Sinerco (SICO) Cetak Laba Bersih Rp11,06 Miliar, Pendapatan Meningkat hingga Rp111,07 Miliar pada 2024

Sinerco (SICO) Cetak Laba Bersih Rp11,06 Miliar, Pendapatan Meningkat hingga Rp111,07 Miliar pada 2024
Suasana pengerjaan dan pemeliharaan kompresor gasjack, salah satu lini usaha PT Sigma Energy Compressindo atau Sinerco (SICO). Foto Sinerco

Emiten energi yang bergerak di industri pendukung minyak, gas, dan batu bara, yaitu PT Sigma Energy Compressindo Tbk atau Sinerco (SICO) berhasil mencetak kenaikan laba bersih 5,18% menjadi Rp11,06 miliar pada tahun 2024. Sementara pendapatannya meningkat 10,98% menjadi Rp111,07 miliar.

Lebih detail, capaian laba bersih pada tahun 2024 itu sebesar Rp11,06 miliar. Dibandingkan pada tahun 2023, terjadi peningkatan hingga 5,18% dari sebelumnya sebesar Rp10,51 miliar.

Laba bersih itu ditopang dari sejumlah pendapatan SICO. Pada tahun 2024, pendapatan usaha SICO sebesar Rp111,07 miliar yang berasal dari penjualan bahan bakar, sewa kompresor gasjack, dan lain-lain.

Lini usaha sewa kompresor gasjack mengalami peningkatan di tahun 2024, yaitu sebesar Rp48,31 miliar dan lain-lain mencapai Rp10,34 miliar. Sementara lini usaha penjualan bahan bakar mengalami penurunan menjadi Rp52,41 miliar, yang sebelumnya Rp52,77 miliar.

Pada tahun 2023, pendapatan usaha SICO sebesar Rp100,07 miliar. Dibandingkan tahun tersebut, SICO mengalami peningkatan pendapatan hingga 10,98%.

Selain itu, pendapatan grup SICO kepada pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan konsolidasian berasal dari PT Pertamina EP. Dari perusahaan milik negara itu, SICO meraih pendapatan sebesar Rp41,75 miliar. Pada tahun 2023, SICO mencetak Rp39,07 miliar.

Namun, kenaikan pendapatan juga diikuti oleh beban pokok pendapatan. Pada tahun 2024, beban SICO membengkak hingga rugi 10,27% menjadi Rp72,5 miliar. Tahun sebelumnya, rugi itu mencapai Rp65,74 miliar.

Beban-beban pokok pendapatan berasal dari kenaikan bahan bakar, suku cadang, perjalanan, perlengkapan, perawatan, telekomunikasi, lain-lain. Sementara, beban gaji dan tunjangan, transaportasi, akomodasi dan ekspedisi, penyusutan, pajak bahan bakar, serta peralatan rata-rata menurun.

Adapun rincian pembelian yang dilakukan grup SICO kepada pemasok yang melebihi 10% dari total pendapatan konsolidasian adalah kepada PT Shell Indonesia, yaitu sebesar Rp42,97 miliar. Pada tahun 2023, transaksi pembelian itu mencapai Rp43,41 miliar.

Hasilnya, laba kotor SICO pada tahun 2024 mencapai kenaikan hingga 12,35% menjadi Rp38,57 miliar. Tahun sebelumnya sebesar Rp34,33 miliar.

Selanjutnya, beban usaha SICO juga turut membengkak sampai rugi mencapai Rp23,62 miliar. Beban usaha ini merugi 15,24% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp20,49 miliar. Beban usaha itu berasal dari kenaikan gaji dan tunjangan, amortisasi aset hak guna, perjalanan, air, listrik dan telepon, perlengkapan, kebutuhan rumah tangga, beban pajak, seminar dan pendidikan, hingga beban usaha lain-lain. Sedangkan beban usaha berupa penyusutan, jasa profesional, imbalan kerja, jamuan, dan asuransi rata-rata mengalami penurunan.

Meskipun begitu, aset SICO masih terbilang baik. Pada tahun 2024, aset SICO meningkat 8,88% menjadi Rp150,78 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp138,47 miliar. Menurut manajemen, salah satu aset tetap SICO, yaitu proyek pembangunan stasiun pengisian bahan bakar British Petroleum (BP) saat ini dalam progres penyelesaian sebesar 99%.

“Proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2025,” tegas manajemen SICO dalam laporan keuangan tahunan 2024 dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (3/3/2025).

Manajemen meyakini bahwa setelah penelaahan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai terhadap aset tetap untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 dan 2023. Aset tetap itu antara lain kepemilikan langsung SICO terhadap tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan, kompresor gasjack, SPBU dan tangki penyimpanan, hingga pengembangan aset sewa.

Sementara dari sisi liabilitas masih lebih rendah dibandingkan ekuitasnya. Liabilitas pada tahun 2024 sebesar Rp25,81 miliar, meningkat 22,13% dari tahun sebelumnya sebesar Rp22,13%. Sedangkan ekuitasnya mengalami sedikit peningkatan 6,5% menjadi Rp124,97 miliar, yang sebelumnya senilai Rp117,34 miliar. (*)

# Tag