IHSG Ambruk di Level 6.270, BEI Sebut Asing Lepas hampir Rp19 Triliun

IHSG Ambruk di Level 6.270, BEI Sebut Asing Lepas hampir Rp19 Triliun
Ilustrasi pergerakan harga saham dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada Jumat (28/2/2025). Foto Nadia K. Putri/SWA

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.270 poin pada penutupan perdagangan di Jumat pekan ini. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa penurunan IHSG terjadi banyak faktor, beberapa di antaranya adalah isu global, isu domestik, dan korporasi.

IHSG hari ini dibuka di posisi 6.446,64 pada sesi pertama dan sempat menyentuh posisi 6.246,28. Sementara, IHSG mencapai level tertingginya yaitu di posisi 6.447,88. Selama periode 21 Februari hingga 27 Februari, penurunan IHSG hampir menyentuh 5%, tepatnya 4,67% secara mingguan.

Dari segi global, perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra sejumlah negara berdampak signifikan terhadap pasar modal Indonesia. Kemudian, The Fed, bank sentral AS berencana akan menurunkan tingkat suku bunga sekali dalam tahun ini. Hasilnya, tingkat suku bunga akan memicu investor untuk membeli produk fisik atau berisiko rendah.

Sementara dari sisi domestik, 40% komposisi aset di pasar modal berasal dari investor asing, sementara 60%-nya berasal dari investor lokal.

“Kita mesti aware bahwa sekarang ini 40%-nya asing. Kalau turun terus, dari 60% itu [investor lokal], hampir 40%-nya ritel. Dulu terbalik di mana 70% domestik dan ritel. Kalau turun semua langsung disapu sama domestik,” terang Iman dalam pemaparan di Gedung BEI di Jakarta pada Jumat (28/2/2025).

Aksi investor asing untuk melepas aset di ritel membuat kondisi investor domestik semakin terpuruk. Sampai dengan 27 Februari 2025, investor asing telah menjual asetnya dengan net sales hampir Rp19 triliun secara year to date. Sementara pada tahun 2024, pasar modal positif hingga Rp17 triliun, meskipun pada kuartal keempat ada aksi net sales.

“Sekarang dari Januari sampai dengan Februari, hanya dua bulan, sudah net sales hampir Rp19 triliun. Walaupun indeksnya turun, transaksinya naik,” tambah Iman.

Iman melanjutkan, pasar modal Indonesia masih membutuhkan dukungan investor domestik. Sementara dari sisi korporasi, BEI menganjurkan perusahaan untuk menginisiasi aksi buyback saham.“Menurut saya perlu jadi satu masif [buyback], bahwa secara domestik kita juga siap untuk memperkuat pasar modal,” tutup Iman.

Per 28 Februari 2025, IHSG ditutup dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp10.880 triliun, dengan volume transaksi Rp21,47 miliar dan nilai transaksi mencapai Rp20,65 triliun. (*)

# Tag