William Djumadi: Menjaga Keseimbangan Pertumbuhan dan Profitabilitas Vidio Dot Com
Di industri media yang semakin banyak tantangan berat saat ini, peran seorang Chief Financial Officer (CFO) tidak lagi sebatas mengelola keuangan, tetapi juga menjadi pilar utama dalam tata kelola perusahaan yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta mencari solusi untuk pendanaan pertumbuhan bisnis.
William Djumadi, CFO Vidio Dot Com, telah membuktikan kepemimpinannya dalam mengarahkan strategi keuangan dan tata kelola perusahaan ke arah yang lebih solid, serta membantu Vidio Dot Com menjadi platform streaming terdepan di Indonesia.
Pendapatan konsolidasi Vidio Dot Com terus mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan CAGR di atas 50% dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan laporan AMPD Southeast Asia Online Video, Vidio juga sudah menjelma menjadi platform OTT nomor 1 di Indonesia dalam hal jumlah pelanggan ―dari kuartal IV/2023 sampai dengan laporan yang terakhir tersedia untuk kuartal III/2024.
Dalam hal ini, William memotori perusahaannya dalam membangun dan meningkatkan fungsi keuangan dengan mengembangkan model bisnis yang berbasis growth driver dan secara fundamental mengubah cara kerja organisasi.
“Kami mendorong tim untuk lebih fokus pada outcome yang secara langsung memengaruhi growth driver perusahaan, memastikan bahwa setiap keputusan strategis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan terukur,” ia memaparkan.
Ya, sejak bergabung dengan Vidio Dot Com, William berfokus pada perbaikan struktur keuangan dan optimalisasi investasi perusahaan. Di tengah meningkatnya permintaan konten digital dan persaingan sengit di industri ini, ia memainkan peran kunci dalam memastikan stabilitas keuangan yang memungkinkan perusahaan tumbuh secara berkelanjutan.
“Kami tidak hanya ingin sekadar bertahan, tetapi berkembang dengan model bisnis yang sehat dan berorientasi pada jangka panjang,” katanya.
Dalam 1-2 tahun terakhir, strategi utama yang diterapkan dalam manajemen keuangan perusahaan berfokus pada tiga pilar utama: keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas, analisis ekonomi konten, serta operasionalisasi model bisnis. Perusahaan secara selektif berinvestasi dalam inisiatif yang memiliki dampak terbesar pada pertumbuhan jangka panjang sambil melakukan efisiensi operasional.
Pengeluaran besar, seperti akuisisi konten, dianalisis dengan cermat untuk memastikan nilai optimal bagi pendapatan dan pertumbuhan pelanggan. Selain itu, model bisnis tidak hanya digunakan untuk proyeksi keuangan, tetapi juga sebagai panduan operasional untuk mengelola pertumbuhan secara strategis.
William juga mendorong timnya untuk memanfaatkan teknologi dan analisis data dalam pengambilan keputusan keuangan. Perusahaan menggunakan data analytics untuk mengoptimalkan strategi konten, mengukur efektivitas investasi, serta memperkirakan pertumbuhan pelanggan dan dampak retensi. Analitik lanjutan membantu mengoptimalkan pengeluaran dengan mengevaluasi kinerja konten berdasarkan ROI, memastikan alokasi anggaran yang lebih efisien.
Vidio mengandalkan platform data yang canggih untuk mengumpulkan dan menganalisis metrik operasional yang terperinci dari konten video, seperti preferensi penonton, durasi menonton, dan tingkat retensi. Wawasan ini memungkinkan tim mengevaluasi kinerja konten, baik yang diakuisisi maupun original production, sehingga setiap investasi konten selaras dengan permintaan pasar dan potensi pendapatan.
Dengan analisis ini, William dan timnya dapat mengoptimalkan pengeluaran untuk konten demi memaksimalkan ROI dan engagement pelanggan. “Kami mengintegrasikan data operasional konten dengan model keuangan untuk menciptakan proyeksi yang akurat,” katanya. Misalnya, menggunakan analisis prediktif untuk memperkirakan potensi pendapatan, pertumbuhan pelanggan, dan dampak retensi dari rilis konten baru. Proyeksi ini tidak hanya mendukung pengambilan keputusan anggaran, tetapi juga strategi penetapan harga.
Dengan mengevaluasi kinerja setiap konten berdasarkan biaya akuisisi atau produksinya, William dan timnya mengambil keputusan berbasis data untuk memperbarui serial, memproduksi konten serupa, atau menyesuaikan strategi. Pendekatan ini memastikan setiap pengeluaran untuk konten berkontribusi signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan pertumbuhan keuangan.
Melalui strategi tersebut, Vidio memastikan setiap keputusan operasional dan finansial didasarkan pada data yang kuat. Sehingga, dapat menyeimbangkan kreativitas dengan profitabilitas serta mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri video streaming Indonesia.
Departemen keuangan telah menerapkan transformasi digital secara luas, termasuk pengelolaan data lake dengan lebih dari 20 juta baris data untuk analisis keuangan yang mendalam. Teknologi yang digunakan meliputi ERP untuk otomatisasi laporan keuangan, tools analitik untuk pengambilan keputusan berbasis data, serta sistem paperless untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan regulasi.
Perusahaan pun mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dan ESG dalam pengelolaan keuangan dengan beberapa langkah strategis, seperti bermitra dengan penyedia cloud berbasis energi terbarukan, meningkatkan aksesibilitas konten, serta mengalokasikan anggaran untuk program kesejahteraan dan perlindungan data pengguna. Transparansi dalam pelaporan ESG turut menjadi prioritas guna membangun kepercayaan pemangku kepentingan.
Untuk memastikan tim keuangan siap menghadapi tantangan, sejauh ini beberapa langkah strategis telah diterapkan. Termasuk dengan meningkatkan kompetensi melalui pelatihan reguler, memanfaatkan teknologi dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi, serta membangun budaya inovasi dan kolaborasi. Perusahaan juga aktif dalam perencanaan jangka panjang dengan mempertimbangkan berbagai skenario bisnis agar tetap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan pasar.
Tentu saja, peran William sebagai CFO terus akan ditunggu dengan terobosan strategis yang akan diambil. Selain membangun budaya berbasis data dalam perencanaan konten dengan mengembangkan model ekonomi konten yang lebih akurat, tentu ke depan Vidio Dot Com akan semakin aktif dalam pengembangan model bisnis baru yang butuh pemikiran dan keputusan penting dari William untuk mencapai target-target strategis yang diinginkan perusahaan. (*)