Dampak Sosial Berkelanjutan dalam Program Bedah Rumah di Sumsel

null
Foto : Istimewa

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu program prioritas yang berdampak sosial berkelanjutan adalah “Gerak Cepat, Bedah 5.815 Rumah Tidak Layak Huni dan Sanitasi Serentak".

Program yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan pelayanan dasar yang berkualitas. Ditargetkan rampung sebanyak 2.500 unit rumah kurun waktu 100 hari ke depan.

Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyampaikan untuk merealisasikan program ini, Pemrov Sumsel berkolaborasi dengan BUMN, BUMD dan korporasi. Harapannya, masyarakat mendapat hunian yang lebih layak serta menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan melalui peningkatan kesejahteraan, pemberdayaan tenaga kerja lokal, dan penguatan ekonomi kerakyatan.

“Dengan kekompakan kita bersama, ditargetkan dalam hitungan 3 bulan atau 100 hari kedepan sebanyak 2500 rumah selesai dibedah,” ucapnya.

Beberapa kabupaten/kota komitmen target bedah rumah di wilayah masing-masing tercapai dalam 100 hari ke depan, seperti Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menyanggupi 75 unit, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 150 unit, dan Kabupaten Banyuasin 300 unit.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumsel, Novian Aswardani, dalam laporannya mengatakan, tahun 2024 sebanyak 7.165 unit atau sebanyak 68% dari target 10.540 perbaikan rumah tidak layak huni telah tercapai. Sedangkan angka backlog tahun 2024 sebanyak 323.377 ΚΚ.

Dengan demikian, program ini juga berperan sebagai motor penggerak ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan permintaan bahan bangunan lokal. (*)

# Tag