Rahasia di Balik 1 Juta Ekspor Chery Tiggo Cross

null
Chery Tiggo Cross (Foto : PT Chery Sales Indonesia)

Mencetak 1 juta unit ekspor bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari transformasi sistemik Chery dalam menghadapi kompleksitas pasar global. Pencapaian Chery Tiggo Cross ini mengungkap bagaimana pabrikan asal Tiongkok ini membangun ekosistem manufaktur yang lincah, menggabungkan kecerdasan buatan (AI), platform modular, dan strategi rantai pasok yang mampu bertahan di tengah turbulensi global.

Kunci keberhasilan Chery Tiggo Cross terletak pada platform modular "T1X" yang dirancang untuk adaptasi cepat. Platform ini memungkinkan produksi varian berbeda dalam satu jalur perakitan — mulai dari suspensi yang dioptimalkan untuk medan berat di Amerika Selatan hingga sistem pendingin khusus iklim tropis Asia Tenggara. Dengan pendekatan ini, Chery mampu memangkas waktu pengembangan model baru hingga 40%, sekaligus mengurangi biaya produksi.

"Kami tidak membangun mobil, tapi ecosystem yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan lokal. Setiap Tiggo Cross yang diekspor ke Indonesia, Brazil, atau Timur Tengah memiliki 'DNA' berbeda, meski lahir dari pabrik yang sama," papar Dr. Li Wei, Kepala R&D Chery International dalam keterangan resmi, Rabu (5/3/2025)

Di balik 1 juta ekspor, Chery mengintegrasikan AI untuk memprediksi gangguan rantai pasok. Saat krisis chip pada 2023-2024 lalu, sistem mereka telah mengalihkan 70% kebutuhan semikonduktor ke pemasok lokal Tiongkok, mengurangi ketergantungan pada Taiwan dan Korea. Teknologi ini juga memungkinkan Chery mengoptimalkan stok komponen di gudang strategis seperti Pelabuhan Dalian, memastikan pengiriman tepat waktu meski terjadi lockdown global.

Chery menginvestasikan US$500 juta untuk membangun pabrik berteknologi Industrial Internet of Things (IIoT) di Anhui. Di sini, robot kolaboratif (cobots) bekerja berdampingan dengan teknisi manusia, memastikan presisi sambil mempertahankan fleksibilitas untuk kustomisasi. Hasilnya? Tingkat cacat produksi turun hingga 0,02% — lebih rendah dari rata-rata industri (0,1%).

Chery Tiggo Cross tidak hanya dijual, tetapi dihidupkan sesuai ekosistem local. Khusus mobil untuk pasar Asia Tenggara, Chery dilengkapi AC berdaya tinggi dan filter PM2.5 untuk polusi udara. Sedang untuk pasar Timur Tengah, produk Chery dilengkapi dengan sistem pendingin mesin ekstra dan cat tahan UV. Di Eropa Chery dibekali paket hybrid plug-in dengan baterai tahan suhu rendah (-30°C). Bahkan di Afrika, Chery membangun micro-factory portabel yang bisa merakit kendaraan di lokasi tambang terpencil.

Sebelum diluncurkan, Tiggo Cross menjalani uji ketahanan selama 18 bulan di lokasi ekstrim, serta menempuh jarak 2 juta kilometer di 40 zona iklim. Di China, Chery diuji di Gurun Gobi pada suhu 50°C. Kemudian mobil ini diuji di Sirkuit Nürburgring menguji performa dan handling. Kemudian mobil diajak menjelajahi hutan Kalimantan untuk tes kelembaban udara 95% dan jalan berlumpur. Data dari uji coba ini menjadi basis penyempurnaan AI di pabrik Chery.

Pencapaian 1 juta ekspor hanya awal. Chery kini mengekspor smart factory blueprint ke Brasil dan Maroko, lengkap dengan pelatihan SDM berbasis VR. Mereka juga membuka akses platform T1X bagi startup otomotif global — langkah strategis untuk menjadi Android-nya industri mobil".

Keberhasilan Tiggo Cross di IIMS 2025 (500 unit terjual dalam sepekan) mendorong Chery menjadikan Indonesia hub R&D Asia Tenggara. Tahun ini, mereka menguji coba battery-swapping station di Bali dan sistem navigasi berbasis AI untuk kondisi macet Jakarta. "Indonesia bukan pasar, tapi mitra co-creation. Setiap masukan dari konsumen di sini langsung masuk ke sistem cloud R&D kami di Wuhan," ujar Mohamad Ilham Pratama Head of Marketing PT Chery Sales Indonesia.

Dengan dana R&D US$1,5 miliar pada 2025, Chery bersiap meluncurkan Tiggo Cross Generasi 6 dengan kemampuan Level 4 autonomous driving. Kolaborasi dengan Huawei dalam pengembangan chipset MDC 810 menjanjikan mobil yang bisa belajar pola berkendara pengguna.

Pencapaian 1 juta ekspor Tiggo Cross bukan akhir, melainkan bukti bahwa inovasi sistemik — dari manufaktur hingga rantai pasok — adalah senjata baru industri otomotif global. Chery tidak hanya menjual mobil, tapi mengekspor masa depan mobilitas yang adaptif, cerdas, dan tanpa batas.(*)

# Tag