Rika Juniaty Tanzil: Arsitek Keuangan di Balik Ekspansi Besar MR D.I.Y.
Dalam dunia ritel yang terus berkembang pesat, peran seorang Chief Financial Officer (CFO) tidak sekadar mengelola angka, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis di tengah berbagai tantangan ekonomi. Rika Juniaty Tanzil, Direktur Keuangan PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MR D.I.Y.), adalah sosok di balik kokohnya keuangan perusahaan yang agresif berekspansi di Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, MR D.I.Y. telah mengalami pertumbuhan pesat dengan ekspansi lebih dari 400 toko dalam dua tahun terakhir. Pada akhir 2024, total jaringan toko MR D.I.Y. telah mencapai lebih dari 900 lokasi di seluruh Indonesia.
“Ekspansi besar ini bukan hanya tentang membuka toko baru, tetapi juga bagaimana memastikan pengelolaan keuangan yang optimal agar ekspansi ini berkelanjutan,” kata Rika.
Ekspansi ritel skala besar seperti ini tentu membutuhkan perencanaan keuangan yang matang. Mulai dari pembiayaan renovasi, pengadaan persediaan, hingga pengelolaan arus kas yang sehat. Bagi Rika, pengelolaan modal yang cermat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini.
“Kami memastikan struktur modal tetap sehat dan berkelanjutan, sembari menjaga efisiensi operasional agar tetap dapat memberikan harga terbaik bagi pelanggan,” katanya.
MR D.I.Y. telah memanfaatkan hasil dari Initial Public Offering (IPO) untuk memperkuat struktur modal dan mendukung ekspansi. Rika dan tim keuangannya juga mengoptimalkan modal kerja dengan mengendalikan biaya logistik, memantau persediaan secara ketat, serta menggunakan analisis data untuk memahami tren penjualan.
“Diversifikasi sumber pendanaan menjadi strategi utama kami agar tetap fleksibel dan menghindari risiko konsentrasi pada satu instrumen keuangan,” Rika menjelaskan.
Teknologi dan data analytics memainkan peran besar dalam pengambilan keputusan keuangan di MR D.I.Y. Dengan mengadopsi Robotic Process Automation (RPA), dapat melakukan proses rekonsiliasi data secara real time, meningkatkan akurasi pelaporan, dan meningkatkan produktivitas staf keuangan hingga lebih dari 25%.
“Teknologi memungkinkan kami memantau kinerja seluruh toko secara real time, sehingga keputusan strategis dapat dibuat dengan cepat dan tepat,” katanya.
Selain fokus pada aspek keuangan, Rika juga memastikan prinsip keberlanjutan dan faktor ESG (Environmental, Social, and Governance) diintegrasikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
“Keberlanjutan adalah bagian dari strategi bisnis kami. Kami telah mengadopsi berbagai inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan, seperti efisiensi energi di toko-toko kami dan pengurangan penggunaan plastik,” ungkapnya. Baru-baru ini, MR D.I.Y. bahkan meraih dua penghargaan atas komitmen serta praktik sosial dan lingkungan yang dijalankan perusahaan.
Di bawah kepemimpinannya, perusahaan juga mengalami peningkatan kinerja keuangan yang luar biasa. Dari 2021 hingga 2023, MR D.I.Y. mencatat Compound Annual Growth Rate (CAGR) pendapatan sebesar 109%, dengan pendapatan meningkat dari Rp 894 miliar di 2021 menjadi Rp 3,9 triliun di 2023. EBITDA perusahaan juga melonjak dengan CAGR 255,5% dalam periode yang sama.
“Kami berhasil membalikkan kondisi dari kerugian Rp 80 miliar di 2021 menjadi laba bersih Rp 353 miliar di 2023. Ini adalah pencapaian besar bagi kami,” kata Rika dengan penuh semangat.
Kesuksesan ini tentu tidak lepas dari peran tim keuangan yang solid. Rika percaya bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan fondasi utama dalam memastikan keberlanjutan perusahaan. Karena itu, ia telah menginisiasi berbagai program pelatihan dan mentoring internal untuk memastikan timnya selalu siap menghadapi tantangan di masa depan.
“Kami ingin membangun tim yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga menjadi pemimpin di masa depan,” ia menegaskan.
Bagi Rika, menjadi seorang CFO bukan sekadar mengelola keuangan perusahaan, tetapi juga mempersiapkan strategi agar perusahaan terus berkembang di masa depan. Dengan latar belakangnya yang kuat dan kepemimpinannya yang visioner, ia berhasil membawa MR D.I.Y. ke level berikutnya.
“Keuangan yang sehat bukan sekadar soal angka, tetapi bagaimana memastikan setiap langkah bisnis memiliki dampak jangka panjang yang positif,” katanya tandas. (*)