Diah Kurniawati: Memperkuat Pendanaan Pertamina International Shipping dengan Restrukturisasi
Diah Kurniawati telah menunjukkan peran strategisnya dalam memperkuat keuangan Pertamina International Shipping (PIS) sejak bergabung sebagai Direktur Keuangan pada 2020. Kariernya yang dimulai di dunia perbankan memberikan dasar yang kuat dalam memahami dunia keuangan, baik dari sisi operasional maupun strategi.
Dengan lebih dari 25 tahun pengalaman di berbagai sektor perbankan, mulai dari corporate banking hingga risk management, Diah memiliki kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi PIS dalam mengelola portofolio bisnis yang luas dan beragam.
PIS, sebagai bagian dari Pertamina Group, telah melalui berbagai tahap transformasi untuk memperkuat posisinya dalam industri pelayaran dan logistik. Visi PIS untuk menjadi perusahaan logistik dan pelayaran terkemuka di dunia sejalan dengan misi mereka untuk menjaga ketahanan energi Indonesia. Dalam era kepemimpinannya, Diah memiliki peran krusial dalam merancang kebijakan keuangan yang mendukung keberlanjutan dan ekspansi perusahaan.
PIS, yang terdiri dari tiga anak perusahaan ―PIS Asia Pasifik, Pertamina Trans Kontinental, dan Pertamina Energy Terminal― telah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak 2017, perusahaan ini mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan peningkatan pendapatan sebesar 67,5% secara tahunan. Diah berhasil memimpin tim keuangan untuk memastikan bahwa strategi keuangan yang diterapkan selaras dengan tujuan perusahaan dalam memperbesar kapasitas armada dan memperkuat kehadirannya di pasar global.
Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Tantangan seperti kondisi geopolitik yang memengaruhi jalur pelayaran internasional dan fluktuasi ekonomi global, termasuk suku bunga yang tinggi dan nilai tukar yang bergejolak, menjadi faktor penting yang harus dihadapi.
Geopolitik, yang memengaruhi lebih dari 64 rute internasional PIS dan 50 negara tempat mereka beroperasi, merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi Diah. Selain itu, bisnis PIS yang sangat beragam, mencakup layanan pelayaran BBM, gas, LNG, dry bulk, dan lainnya, pun menambah kompleksitas dalam perencanaan keuangan.
Salah satu aspek yang ditekankan Diah adalah pentingnya kolaborasi erat antara fungsi keuangan dan tim strategis dalam perusahaan. “Sebagai Direktur Keuangan, saya percaya bahwa keuangan bukan hanya fungsi operasional atau pencatatan, tetapi juga harus menjadi mitra dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi bisnis,” ungkapnya.
Melalui kolaborasi yang lebih kuat dengan tim strategis, ia memastikan bahwa perencanaan keuangan tidak hanya mendukung, tetapi juga menggerakkan pencapaian tujuan perusahaan.
Selain itu, ia juga memperkenalkan budaya digitalisasi yang terintegrasi dengan kinerja operasional. Semua pergerakan kapal, pengaturan rute, dan penggunaan bahan bakar kini tercatat secara digital.
Dengan sistem pelaporan yang lebih lengkap, PIS dapat menghasilkan laporan laba-rugi yang lebih akurat, baik per kapal, segmen, maupun per vessel. Hal ini membantu perusahaan dalam mengevaluasi dan meningkatkan kinerja finansialnya secara lebih efektif.
“Melalui platform digital ini, kami dapat melakukan evaluasi yang lebih mendalam terhadap kinerja keuangan dan operasional perusahaan,” kata Diah.
Dalam hal pendanaan, ia telah berhasil mengarahkan PIS untuk mengoptimalkan berbagai sumber pendanaan, baik dari perbankan konvensional maupun syariah, serta bekerjasama dengan bank lokal dan internasional.
Dengan strategi pembiayaan yang tepat, PIS berhasil mempertahankan rasio utang yang sehat meskipun menghadapi tantangan suku bunga tinggi dan fluktuasi nilai tukar.
Capex pada 2023 mencapai Rp 353 miliar, dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 655 miliar pada 2024, dengan target mencapai Rp 900 miliar pada 2025. Anggaran tersebut akan digunakan untuk memperbarui armada kapal, menambah jenis kapal baru, dan mengembangkan terminal.
