Konsep Pemasaran yang Mendasari Pemasaran Masa Kini
Pemasaran masa kini jelas sarat akan teknologi digital, sehingga dikenal sebagai pemasaran digital atau pemasaran online. Pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran internasional dan pemasaran lokal berbeda dengan pemasaran offline.
Pemasaran offline, yang telah berlangsung lama jauh sebelum meluasnya teknologi digital, mengutamakan kecocokan produk yang ditawarkan dengan kebutuhan atau selera pasar yang menjamin kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Sementara itu, dalam kegiatan pemasaran yang bisa kita katakan pemasaran masa kini, nilai pelanggan (customer value) dan relationship marketing menjadi penting (Kotler dan Armstrong, 2019). Dengan pemanfaatan teknologi digital, pelanggan makin terlibat (engaged) atau menyatu dalam proses pemasaran.
Pemasaran online memberi banyak kemudahan baik bagi konsumen maupun bagi produsen/pebisnis. Konsumen di antaranya memiliki banyak pilihan atas produk dan penjual dengan banyaknya informasi mengenai produk/merk dan penjual/suplair, serta mudah berkomunikasi dengan produsen. Sementara itu, pebisnis pun mudah melakukan penawaran, promosi, penjualan, pengembangan pasar berkat tersedianya platform-platform digital.
Literatur pemasaran menunjukkan adanya perkembangan pengertian pemasaran dalam hal mana pemasaran masa kini menekankan pemanfaatan internet yang menunjang penciptaan nilai pelanggan dan relationship marketing daripada sekadar terpenuhinya kebutuhan dan selera pasar dengan produk perusahaan.
Visser dkk dalam buku Digital Marketing Fundamentals (2021) mengartikan pemasaran digital sebagai “suatu proses di mana organisasi dan pelanggan lama maupun baru menggunakan internet untuk menciptakan nilai dan produk sekaligus mempertukarkannya.”
The American Marketing Association (AMA) mengartikan pemasaran digital sebagai “penggunaan saluran digital untuk mempromosikan merek atau menjangkau konsumen. Pemasaran semacam ini dapat dilakukan di internet, media sosial, mesin pencari, perangkat seluler, dan saluran lainnya.”
Kemudian Kotler dan Armstrong mengartikan pemasaran secara umum sebagai “proses yg dilakukan perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat utk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai balasannya”.
Definisi senada juga disampaikan oleh AMA bahwa pemasaran adalah “kegiatan, seperangkat lembaga, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.”
Dalam literatur pemasaran tradisionil sebelumnya, pemasaran diartikan secara lebih sederhana. Edward W. Cundiff, Richard R. Still, Normar A.P. Govani dalam buku Fundamentals of Modern Marketing (1980) mengartikan pemasaran sebagai “proses manajerial di mana produk sesuai dengan pasar dan pelanggan dapat menggunakan atau menikmati produk tersebut”.
Pengertian senada juga diartikan oleh AMA pada tahun 1980an: “Pemasaran terdiri dari kinerja kegiatan bisnis yang mengarahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai”.
Jadi, pebisnis, yang mengabaikan teknologi digital dan hanya mengandalkan pemasaran offline sangat bisa diperkirakan akan tergeser dalam kancah persaingan bisnis. Bill Gates, pendiri Microsoft menyatakan: “Jika bisnis anda tidak ada di internet, maka bisnis anda akan gulung tikar.” (Andreas Agung, The Fundamental of Digital Marketing, 2022).
Sesuai dengan karakteristik dunia bisnis, perubahan atau kemajuan merupakan konstanta dalam kehidupan bisnis. Maka, pebisnis yang jeli memiliki naluri untuk senantiasa siap beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan.
