Raih Emas, Siswa SMAK Penabur Wakili RI di Olimpiade Robot Internasional Korsel

Tiga siswa Indonesia asal SMAK Penabur Gading Serpong Marco, yaitu Samuel Manurung, Raphael Benedict Rustam, dan Raynard Dickinson berhasil meraih medali emas dalam kompetisi International Robot Olympiad (IRO) di Busan, Korea Selatan tahun 2025. Ketiganya menciptakan robot yang dapat membantu pekerjaan bawah air.
Ide pembuatan robot berasal dari permasalahan yang kerap terjadi setiap tahunnya, di mana banyak kasus pembangunan di dalam air yang tinggi resiko bahkan dapat menyebabkan kematian. “Misalnya pada tahun 2024 di North Carolina ada kasus kecelakaan kerja pembangunan bawah air.” ujar Marco di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Pada umumnya karena pembangunan dalam air adalah suatu proyek yang besar, maka pembangunan akan dilakukan di darat dan setelah jadi dipindahkan ke dalam air. “Menurut kami cara itu kurang efektif, alangkah baiknya kalau pembangunannya bisa langsung dilakukan di dalam air.” tutur Raphael.
Oleh karena itu, Marco, Raphael, dan Raynard menciptakan robot “UNCRANE” (Underwater Crane) yang bisa membantu manusia untuk melakukan pembangunan langsung di dalam air. Robot ini bekerja secara otomatis, tidak perlu lagi penyelam yang melakukan underwater construction. Jadi, bisa mengurangi kasus kecelakaan kerja yang terjadi selama ini.
Raynard menjelaskan bagian utama dari robot yang diciptakan adalah mechanical arm. Ini bertujuan untuk memindahkan material ke bawah air tanpa menggunakan tangan manusia. Sistemnya menggantung diatas permukaan air.
Proses Panjang
Raynard dan Raphael sejak awal sudah bergabung di dalam ekstrakurikuler robotik di sekolah dan ditawarkan oleh guru pendamping mengikuti kompetisi robotik yang digelar oleh UKRIDA, namun satu tim diperlukan tiga orang. Mereka berdua memutuskan mengikutsertakan Marco ke dalam tim karena memiliki kemampuan public speaking dan bahasa inggris yang bagus.
Setelah ikut kompetisi tak disangka tiga sekawan tersebut berhasil meraih juara satu dan mendapatkan tawaran dari Robot Organizing Committee Indonesia (ROCI), sebuah lembaga non profit yang bertugas memberikan pendidikan robot di Indonesia, untuk mengikuti kompetisi robot internasional di Korea Selatan (Korsel).
“Kami membuat robot selama bulan Desember, mulai dari konsep, ide, hingga jadi robot. Namun, ketika H-3 mau berangkat ke Korsel ada mekanisme yang tidak benar dari yang sudah dipasang. Akhirnya kami bongkar ulang karena banyak masalah dan konsepnya diganti.” ungkap Raphael menceritakan suka duka dibalik keberhasilan tim dalam kompetisi IRO. (*)