Dari Herbal hingga Digital: Strategi Etawalin Menaklukkan Pasar Susu di Indonesia

null
(tengah) Dr. Erwin Panigoro dalam BizzComm Podcast (Foto: Agus Sudrajat/SWA)

Pandemi Covid-19 tak hanya membawa dampak negatif, tetapi juga menjadi pemantik lahirnya inovasi. Salah satu kisah menarik datang dari Etawalin, sebuah merek susu kambing yang muncul dari kebutuhan masyarakat akan asupan kesehatan yang lebih organik dan alami.

Dr. Erwin Panigoro, Executive Vice President Brand & Marketing PT Etos Kreatif Indonesia, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat pesat selama pandemi. Mereka mulai mencari produk yang tak hanya bergizi tetapi juga memiliki manfaat tambahan.

"Saat itu, banyak orang mulai memperhatikan asupan yang lebih alami dan organik. Ini menjadi salah satu alasan utama lahirnya Etawalin," ujar Erwin dalam acara BizzComm Podcast, kolaborasi SWA dengan LSPR Faculty of Business.

Tak seperti susu sapi yang lebih umum dikonsumsi di Indonesia, susu kambing memiliki keunggulan tertentu, terutama bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa. Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi: bagaimana membuat susu kambing bisa diterima luas oleh pasar yang terbiasa dengan susu sapi?

Salah satu langkah inovatif yang diambil adalah mengkombinasikan susu kambing dengan bahan herbal seperti temulawak, jahe merah, dan kayu manis. Ini bukan sekadar gimmick pemasaran, tetapi sebuah formulasi yang telah diteliti manfaatnya, terutama untuk kesehatan tulang dan sendi.

"Kami ingin membuat produk yang lebih dari sekadar susu. Harus ada manfaat kesehatan yang signifikan di dalamnya," tambah Erwin.

Tantangan lainnya adalah stigma terhadap susu kambing, khususnya terkait dengan aromanya yang khas. Banyak orang menghindari susu kambing karena dianggap memiliki bau prengus yang tidak sedap.

Menyadari hal ini, Etawalin melakukan proses produksi dengan standar tinggi untuk menghilangkan aroma tersebut tanpa mengurangi manfaat nutrisinya. Mereka memastikan bahwa konsumen mendapatkan manfaat maksimal tanpa harus menghadapi aroma yang kurang menyenangkan.

Menggeser Mindset Konsumen: Dari Stigma ke Penerimaan

Mengubah persepsi masyarakat terhadap susu kambing bukan perkara mudah. Sudah sejak lama, susu sapi mendominasi pasar dan menjadi bagian dari pola konsumsi masyarakat Indonesia. Namun, tim Etawalin melihat celah besar yang belum banyak digarap.

"Sebenarnya konsumsi susu di Indonesia cukup tinggi, tetapi susu kambing belum mendapatkan tempat yang seharusnya," kata Erwin. Dengan strategi komunikasi yang tepat, Etawalin berusaha memposisikan dirinya bukan hanya sebagai susu biasa, tetapi sebagai functional drink yang menawarkan lebih dari sekadar nutrisi.

Keunggulan utama Etawalin terletak pada kandungan herbalnya yang dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik konsumen. Dengan kandungan temulawak, jahe merah, dan kayu manis, produk ini secara ilmiah membantu kesehatan sendi dan tulang.

"Hari ini, masalah nyeri sendi bukan hanya dialami orang tua. Anak muda pun mulai merasakannya karena pola hidup yang kurang sehat dan aktivitas fisik yang berlebihan," ujarnya. Dengan pendekatan ini, Etawalin berhasil memperluas target pasar mereka—tidak hanya menyasar usia lanjut, tetapi juga generasi muda yang aktif.

null
"Strategi kami bukan hanya sekadar menjual produk, tetapi memastikan bahwa produk ini ada di tempat yang paling nyaman bagi konsumen," tambah Erwin.

Dalam pengembangannya, Etawalin juga memperhatikan preferensi rasa masyarakat Indonesia. Salah satu tantangan terbesar dalam memperkenalkan susu kambing adalah bagaimana membuatnya tetap enak tanpa menghilangkan manfaatnya.

