Tugu Insurance (TUGU) Optimistis Spin-Off Unit Usaha Syariah Terealisasi di 2025

Suasana kantor Asuransi Tugu (TUGU). Foto Asuransi Tugu
Ilustrasi foto : Asuransi Tugu.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance optimistis bisnis Unit Usaha Syariah (UUS) akan tumbuh solid. Ini sejalan dengan rencana perseroan yang akan melakukan spin off pada 2025. Pada aksi koorporasi ini, Tugu Insurance diyakini akan lebih mengoptimalkan potensi sekaligus peluang pasar industri asuransi syariah di Tanah Air. Pada Desember 2024, UUS Tugu Insurance pada mencatatkan kinerja positif dengan raihan premi yang meningkat hampir 100% secara tahunan.

“UUS Tugu Insurance mencatatkan kontribusi pada 2024 meningkat hampir 100% secara tahunan. Perusahaan mencatat proporsi syariah terhadap konvensional masih berada di bawah 5 persen, sehingga masih besar peluang untuk tumbuh,” jelas Tatang Nurhidayat, Presiden Direktur Tugu Insurance pada keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/3/2025).

Menurut Tatang, aksi spin off UUS diyakini akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Untuk itu, dalam memilih metode spin off, perseroan telah melakukan kajian feasibility. Kajian ini dibuat dengan mempertimbangkan potensi market asuransi syariah di Indonesia, kondisi industri dan perseroan saat ini, serta beberapa aspek lainnya. “Kami menilai spin off sebagai peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan industri asuransi syariah ke depannya. Hal ini membuat Tugu Insurance juga ikut menyusun berbagai strategi dalam usaha mencapai kinerja positif di 2025,” jelasnya.

Demi menyukseskan proses spin off, kata Tatang, pembentukan struktur organisasi dan pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi dua hal krusial yang harus dipersiapkan sebagai fondasi dalam keberlangsungan kinerja perseroan ke depan. “Struktur organisasi dan SDM sangat penting dalam spin off. Makanya, kami sudah mulai melakukan analisa terhadap pemenuhan manpower tersebut,” jelasnya.

Tatang menjabarkan hal penting lainnya dalam proses spin off adalah terkait dengan pengembangan produk yang spesifik. Pasalnya, kata Tatang, pengembangan produk membutuhkan waktu, biaya serta sumber daya yang cukup besar. Selain itu, dibutuhkan pula strategi khusus untuk melakukan pengelolaan risiko dan pengembangan pemasaran. “Namun produk spesifik ini bisa membuka peluang untuk menghadirkan diferensiasi produk yang berbeda dari produk konvensional, sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif,” jelas Tatang.

Sejauh ini, perseroan telah melakukan melakukan pemantauanyang ketat terhadap timeline spin off. Dengan sejumlah persiapan yang telah dilakukan, Tatang optimistis spin off bisa dirampungkan pada tahun ini. “Saat ini kami masih dalam melakukan tahapan-tahapan proses persiapan pemisahan unit usaha syariah dan sejauh ini masih sesuai dengan timeline yang ditetapkan perusahaan,” tuturnya. (*)

# Tag