Saham IPO Berikan Cuan 69-447%, Saham RATU Cetak Profit Tertinggi

Suasana pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1/2025). Foto Nadia K. Putri/SWA
Suasana pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1/2025). (Foto Nadia K. Putri/SWA).

Sebanyak 4 saham dari 8 saham pendatang baru di BEI pada Januari-Februari 2025 memberikan capital gain kepada investor. Saham itu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang memberikan profit sebesar 447,82%, disusul PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) 70,34%, PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) yang memberikan cuan 70%, dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) 69,95%. Keempat saham ini memberikan kekayaan yang menggiurkan sejak melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Januari hingga 7 Maret 2025.

Sisanya adalah saham-saham yang menghancurkan kekayaan investor lantaran harga sahamnya menciut sejak IPO hingga Jumat pekan lalu itu. Saham itu adalah PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) yang terjun bebas hingga 69,52%, PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) melorot sebesar 58,84%, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) terkoreksi 10%, dan PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) yang minus 8%. Kedelapan saham pendatang baru di BEI ini IPO pada rentang 8 Januari-13 Januari 2025

Harga Saham-Saham yang IPO di Januari 2025

null
Periset : Ayusha Sitepu/SWA.

Investor yang membeli saham IPO di pasar perdana dan sekunder harus jeli mencermati prospek bisnis perusahaan, sektor industri, rencana manajemen menggunakan dana IPO dan pengembangan bisnis. Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah perusahaan yang IPO pada Januari 2025 hingga akhir pekan lalu sebanyak 8 perusahaan yang IPO di BEI. "Dana yang dihimpun dari IPO perusahaan ini Rp3,7 triliun," ucap I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI kepada awak media seperti ditulis di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Nyoman merincikan sebanyak 24 perusahaan pada daftar antrean (pipeline) penawaran perdana saham. Jumlah perusahaan beraset skala besar di daftar antrean IPO itu sebanyak 23 perusahaan per 28 Februari 2025. "Asetnya di atas Rp250 miliar yang merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017," ujar Nyoman.

Pada pekan sebelumnya itu manajemen BEI menyebutkan jumlah perusahaan beraset besar ini sebanyak 19 perusahaan di pipeline IPO. Jika merujuk data pipeline di atas maka jumlah perusahaan beraset gemuk di daftar antrean ini bertambah 4 perusahaan atau menjadi 23 perusahaan.

Sedangkan 1 perusahaan beraset menengah pada pipeline IPO di periode tersebut. Nilai asetnya pada rentang Rp50-250 miliar. Adapun, 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI per akhir Februari itu berasal dari berbagai sektor industri. Berikut sektor perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline IPO;

• 3 perusahaan dari sektor bahan dasar.

• 1 perusahaan dari sektor konsumer siklikal

• 7 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal.

• 3 perusahaan dari sektor energi.

• 1 perusahaan dari sektor keuangan.

• 3 perusahaan dari sektor kesehatan.

• 4 perusahaan dari sektor industrial.

• 2 perusahaan dari sektor transportatsi & logistik. (*)

# Tag