Induk Guardian dan IKEA Indonesia (HERO) Tekan Rugi Rp5,58 Miliar, Raup Pendapatan Rp4,54 Triliun

Induk Guardian dan IKEA Indonesia (HERO) Tekan Rugi Rp5,58 Miliar, Raup Pendapatan Rp4,54 Triliun
Suasana jelang pembukaan salah satu gerai toko Guardian di Mal Grand Indonesia, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025). Guardian menjadi jaringan toko ritel apotek dan kecantikan yang dikelola PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO). Foto Nadia K. Putri/SWA

PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) mencatatkan rugi tahun berjalan atau rugi bersih senilai Rp5,58 miliar pada tahun 2024. Rugi ini berhasil ditekan hingga 95,77% dari yang sebelumnya sebesar Rp132,16 miliar pada 2024. HERO adala emiten perdagangan ritel barang primer yang merupakan induk dari jaringan toko ritel Guardian dan furnitur IKEA Indonesia,

Adapun pendapatan bersih HERO meningkat 3,56% menjadi Rp4,54 triliun. Tahun sebelumnya, HERO meraup Rp4,38 triliun. Untuk pendapatan tahun ini, HERO mencetak pendapatan dari sejumlah lini, yaitu pendapatan kotor senilai Rp5,52 triliun dan potongan rabat yang meningkat kerugiannya menjadi Rp980 miliar.

Lebih rinci, pendapatan kotor HERO tahun ini berasal dari pendapatan eceran senilai Rp4,98 triliun, pendapatan konsinyasi senilai Rp712,09 miliar, serta pendapatan rumah makan senilai Rp214,81 miliar. Adapun potongan rabat dan biaya konsinyasi masing-masing mengalami kerugian, yaitu Rp980 miliar dan 392,48 miliar.

Kontributor pencetak pendapatan HERO berasal dari lini bisnis kecantikan dan apotek Guardian dan penurunan kerugian di IKEA Indonesia.

“Kinerja perdagangan grup berangsur membaik dengan berakhirnya pandemi. Namun, tingkat pendapatan grup saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan beban operasional grup,” jelas manajemen DFI Retail Nusantara dalam laporan keuangan tahun 2024 di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (13/3/2025).

Meski pendapatan meningkat, tetapi beban pokok pendapatan HERO juga turut meningkat 1,99% menjadi Rp2,62 triliun. Sebelumnya, beban itu sebesar Rp2,57 triliun. Beban pokok pendapatan pada tahun 2024 berasal dari persediaan untuk dijual-awal dan pembelian, yang mayoritas menurun. Dari lini persediaan untuk dijual-awal nilainya Rp1,07 triliun, sementara pembelian sebesar Rp2,49 triliun.

Kemudian, lini persediaan untuk dijual-akhir kerugiannya menurun menjadi Rp960,59 miliar. Terakhir, lini perubahan provisi untuk persediaan nilainya menurun, menjadi Rp21,35 miliar. Manajemen HERO menyebutkan saldo awal persediaan untuk dijual dan perubahan provisi untuk persediaan tidak termasuk saldo terkait segmen Hero Supermarket, masing-masing nilainya sebesar Rp108,15 miliar dan Rp14,13 miliar.

Manajemen juga menambahkan, IKEA Supply AG menjadi sumber pemasok dengan transaksi pembelian melebihi 10% dari jumlah penjualan. Nilai pembeliannya sebesar Rp820,54 miliar, menurun dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp973,54 miliar.

Dari beban pokok pendapatan, HERO mencetak laba kotor sebesar Rp1,91 triliun, meningkat 5,8% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp1,81 triliun.

Sejumlah beban lainnya turut berkontribusi terhadap rugi sebelum pajak penghasilan HERO. Beban itu terdiri dari rugi beban usaha sebesar Rp1,84 triliun, rugi biaya keuangan sebesar Rp206,71 miliar, kenaikan penghasilan keuangan menjadi Rp8,91 miliar, dan penurunan penghasilan lainnya - bersih sebesar Rp14,88 miliar.

