BRI Peduli di Surabaya Berpotensi Memangkas Emisi Karbon Sebanyak 112,1 CO2

BRI Peduli yang menjadi payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan sampah serta menjaga kelestarian lingkungan melalui program BRI Peduli yang bertajuk Yok Kita Gas. Kali ini, perseroan menggelar kegiatan edukasi dan aksi pengelolaan sampah di Istana Maggot BSF di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini berpotensi mereduksi emisi gas karbon sebanyak 112,1 CO2 dan reduksi emisi gas metan sebanyak 98,6 CH4.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum memperingati Hari peduli Sampah di 21 Februari 2025. Kegiatan ini melibatkan 100 masyarakat Kelurahan Kebonsari serta 50 pelajar dari SMP Negeri 36 Surabaya.Berbagai aktivitas dilakukan dalam kegiatan pengelolaan sampah antara lain kegiatan sosialisasi pemilahan sampah.
Edukasi diberikan kepada peserta untuk memahami pentingnya memilah sampah sejak dari sumbernya untuk mendukung upaya daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih baik; kegiatan workshop pengolahan sampah agar peserta mendapatkan pemahaman tentang budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dan pembuatan ecoenzym serta mempraktikkan langsung pengolahan maggot BSF menjadi produk jadi dan pembuatan ecoenzym.
Para peserta juga mendapatkan pemahaman tentang bank sampah. Peserta diberikan pengetahuan untuk memilah dan mengumpulkan sampah bernilai ekonomis dapat menukarkannya dengan paket sembako yang telah disediakan. Terakhir, dalam kegiatan ini BRI Peduli menyerahkan bantuan tempat sampah pilah kepada kelurahan dan sekolah guna mendukung kebiasaan memilah sampah sejak dini.
Hasilnya, kegiatan Yok Kita Gas di Kebonsari Surabaya itu berhasil mengumpulkan 73 karung sampah, dengan jumlah sampah organik tereduksi sebanyak 20 kg, sampah argonaik 99,4 kg serta potensi reduksi emisi gas karbon sebanyak 112,1 CO2 dan reduksi emisi gas metan sebanyak 98,6 CH4.
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Catur Budi Harto, mengungkapkan program “BRI Peduli Yok Kita Gas” berdampak nyata untuk masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. Dampaknya terefleksikan dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan. “Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, dan Pilar Pembangunan Lingkungan,” ujarnya pada siaran pers pada Sabtu (22/2/2025).
Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia terutama di wilayah padat pemukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini antara lain mendapatkan wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah, sehingga meningkatkan awareness terhadap lingkungan dan mendapatkan keterampilan dalam memilah sampah dari rumah, sehingga mampu mengatasi persoalan sampah dari rumah tangga.
“Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot BSF menjadi salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pengelolaan sampah organik yang dapat mendorong pendapatan masyarakat serta menumbuhkan pola pikir dan mental masyarakat untuk gemar menabung melalui program bank sampah,” ungkapnya.
Sejak digulirkan pada tahun 2021, program “BRI Peduli Yok Kita Gas” telah dilaksanakan di 41 lokasi di wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di Pasar Tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat. Program ini diimplementasikan dalam dua bentuk yaitu Yok Kita Gas-Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas-Stand Alone Location dimana penyaluran program di lokasi Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat yang berlokasi padat penduduk baik di Kota/Desa.
Sasaran utama program ini adalah mendorong pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta siswa mengenai pengelolaan sampah dan mendorong kontribusi terhadap pengurangan emisi gas karbon yang dihasilkan dari limbah domestik.
Program ini telah menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan bank sampah sejumlah Rp1,79 miliar dan memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot dan 777 ecoenzym.
Program ini juga telah memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan, dimana jumlah sampah organik terserap sebanyak 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg, dengan potensi reduksi emisi gas metan dan karbondioksida untuk sampah organik sebanyak 5.442.000 kg CH4e dan 4.803.505.000 kg CO2e serta potensi reduksi emisi gas metan sampah anorganik sebanyak 221.123,5 kg CO2e.
Catur menyampaikan BRI Peduli Yok Kita Gas merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Gerakan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong terciptanya energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim.
“Selanjutnya program ini akan menyasar kota-kota lainnya di Indonesia dan berkolaborasi dengan bank sampah yang sudah terbentuk di masyarakat. Kami juga berkerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program baik dalam pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan SDM untuk masyarakat yang terlibat dalam program ini,” pungkasnya. (*)