Selain berfokus pada pengelolaan keuangan, Diah juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Tidak hanya pada peningkatan hard skills, tetapi juga pada soft skills.
Di bawah kepemimpinannya, PIS mengadakan program coaching dengan kelompok kecil dan sesi monthly finance untuk meningkatkan komunikasi antar-anggota tim dan mempererat hubungan internal. Pendekatan ini terbukti meningkatkan keterlibatan karyawan, yang pada gilirannya berkontribusi pada keberhasilan bisnis perusahaan.
Pada sisi profitabilitas, ia berhasil menjaga pertumbuhan yang stabil. Net profit perusahaan meningkat pesat, dari 60% menjadi 63% pada 2023 dan diperkirakan mencapai 61% pada 2024. Sementara itu, margin laba bersih diperkirakan akan terus meningkat, dengan target kenaikan sekitar 14% pada 2024.
Selain tugasnya sebagai Direktur Keuangan, Diah juga memegang peran penting sebagai Ketua Pertiwi, sebuah organisasi yang bertujuan memberdayakan perempuan di Indonesia. Kepemimpinannya tidak hanya terfokus pada pencapaian keuangan perusahaan, tetapi juga berkontribusi pada pemberdayaan sosial, yang mencerminkan komitmennya terhadap keseimbangan antara aspek bisnis dan sosial.
Ya, di bawah kepemimpinannya, PIS telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengelola keuangan perusahaan dan menghadirkan hasil yang signifikan. Berperan dalam membentuk struktur organisasi, menciptakan sinergi, serta mengoptimalkan sistem dan aset perusahaan, ia telah berhasil mengarahkan PIS menuju jalur pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
Sebagai CFO, Diah memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya keputusan pendanaan yang tepat untuk memperkuat posisi keuangan PIS. Ia tidak hanya berfokus pada conventional loan atau struktur non-leveraged, tapi juga menciptakan variasi dalam pembiayaan, dengan memperkenalkan skema sale and lease back untuk mendiversifikasi opex dan capex perusahaan. Salah satu keputusan besar yang diambil ialah penggunaan corporate loan dan shareholder loan, dengan penekanan pada pengelolaan risiko yang bijaksana.
Dalam konteks capital market, ia sedang merencanakan potensi untuk melaksanakan initial public offering (IPO) dalam satu hingga dua tahun ke depan. Dengan valuasi yang terus tumbuh, termasuk proyeksi profit setelah pajak mencapai US$ 600 juta pada 2025, ia bekerja keras untuk memastikan bahwa PIS siap menghadapi tantangan pasar modal, mengingat target valuasi yang signifikan. Potensi IPO ini berfokus pada sinergi antara sektor shipping dan integrated marine logistics, yang diyakini dapat menarik perhatian investor dan memberikan multiplier yang lebih tinggi.
Ia juga memberikan perhatian besar pada aspek SDM. Sebagai bagian dari transformasi organisasi yang lebih besar, ia memperkenalkan pembagian tugas yang jelas di dalam Direktorat Keuangan, yang sebelumnya tergabung dengan divisi lain. Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan hasil, yang terbukti berhasil karena meskipun PIS hanya memiliki 28 orang di bawah Direktorat Keuangan, produktivitasnya jauh melebihi subholding lain yang memiliki lebih banyak tenaga kerja.
Dengan sistem kerja yang efektif dan pembagian tugas yang efisien, Diah berhasil membangun tim keuangan yang solid dan terampil, yang mampu mendukung strategi pertumbuhan perusahaan. Keberhasilan dalam memperkuat human capital ini turut berkontribusi pada pencapaian EBITDA dan net profit yang lebih tinggi di PIS.
Ke depan, ia jelas akan terus berperan besar dalam rencana PIS untuk melakukan ekspansi besar-besaran dalam sektor pelayaran, terminal, dan investasi dalam rangka memperbarui armada dan meningkatkan kapasitas operasional. Selain itu, PIS juga berfokus pada pengembangan sektor-sektor baru, seperti petrokimia dan upstream services, yang berpotensi meningkatkan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Dengan keahlian keuangan, pengalaman, dan kepemimpinannya, Diah akan terus ikut mengawal PIS menuju masa depan yang lebih cerah meskipun tantangan tetap ada. (*)