Selain kemajuan sains dan teknologi yang berdampak pada pemasaran, pemasaran pun secara manajerial terus mengalami kemajuan. Kemajuan ini tercermin pada evolusi pemasaran berikut:
1. Konsep produksi dan konsep produk di mana pebisnis mengutamakan kemampuan produksi dan mutu produk, yang tidak berorientasi pada konsumen/permintaan dalam kegiatan bisnis perusahaan;
2. Konsep penjualan, di mana pebisnis mengutamakan kegiatan penjualan daripada pasar berhubung pasar bersifat sellers’ market;
3. Konsep pemasaran, di mana kegiatan bisnis berawal dari kebutuhan dan selera pelanggan/pasar, dan cocok dengan pasar yang bergerak ke arah buyers’ market;
4. Pemasaran sosial (societal marketing) dan strategik, di mana pebisnis berupaya menjalankan pemasaran dengan mempertimbangkan perlindungan terhadap masyarakat dan lingkungan pemasaran yang berefek pada konsumen/pasar.
5. Pemasaran digital, di mana pebisnis menggunakan perangkat teknologi digital untuk meningkatkan nilai pelanggan dan hubungan yang makin erat dengan pelanggan dalam menjalankan pemasaran.
Memang penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada bertambahnya biaya operasi bisnis. Terlebih kemajuan teknologi secara nyata memperpendek siklus hidup perangkat teknologi. Pebisnis terus dihadapkan dengan pilihan untuk menginvestasi perangkat teknologi baru.
Namun, di tengah persaingan bisnis yang begitu tajam, pebisnis berskala kecil-menengah dan besar -- senang atau tidak senang -- harus menaruh pertimbangan serius untuk menerapkan teknologi digital dalam pemasaran dan bisnis demi terciptanya daya saing perusahaan.
Dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bisnis, internet digunakan begitu meluas dengan dampak pada perubahan prilaku konsumen/pembeli (Visser, dkk, Digital Marketing Fundamentals, 2021). Pelanggan atau konsumen kini terbiasa untuk berbelanja secara online dan pebisnis atau pemasar sudah terbiasa menjual dan memasarkan barang atau jasa secara online.
Pendekatan pemasaran massal kini telah bergeser ke arah pemasaran secara perorangan atau individual dan media komunikasi tradisionil seperti radio, televisi, dan media cetak, yang sebelumnya digunakan secara meluas bergeser ke arah pendekatan media seperti situs web, aplikasi smartphone, dan media sosial. Bahkan pelanggan atau pembeli banyak terlibat atau seolah-olah tidak terpisah dari proses pemasaran.
Dalam memahami pemasaran masa kini yang sarat akan teknologi digital, pebisnis tetap perlu menguasai prinsip-prinsip pemasaran yang berbasis konsep pemasaran yang berfokus pada kebutuhan dan selera pasar.
Dengan kata lain, usaha untuk memahami pemasaran digital akan sangat terbantu dengan adanya pemahaman akan prinsip-prinsip dasar pemasaran. Pemasaran digital perlu diterapkan dengan berpatokan pada prinsip-prinsip dasar pemasaran, termasuk konsep pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, dan strategi pemasaran.
Paling tidak ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan dalam kegiatan pemasaran. Pertama, pemasaran digital diperlukan oleh pebisnis untuk makin melibatkan dan menarik pelanggan dalam proses pemasaran pebisnis.
Kotler dan Armstrong (2019) memperkenalkan model proses pemasaran yang mencakup tahap-tahap pemahaman pasar, rancangan strategi pemasaran, program pemasaran terintegrasi, hubungan pelanggan yang menguntungkan demi terciptanya nilai pelanggan dan terbangunnya hubungan pelanggan. Efektivitas tahap-tahap tersebut pada gilirannya memungkinkan pebisnis untuk menangkap nilai dari pelanggan yang memberi laba dan ekuitas pelanggan.
Kedua, konsep pemasaran tetap relevan dalam penciptaan nilai pelanggan sehingga harus menjadi pedoman dasar para pebisnis/pemasar. Dalam proses pemasaran, upaya untuk menciptakan nilai dan hubungan baik dengan pelanggan berawal dari pemahaman akan kebutuhan dan selera pelanggan.
Untuk itu, pebisnis dalam menjalankan pemasaran tidak hanya perlu mengoptimasi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran secara efektif dan efisien dan menjalankan pemasaran strategik secara integral, tetapi juga perlu memanfaatkan teknologi digital yang makin meluas dalam kegiatan pemasaran. (*)
Penulis: Ronald Nangoi, pemerhati bisnis internasional