Agincourt Resources Kembali Raih PROPER Peringkat Hijau: Apa yang Dilakukan?

null
Sanny Tjan, Direktur External Relations Agincourt Resources (Foto: Agincourt Resources)

Untuk kedua kalinya, PT Agincourt Resources meraih penghargaan PROPER 2024 Peringkat Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) merupakan program yang menilai kinerja lingkungan perusahaan di Indonesia.

Peringkat Hijau dalam PROPER diberikan kepada perusahaan yang tidak hanya memenuhi kepatuhan lingkungan, tetapi juga menerapkan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, pengurangan emisi, serta program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan.

Direktur External Relations Agincourt Resources, Sanny Tjan, menyatakan bahwa penghargaan PROPER Hijau semakin memotivasi perusahaan untuk terus berinovasi dalam menerapkan praktik industri yang bertanggung jawab. Ia menambahkan bahwa perusahaan akan terus meningkatkan kontribusi positif bagi lingkungan dan sosial guna mempertahankan peringkat Hijau serta meraih peringkat Emas.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menjalankan operasional pertambangan yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengan Astra Triple-P Strategy yang mencakup Portfolio, People, dan Public Contribution.

“Kami akan terus meningkatkan upaya dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan di setiap lini bisnis kami,” kata Sanny dalam siaran pers yang diterima swa.co.id, Jumat (28/2).

Sejumlah inisiatif keberlanjutan terus diimplementasikan untuk mencapai PROPER Hijau. Upaya tersebut mencakup efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, efisiensi air, pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3), konservasi keanekaragaman hayati, serta penerapan konsep Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) untuk limbah padat non-B3.

Manager Environmental Agincourt Resources, Mahmud Subagya, mengungkapkan bahwa perusahaan telah berhasil mengefisiensikan energi hingga 92.114 Gigajoule (GJ) dan menurunkan emisi sebesar 39.692 CO2e. Pencapaian ini didukung oleh berbagai program, seperti pemasangan Slip Energy Recovery (SER) pada velocity control, penggunaan kapasitor bank untuk meningkatkan efisiensi daya di pabrik, serta pelandaian kemiringan jalan angkut tambang dari pit.

Selain itu, PTAR juga berhasil mengefisiensikan penggunaan air hingga 4.151.003 m³ dengan memanfaatkan air limbah dari Water Polishing Plant (WPP) serta processed water dari Tailing Storage Facility (TSF) dalam proses produksi.

Dalam pengelolaan limbah, perusahaan juga mencatat keberhasilan dengan mendaur ulang 165 ton sampah non-B3. Menurut Mahmud, capaian ini diwujudkan melalui penerapan metode sawdust-incorporated soil untuk reklamasi topsoil, pengembangan ekonomi sirkular berbasis sociopreneurship untuk pengelolaan sampah plastik, serta pemanfaatan palet bekas sebagai bahan baku mebel bekerja sama dengan Koperasi Sarop do Mulana.

Koperasi Sarop Do Mulana, yang berdiri pada 2017 di Desa Sumuran, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, awalnya berfokus pada pengolahan sampah basah dari pasar menjadi kompos.

Namun, seiring waktu, koperasi ini berkembang dengan mengolah limbah kayu palet yang berasal dari PT Agincourt Resources (PTAR), perusahaan tambang emas dan perak di Tambang Emas Martabe. Ribuan lembar kayu palet yang semula hanya menjadi limbah kini dimanfaatkan untuk menciptakan produk bernilai jual tinggi.

Dengan kreativitas dan ketekunan, kayu palet dari pohon jati belanda dan pinus diolah menjadi berbagai jenis furniture. Di kantor sekaligus workshop mereka yang dikelilingi pohon sawit, tumpukan kayu palet menjadi bahan baku utama untuk produk yang ramah lingkungan.

Koperasi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah industri tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama para pemuda yang awalnya mencoba mencari pekerjaan di sektor tambang. (*)

# Tag