Setelah dikurangi aneka beban, sehingga HERO mencetak rugi sebelum pajak penghasilan menjadi Rp109,95 miliar. Rugi ini turun 77,58% dari tahun sebelumnya sebesar Rp490,57 miliar.

Sebelumnya, HERO melakukan divestasi atas bisnis supermarket, yaitu Hero Supermarket pada Juni 2024. Namun, Hero Supermarket masih dikelola oleh pihak berelasi, yaitu PT Hero Retail Nusantara. Tiga tahun sebelumnya, HERO juga menutup bidang usaha Giant yang terdiri dari hipermarket dan supermarket pada 2021.

Terkait aset, liabilitas dan ekuitas, HERO mencatatkan kinerja penurunan aset dan liabilitas. Masing-masing turun 18,14% dan 25,76%. Untuk aset, turun menjadi Rp4,71 triliun, sebelumnya Rp5,76 triliun. Namun, ekuitas HERO meningkat 5,14% menjadi Rp1,49 triliun, sebelumnya Rp1,42 triliun.

Sementara liabilitasnya ditekan menjadi Rp3,22 triliun, sebelumnya Rp4,34 triliun. Kewajiban sewa jangka pendek dan jangka panjang menurun sebesar Rp700 miliar atau turun 71%, sebab pengalihan bisnis Hero Supermarket dan pengurangan sewa untuk sejumlah toko.

Kemudian, pinjaman bank jangka pendek juga menurun Rp400 miliar atau turun 26%. Sebab, adanya penerimaan dari penjualan aset dimiliki untuk dijual dan bisnis Hero Supermarket.

Kini, entitas induk langsung HERO adalah Mulgrave Corporation B.V, yang akhirnya menjadi bagian dari Jardine Matheson Holdings Limited melalui The Daily Farm Company, Limited.

Pada 31 Desember 2024, HERO mencatat jumlah karyawan di perusahaan dan entitas anak sebanyak 4.176 karyawan. Jumlah pekerja cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 4.861 karyawan (tidak diaudit).

Adapun anak-anak perusahaan HERO yaitu PT Rumah Mebel Nusantara yang bergerak di usaha ritel, PT Distribusi Kesehatan dan Kecantikan Nusantara sebagai usaha perdagangan besar, dan PT Distribusi Mebel Nusantara sebagai usaha perdagangan besar.

HERO juga menjalin relasi dengan sejumlah perusahaan untuk keberlangsungan bisnis ritelnya. Mereka adalah The Dairy Farm Company, Limited sebagai entitas induk, Jardine Services (Hong Kong) Limited dan Jardine Matheson sebagai entitas sepengendali.

Kemudian, Guardian Health and Beauty Sdn. Bhd, The Dairy Farm Company, Limited – ROHQ, DFI Home Furnishing Ltd, dan Archipelago Property Development. Semuanya adalah entitas sepengendali HERO.

Selanjutnya, PT Hero Intiputra, PT Mitra Sarana Purnama, dan PT Hero Retail Nusantara. Mereka menjadi entitas yang dikendalikan oleh personil manajemen kunci yang terdiri dari dewan komisaris dan direksi HERO.

Presiden Direktur DFI Retail Nusantara, Hadrianus Wahyu Trikusumo, memperkirakan bisnis kesehatan dan kecantikan akan mempertahankan momentum positif, meski ketidakpastian pemulihan bisnis furnitur rumah tangga masih berlanjut.

“Upaya berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan produk melalui peningkatan sumber lokal, didukung oleh strategi pemasaran yang lebih efektif, diterapkan untuk memperkuat relevansi di pasar domestik," terang Hadrianus dalam keterangan resmi dari keterbukaan informasi BEI.(*)

# Tag