Endress+Hauser Indonesia Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Terkait Industri Otomasi

null
Foto: Endress + Hauser

Sebagai upaya memperkuat kolaborasi antara industri, universitas, dan mitra sosial dalam mengembangkan tenaga kerja terampil bagi industri pintar (otomasi), serta menyediakan platform untuk dialog antara lembaga akademik dan pemimpin industri serta menyelaraskan program pendidikan dengan kebutuhan bisnis di dunia nyata, Endress+Hauser, mengadakan forum diskusi dan Networking Event bertajuk “Collaboration for Success – Empowering Learning for the Smart Industry” di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Beberapa praktisi dalam panel diskusi ini di antaranya Steffen Huber, Corporate Sales Director Endress+Hauser Group Services; Vivi Sutardi, Head of Human Resources Endress+Hauser Indonesia; Dr. rer. nat. Filiana Santoso, Associate Professor Swiss German University; Daniel Wiebel, Program Manager Swiss Skills for Competitiveness Swisscontact Indonesia; T. Agus Suriyono, Direktur ATMI Cikarang Sari Lukito, Presiden Direktur Givaudan Indonesia; Adi Dharmadi, Presiden Direktur Rockwell Indonesia dan Safri Susanto, Head of Didactic Indonesia PT Festo. Panelis yang hadir terdiri dari ahli dan praktisi industri otomasi, termasuk perwakilan dari Endress+Hauser Global dan Indonesia

“Bagi kami, kehadiran para pemangku kepentingan di forum ini baik dari perguruan tinggi maupun pelaku industri proses kontrol di Indonesia, akan memberikan wawasan berharga mengenai industri dan universitas, memperluas jaringan serta menjadi bagian dari diskusi transformasional yang bertujuan membentuk masa depan pendidikan dan kesiapan tenaga kerja,” jelas Henry Chia, Presiden Direktur Endress+Hauser Indonesia, pada pernyataanya yang ditulis swa.co.id di Jakarta, Senin (17/3/2025).

Dalam kesempatan ini, Endress+Hauser Indonesia mengadakan program beasiswa Endress+Hauser untuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berhubungan dengan industri otomasi, antara lain dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Politeknik Industri ATMI, Swiss German University, Universitas Kalbis, dan Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung.

Menurut Vivi Sutardi, HR Head Endress+Hauser Indonesia, program beasiswa ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan oleh Endress+Hauser Indonesia. Dimulai dari kerja sama dengan perguruan tinggi melalui penerimaan mahasiswa magang, kini Endress+Hauser memperluas bentuk kerja sama tersebut dengan memberikan beasiswa tanpa ikatan kepada mahasiswa, terutama untuk jurusan instrumentasi, otomasi, dan elektro.

Mekanisme pemberian beasiswa ini akan diserahkan kepada pihak perguruan tinggi untuk melakukan seleksi.Program ini diharapkan semakin banyak mahasiswa yang mengenal Endress+Hauser dan mendapatkan pengalaman agar tidak canggung ketika memasuki dunia kerja nantinya.

T. Agus Sriyono, Direktur Politeknik Industri ATMI Cikarang, salah satu perguruan tinggi penerima beasiswa Endress+Hauser, mengungkapkan, pihaknya mendukung pelaksanaan program beasiswa ini untuk para mahasiswa karena program ini memberi kesempatan bagi mereka untuk memperluas wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di kampus ke dunia kerja nyata, sehingga kelak mereka dapat lebih siap dan percaya diri dalam bekerja di perusahaan serta fokus mengembangkan karir mereka di industri otomasi kelak.

Selama acara forum diskusi, para peserta berkesempatan untuk terlibat dengan pakar industri, para thought leaders dan sesama pelaku industri proses kontrol, serta mendapatkan wawasan berharga tentang tren dan perkembangan industri otomasi baik di Indonesia maupun internasional.

Program beasiswa Endress+Hauser Indonesia ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret perusahaan untuk memperbaiki kurikulum perguruan tinggi agar sesuai dengan kebutuhan otomasi Endress+Hauser Indonesia dan para pelanggannya. Kegiatan ini juga diyakini akan berperan dalam meningkatkan visibilitas Endress+Hauser sebagai mitra utama dalam memajukan otomasi industri di Indonesia.

“Kami ingin menciptakan masa depan yang lebih baik, untuk industri, mahasiswa, maupun perguruan tinggi. Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, seperti AI, mesin otomatis, IoT, dan lainnya, perguruan tinggi tidak lagi dapat memberikan pengajaran secara terisolasi, melainkan harus berkolaborasi dengan industri. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya akan memahami teori di kelas, tetapi juga belajar bagaimana mempraktikkan ilmu yang didapat di kelas, dengan tujuan untuk siap terjun ke industri”, ujar Henry.

Endress+Hauser adalah perusahaan global dalam instrumentasi pengukuran, layanan serta solusi untuk rekayasa proses industri dan telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 80-an, serta resmi membuka kantornya di Indonesia pada tahun 2013 dengan nama PT Endress+Hauser Indonesia. (*)

# Tag