Mereka mengolahnya dengan teknologi tinggi agar susu ini tetap memiliki khasiat, tetapi bisa dinikmati siapa saja tanpa rasa takut terhadap aroma khasnya. Hasilnya? Produk ini berhasil menghadirkan susu kambing dengan rasa yang lebih creamy dan lebih bisa diterima oleh lidah konsumen.

Tak hanya itu, strategi pemasaran pun disesuaikan dengan tren dan kebiasaan masyarakat saat ini. Salah satu langkah berani yang diambil Etawalin adalah memanfaatkan platform digital seperti TikTok, Instagram, dan marketplace untuk menjangkau konsumen lebih luas.

"Kami sadar bahwa orang tidak hanya membeli produk karena fungsinya saja, tetapi juga karena emosi dan cerita yang melekat pada produk itu," kata Erwin. Oleh karena itu, storytelling menjadi bagian penting dalam kampanye pemasaran Etawalin, dengan pendekatan edukatif yang ringan dan menghibur.

Langkah lainnya adalah ekspansi ke berbagai saluran distribusi. Saat ini, Etawalin tersedia di apotek, toko herbal, serta e-commerce ternama. Menariknya, data menunjukkan bahwa perilaku belanja konsumen semakin mengarah ke omnichannel mereka bisa menemukan produk ini di mana saja, baik online maupun offline.

"Strategi kami bukan hanya sekadar menjual produk, tetapi memastikan bahwa produk ini ada di tempat yang paling nyaman bagi konsumen," tambah Erwin.

Inovasi dan Adaptasi: Kunci Bertahan di Pasar yang Kompetitif

Di era digital seperti sekarang, memiliki produk berkualitas saja tidak cukup. Persaingan yang ketat menuntut strategi pemasaran yang lebih kreatif dan berbasis data. Etawalin memahami hal ini dan menerapkan pendekatan data-driven creativity dalam setiap langkahnya.

"Kami tidak hanya mengandalkan insting dalam berbisnis, tetapi juga mengolah data untuk memahami perilaku konsumen," ungkap Erwin. Data tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam strategi pemasaran yang lebih presisi, baik dalam pembuatan konten, penentuan target audiens, hingga pengembangan produk baru.

Salah satu keberhasilan Etawalin adalah bagaimana mereka bisa memanfaatkan tren digital, khususnya TikTok. Platform ini telah menjadi alat pemasaran yang sangat efektif, terutama bagi produk-produk yang ingin membangun kedekatan emosional dengan audiensnya.

"Konten yang ringan, edukatif, dan menghibur lebih mudah diterima oleh konsumen. Ini membuat mereka tidak merasa seperti sedang dijual sesuatu, tetapi lebih kepada mendapatkan informasi yang berguna bagi kesehatan mereka," jelasnya.

Keberhasilan Etawalin tidak hanya diukur dari penjualan yang terus meningkat, tetapi juga dari berbagai penghargaan yang telah diraihnya. Beberapa kali produk ini mendapatkan predikat Best Brand (termasuk dari SWA), sebuah pencapaian yang menunjukkan bahwa kehadirannya di pasar semakin diakui.

Namun, Erwin menyadari bahwa mempertahankan posisi di industri ini adalah tantangan tersendiri. Oleh karena itu, inovasi terus dilakukan, termasuk dalam pengemasan produk, agar semakin sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup konsumen modern.

Membidik Ekspor

Yang menarik, Melihat tren yang berkembang, Etawalin juga mulai mempersiapkan diri untuk ekspansi ke luar negeri. Negara-negara seperti Malaysia dan Singapura menjadi target potensial, mengingat konsumsi susu kambing di sana sudah lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

"Kami melihat adanya peluang besar untuk masuk ke pasar internasional. Namun, tentu ada banyak aspek yang perlu dipelajari, termasuk regulasi dan preferensi konsumen di masing-masing negara," kata Erwin.

Pada akhirnya, Etawalin bukan sekadar bisnis susu kambing biasa. Ini adalah bukti bagaimana sebuah produk lokal bisa tumbuh dan bersaing di pasar dengan pendekatan yang tepat.

Dengan kombinasi inovasi, pemasaran digital, dan pemahaman mendalam terhadap perilaku konsumen, Etawalin berhasil menembus stigma dan menjadikan susu kambing sebagai pilihan gaya hidup sehat.

"Kami ingin terus hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin hidup lebih sehat dengan cara yang praktis dan alami," tutup Erwin. (*)

# Tag