rp1 juta/bulan.
Rencananya, Taufik akan memboyong keluarganya pindah ke rumah di Cileungsi itu. “Adanya KPR bersubsidi di BTN ini cukup meringankan. Alhamdulilah, saya bisa beli rumah, nggak kepikiran bisa beli dan masih bisa mencicil KPR,” imbuhnya dengan nada bersyukur. Dia bilang nasibnya lebih beruntung dibandingkan rekan-rekan seprofesinya yang tidak bisa melanjutkan cicilan KPR. (*)