Awal Baru Marc Márquez dengan Ducati yang Spektakuler di GP Thailand 2025
Perjalanan Marc Márquez bersama Ducati Lenovo Team dimulai dengan gemilang. Pembalap legendaris asal Spanyol itu memenangi balapan perdana MotoGP 2025 di Thailand, mengakhiri puasa kemenangan sekaligus menegaskan bahwa keputusannya pindah ke Ducati adalah langkah tepat. Di bawah terik Chang International Circuit, Márquez tak hanya mengalahkan rival, tetapi juga membungkam keraguan tentang kemampuannya beradaptasi dengan motor baru.
Dari rilis resmi Ducati Indonesia, Senin (3/3/2025), Márquez mengawali balapan dengan start sempurna dari pole position. Meski sempat kehilangan posisi terdepan oleh adiknya, Alex Márquez (Gresini Racing), pada lap ketujuh, ia tak kehilangan fokus. Dengan kesabaran, ia menunggu momen tepat untuk merebut kembali posisi pertama di tikungan 12, lalu mempertahankannya hingga garis finis. Kemenangan ini menjadi yang pertama bagi Marc dengan Ducati sekaligus mengembalikannya ke puncak klasemen setelah 93 seri—sebuah pencapaian emosional bagi pembalap berusia 32 tahun itu. "Menang di balapan pertama musim ini seperti mimpi. Ducati memberi saya motor yang luar biasa, dan tim bekerja tanpa cela. Ini baru awal!" ujar Márquez, yang kini mengoleksi 37 poin.
Kemenangan Márquez bukan satu-satunya kebanggaan Ducati. Tiga pembalap lain dengan motor Borgo Panigale—Alex Márquez (P2), Francesco Bagnaia (P3), dan Franco Morbidelli (P4)—turut mendominasi empat besar. Hasil ini menunjukkan kedalaman strategi Ducati: tak hanya mengandalkan tim factory, tetapi juga kekuatan tim satelit seperti Gresini dan VR46 Racing. Dengan 37 poin di klasemen konstruktor dan 60 poin di klasemen tim, Ducati membawa pulang triple crown di seri pembuka.
Francesco Bagnaia, juara bertahan, mengakui balapan ini bukan yang terbaik baginya. Meski finis ketiga, ia kesulitan mengejar duo Márquez karena masalah grip dan suhu mesin. "Saya harus lebih agresif di Argentina. Kehilangan 14 poin dari Marc di seri pertama bukanlah awal ideal, tapi ini balapan panjang," ujarnya. Performa Bagnaia tetap menjadi pertanda bahwa persaingan internal Ducati akan memanas sepanjang musim.
Suhu 35°C di Thailand menjadi ujian bagi ketahanan mesin dan ban. Ducati GP25 membuktikan keunggulannya dengan sistem pendinginan inovatif dan setup ban yang presisi. Luigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, menyebut kemenangan ini adalah hasil kolaborasi antara pembalap, tim, dan riset teknis selama musim dingin. "Motor ini dirancang untuk segala kondisi, dan Marc membuktikannya hari ini," katanya.
GP Argentina di Termas de Río Hondo (14-16 Maret) akan menjadi tantangan berikutnya. Sirkuit berliku ini kerap menjadi medan sulit bagi Ducati akibat karakteristik teknisnya. Namun, momentum kemenangan Márquez dan konsistensi tim bisa menjadi senjata/ (*)