Teknologi Blockchain Bisa Mencegah Penyalahgunaan Dana CSR
Penyalahgunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) menyoroti esensialnya transparansi pada distribusi dana sosial. Teknologi blockchain menawarkan solusi inovatif yang memastikan alokasi dana CSR dilakukan dengan akuntabel. Sejak 2019, Plastic Bank telah menggunakan sistem blockchain dalam implementasi programnya di Indonesia, sehingga membangun kepercayaan bagi mitra perusahaan serta memberikan manfaat nyata bagi komunitas pemulung.
Teknologi blockchain memungkinkan pencatatan transaksi yang tidak dapat diubah, sehingga dapat menjamin agar setiap distribusi dana dapat dilacak secara transparan dan terverifikasi. Sistem ini menjamin agar perusahaan dapat memastikan bahwa kontribusi CSR mereka benar-benar digunakan secara tepat guna dan tepat sasaran bagi komunitas yang dituju tanpa risiko penyalahgunaan.
"Dengan mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam operasional , kami telah membangun ekosistem pengumpulan plastik daur ulang yang berkelanjutan dan transparan, di mana setiap transaksi tercatat secara digital dan dapat diverifikasi oleh berbagai pemangku kepentingan," ujar Frederick Saman, Country Manager Plastic Bank Indonesia pada keterangannya yang dikutip pada Jumat (28/2/20250.
Bagi anggota komunitas Plastic Bank, aplikasi berbasis blockchain tersebut memfasilitasi distribusi insentif yang efektif dan transparan. Setiap kilogram plastik yang dikumpulkan dan dicatat dalam aplikasi Plastic Bank akan menerima token sebagai bentuk insentif. Token ini dapat dikonversi menjadi rupiah melalui e-wallet GoPay yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Plastic Bank, sehingga meningkatkan keamanan finansial dan kesejahteraan komunitas, sekaligus menciptakan inklusi finansial bagi komunitas marginal seperti pemulung dan pengepul.
Bagi mitra bisnis Plastic Bank, teknologi blockchain menjamin sistem pelaporan program dan dampak CSR yang dapat diverifikasi. Setiap mitra perusahaan memiliki akses ke dashboard khusus yang menampilkan data real-time mengenai volume plastik yang dikumpulkan sesuai dengan investasi CSR mereka dan juga jumlah komunitas yang mendapat manfaat tersebut.
Sistem pengumpulan plastik yang terlacak secara digital dan transparan ini telah menarik minat lebih dari 200 perusahaan global baik dari Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik untuk bermitra dengan Plastic Bank dalam menciptakan program keberlanjutan yang transparan, dapat diaudit dan berdampak tinggi.
"Sistem blockchain dapat memudahkan perusahaan untuk memvalidasi kontribusi CSR mereka, sehingga memastikan akurasi dampak lingkungan dan sosial yang telah diciptakan. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan pemangku kepentingannya, termasuk kepada regulator" tambah Frederick
Sejak 2019, Plastic Bank telah mencatat pengumpulan lebih dari 70.000 ton sampah plastik di Indonesia dan mendistribusikan lebih dari Rp50 miliar insentif kepada lebih dari 22.000 anggota komunitas pemulung sehingga berhasil memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Seluruh data tercatat dengan aman di platform blockchain Plastic Bank, sehingga mencegah praktik greenwashing dan penyalahgunaan dana.
Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan transparansi dalam keberlanjutan dan filantropi, adopsi blockchain menjadi langkah strategis untuk memastikan efektivitas program CSR. Plastic Bank tetap berkomitmen untuk terus mendorong solusi inovatif ini, menciptakan dampak yang berkelanjutan dan terukur.(*)