DCI Indonesia (DCII) Raih Laba Bersih Rp796,47 Miliar, Cetak Pendapatan Rp1,81 Triliun pada 2024

Emiten teknologi yang bergerak di bisnis pusat data (data center), PT DCI Indonesia Tbk (DCII) meraih laba bersih sebesar Rp796,47 miliar pada tahun 2024. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tersebut meningkat 54,88% dari tahun sebelumnya sebesar Rp514,23 miliar. Kenaikan laba juga diiringi kenaikan pendapatan, menjadi Rp1,81 triliun.
Rinciannya, DCII membukukan pendapatan pada tahun 2024 sebesar Rp1,81 triliun, meningkat 38,79% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun. Pendapatan itu ditopang dari jasa colocation, yaitu jasa penyimpanan dan penitipan server pelanggan yang nilainya Rp1,69 triliun. Kemudian pendapatan lain-lain sebesar Rp112,6 miliar.
Sementara itu, lini pendapatan dari pihak ketiga turut meningkat menjadi Rp1,77 triliun. Namun, pendapatan dari pihak berelasi turun menjadi Rp38,68 miliar.
Adapun pihak-pihak yang berelasi dan berkontribusi menyumbang pendapatan DCII antara lain PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur, PT Fortress Data Services, dan PT Datacenter Indonesia Sukses Perkasa. Kemudian, PT Ekagrata Data Gemilang, PT Indointernet Tbk (EDGE) juga turut menyumbang pendapatan DCII, tetapi kedua perusahaan tersebut tidak termasuk transaksi setelah tidak menjadi pihak yang berelasi dengan grup.
Manajemen DCII menjelaskan, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 dan 2023, pendapatan dari pelanggan yang secara individu memiliki jumlah transaksi melebihi 10% dari pendapatan, masing-masing terdiri atas transaksi kepada 3 (tiga) pelanggan dan 2 (dua) pelanggan, dengan jumlah transaksi untuk setiap tahun tersebut adalah masing-masing sebesar Rp891,51 miliar dan Rp525,08 miliar.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024, pendapatan yang berasal dari realisasi saldo awal tahun atas pendapatan yang ditangguhkan adalah sebesar Rp120,85 miliar. Pada tahun 2023, nilainya Rp114,17 miliar.
Namun, pendapatan yang naik juga diiringi beban pokok pendapatan yang meningkat hingga 41,39%. DCII mencetak rugi beban tersebut menjadi Rp755,4 miliar, dibanding sebelumnya rugi itu sebesar Rp534,23 miliar. Kerugian beban seluruhnya meningkat sebab berasal dari listrik, penyusutan aset tetap, material instalasi, gaji dan kompensasi karyawan, amortisasi aset tak berwujud, hingga lain-lain.
Pihak yang berelasi dalam beban pokok pendapatan ini antara lain, PT Datacenter Indonesia Sukses Perkasa dan PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur, diikuti juga oleh PT Ekagrata Data Gemilang dan PT Indointernet Tbk (EDGE) yang akhirnya tidak termasuk transaksi setelah tidak menjadi pihak yang berelasi dengan grup.
DCII juga merinci, terdapat pembelian dari pemasok yang melebihi 10% dari total pendapatan, yaitu berasal dari PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) sebesar Rp276,43 miliar, dengan porsi 15,25%.
Hasilnya, laba kotor atau laba bruto DCII meningkat 36,99% menjadi Rp1,05 triliun. Tahun sebelumnya, laba kotor itu sebesar Rp771,61 miliar.
Sejumlah beban seperti beban pemasaran meningkat rugi menjadi Rp5,45 miliar. Beban pemasaran turut meningkat sebab promosi dan pemasaran digenjot dan menghabiskan dana sebesar Rp3,9 miliar. Namun, nilainya terbilang menurun sebab pada tahun sebelumnya biara promosi mencapai Rp3,92 miliar.
Selanjutnya, beban pemasaran seperti perjalanan dinas, biaya berlangganan, hingga lain-lain seluruhnya meningkat. Masing-masing nilainya sebesar Rp1,15 miliar, Rp275 juta, dan Rp115 juta.
Lanjut, beban lainnya seperti beban umum dan administrasi turun meski masih mencetak kerugian, yaitu sebesar Rp79,37 miliar. Pendapatan operasi lain juga mengalami kenaikan menjadi Rp3,98 miliar. Sementara beban operasi lain mengalami kenaikan rugi hingga Rp1,38 miliar. Inilah yang membuat laba usaha DCII meningkat 42,51% menjadi Rp974,81 miliar. Tahun sebelumnya hanya Rp684,01 miliar.
Dari segi aset, liabilitas, dan ekuitas, rata-rata mengalami kenaikan. DCII mencatat kenaikan aset menjadi Rp4,82 triliun, liabilitas Rp1,81 triliun, dan ekuitas Rp3 triliun. Menurut manajemen perusahaan, aset meningkat berkat kenaikan pos aset lancar, terutama dari piutang usaha pihak ketiga yang meningkat sebesar Rp.354,3 miliar atau sebesar 141%. Hal ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Perseroan.
Kemudian, kenaikan pada pos aset tidak lancar terutama berasal dari pos aset tetap neto yang meningkat sebesar Rp944,7 miliar atau sebesar 32%. Ini ditujukan untuk penambahan aset tetap berupa bangunan, peralatan mekanis, listrik dan jaringan untuk perluasan gedung pusat data perusahaan.
“Saat ini terdapat gedung data center yang masih dalam proses pembangunan (disebut dengan "JK6") yang memiliki kapasitas 36 megawatt (MW). Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas colocation milik Perseroan dalam rangka memenuhi permintaan pelanggan dan meningkatkan pendapatan Perseroan,” jelas manajemen PT DCI Indonesia Tbk dalam laporan keuangan tahunan 2024 dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/3/2024).
Sementara itu, liabilitas meningkat sebab adanya kenaikan liabilitas jangka pendek, terutama berasal dari pos utang usaha pihak ketiga yang meningkat sebesar Rp.291,5 miliar atau sebesar 620%. Kemudian, berasal dari beban akrual meningkat sebesar Rp.81,6 miliar atau sebesar 112%. Penyebabnya, dari penambahan utang usaha pihak ketiga dan beban akrual untuk mendanai perluasan gedung pusat data, terutama terhadap gedung JK6.
Per 31 Desember 2024, jumlah karyawan DCII dan entitas anaknya sebanyak 114 orang. Jumlah tenaga kerja ini lebih banyak terserap pada tahun tersebut, dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 104 karyawan (tidak diaudit).(*)