Transaksi SPPA Senilai Rp246,1 Triliun, Pangsa Pasar Mencapai 16%

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik saat membuka acara SPPA Award 2024 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada Senin (24/2/2025). Foto Nadia K. Putri/SWA
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik saat membuka acara SPPA Award 2024 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada Senin (24/2/2025). (Foto Nadia K. Putri/SWA).

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan kinerja Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) pada 1 Januari hingga 31 Oktober 2024. BEI membukukan nilai transaksi sebesar Rp246,1 triliun, dengan pangsa pasar (market share) mencapai 16% di periode tersebut.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan nilai transaksi tersebut meningkat 76% dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk pangsa pasar, meningkat 16% dibanding periode sebelumnya yang hanya 9%.

“Setelah kami melakukan perbaikan di tahun 2023, kami terapkan di tahun 2024, market share itu meningkat,” ujar Jeffrey di Gedung BEI, Jakarta, pada Senin (24/2/2025). Sejumlah perbaikan sistem SPPA yang dilakukan BEI antara lain memperbaiki fitur tampilan antar muka dan desain produk agar lebih ramah pengguna. Selanjutnya, sistem dan mekanisme pelaporan dan perdagangan, sehingga pengguna dapat melakukan cancel atau amend atas order.

Sejak peluncuran SPPA hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna jasa mengalami peningkatan menjadi 38 pengguna jasa. Antara lain yaitu 20 bank umum, 16 sekuritas, satu bank pembangunan daerah (BPD), dan satu money broker.

“Tentunya jumlah ini akan terus bertambah lagi di tahun 2025, terutama terkait dengan rencana peluncuran fitur transaksi repo di SPPA,” jelas Jeffrey dalam pidato pembukaan acara SPPA Award 2024.

BEI berencana untuk menerapkan fitur transaksi repo pada kuartal kedua atau kuartal ketiga pada tahun ini. Periode tersebut ditentukan mengingat pada kuartal ketiga, yaitu April 2025, memiliki waktu pasar yang pendek. (*)

# Tag