Bangladesh dan Indonesia Eksplorasi Instrumen Keuangan Berkelanjutan
Sebagai wujud komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bangladesh dan Indonesia mengadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai keuangan berkelanjutan.
Delegasi perwakilan senior dari Divisi Hubungan Ekonomi (ERD) Kementerian Keuangan Bangladesh, yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet dan Sekretaris Tambahan ERD serta didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Impact Investment Exchange (IIX), mengunjungi Jakarta pada 24–27 Februari 2025.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari keberhasilan Indonesia dalam pembiayaan berkelanjutan dan penerbitan obligasi tematik, termasuk mekanisme Green & Sustainability Bonds.
Pengalaman Indonesia dalam merancang dan mengimplementasikan mekanisme keuangan ini telah menjadikannya pemimpin di Global South, sementara Bangladesh terus memperkuat pendekatannya terhadap keuangan berkelanjutan sebagai bagian dari prioritas pembangunan dan reformasi.
Indonesia diakui atas kepemimpinannya dalam keuangan berkelanjutan, dengan memperkenalkan instrumen keuangan inovatif seperti Green Sukuk dan sustainability bonds yang telah meraih penghargaan. Inisiatif ini telah membantu negara menyalurkan investasi ke upaya ketahanan iklim, termasuk perlindungan pesisir, pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan konservasi keanekaragaman hayati laut.
Bangladesh, yang ingin mengembangkan mekanisme pendanaan serupa, mempelajari pendekatan Indonesia dalam merancang insentif, melibatkan investor, dan membangun kerangka kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang serta pembangunan inklusif.
Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk menyoroti pentingnya solusi keuangan yang inklusif dan mampu merespons tantangan iklim, sosial, dan ekonomi yang kompleks. Kedua negara telah menunjukkan komitmen dalam memastikan bahwa investasi diarahkan kepada komunitas yang paling terdampak, khususnya perempuan dan kelompok masyarakat yang kurang terlayani. Bangladesh juga berencana menerbitkan Green Bond dan Orange Bond pertamanya, dengan kesadaran bahwa keberlanjutan harus mencakup lebih dari sekadar aspek lingkungan.
AKM Sohel, UN Wing Chief and Additional Secretary of the Economic Relations Division (ERD), Government of Bangladesh, mengatakan, "Dengan belajar dari keberhasilan Indonesia dalam pembiayaan hijau serta investasi sosial dan berkelanjutan, kami bertujuan mengembangkan mekanisme keuangan yang tidak hanya mendukung target iklim kami, tetapi juga memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh masyarakat Bangladesh.”
Adapun IIX sebagai pemimpin global dalam investasi berperspektif gender yang dipadukan dengan aksi iklim, secara aktif mendukung kedua negara dalam merancang kerangka kerja Orange Bond, menyediakan keahlian teknis, serta memfasilitasi akses ke pasar modal berbasis dampak. Pencapaian ini menegaskan kekuatan kerja sama Selatan-Selatan dalam membentuk masa depan keuangan berkelanjutan.
Durreen Shahnaz, CEO dan Pendiri IIX, mengatakan, “Keuangan berkelanjutan harus bersifat inklusif dan katalitik, memastikan bahwa modal menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Pengenalan Orange Bonds di Bangladesh dan Indonesia merupakan langkah berani menuju inovasi keuangan yang responsif terhadap gender, menunjukkan bagaimana kerja sama Selatan-Selatan dapat memimpin dalam mobilisasi modal untuk dampak berskala besar.”
Di saat keberlanjutan dan kebijakan ekonomi inklusif menghadapi tantangan global yang semakin besar, kepemimpinan negara-negara Global South dalam memperjuangkan upaya ini menjadi lebih penting dari sebelumnya. Bangladesh dan Indonesia tampil sebagai pemain kunci dalam memajukan keuangan berkelanjutan, menunjukkan bagaimana negara-negara berkembang dapat mendorong aksi iklim dan pertumbuhan yang berkeadilan melalui solusi keuangan yang inovatif.
Kunjungan delegasi ini menegaskan komitmen Bangladesh untuk memperluas pasar keuangan berkelanjutannya serta mengintegrasikan wawasan dari pengalaman Indonesia dalam menggerakkan modal swasta untuk dampak sosial dan lingkungan. (*)