Di tengah dinamika ekonomi nasional, sektor fast moving consumer goods (FMCG) dan manufaktur terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan, permintaan terhadap layanan angkutan peti kemas juga mengalami tren kenaikan.

Menanggapi peluang ini, PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero), resmi meluncurkan KA Kalog 3, sebuah inovasi layanan angkutan peti kemas yang bertujuan memperkuat kelancaran distribusi barang melalui jalur rel.

Heri Siswanto, Direktur Operasi KAI Logistik, menyoroti bahwa pertumbuhan industri FMCG, manufaktur, dan e-commerce berdampak langsung pada peningkatan kebutuhan distribusi barang yang cepat dan andal.

“Kehadiran KA Kalog 3 dilatarbelakangi oleh pertumbuhan industri, terutama di sektor FMCG dan manufaktur, yang terus berkembang,” ujarnya.

Tren peningkatan penjualan FMCG berkontribusi terhadap semakin besarnya kebutuhan transportasi barang yang efisien. Dalam hal ini, moda kereta api menawarkan solusi logistik yang kompetitif berkat kapasitas angkut yang besar, kepastian jadwal, serta faktor keamanan dan keselamatan yang lebih terjamin.

“Moda kereta api menjadi solusi logistik yang lebih efisien bagi perusahaan karena kapasitas angkutnya yang besar, kepastian jadwal, serta keamanan dan keselamatan yang menjadi prioritas. Hal ini tercermin dari peningkatan minat pengiriman barang menggunakan angkutan peti kemas yang meningkat 13% pada tahun 2024, mencapai 2,3 juta ton," jelas Heri.

Peningkatan ini juga selaras dengan penguatan komitmen dan kesadaran pelaku usaha dalam menjalankan bisnis yang lebih hijau, dan memilih moda KA sebagai transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” Heri menambahkan.

Sebagai respons terhadap peningkatan permintaan, KAI Logistik mulai mengoperasikan KA Kalog 3 pada 13 Maret 2025 dengan jadwal perjalanan setiap dua hari sekali. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat jaringan logistik nasional yang lebih efisien, cepat, dan berdaya saing tinggi.

KA Kalog 3 memiliki kapasitas angkut mencapai 30 gerbong datar (60 TEUs) atau setara dengan 1.080 ton dalam satu kali perjalanan. Layanan ini juga hadir dengan relasi baru yang berbeda dari layanan sebelumnya, yakni Sungai Lagoa – Klari – Kalimas, yang dipilih secara strategis untuk mendukung distribusi ke kawasan industri utama yang menjadi pusat aktivitas sektor FMCG dan manufaktur.

Selain meningkatkan efisiensi distribusi, KA Kalog 3 juga berperan dalam penguatan konsep green logistics. Moda kereta api terbukti lebih ramah lingkungan dibandingkan transportasi darat berbasis truk, dengan kontribusi nyata dalam pengurangan emisi karbon dan optimalisasi moda transportasi berkelanjutan.

Selain itu, layanan KA peti kemas ini juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi, seperti menekan biaya pemeliharaan jalan akibat kerusakan berlebih serta mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.

“Hadirnya KA Kalog 3 diharapkan mampu meningkatkan daya saing angkutan peti kemas dan mendorong peralihan dari moda darat ke kereta api sebagai langkah nyata dalam mendukung transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi industri nasional,” ujar Heri.

Ke depan, KAI Logistik akan terus memantau respons pasar terhadap layanan ini dan melakukan evaluasi berkelanjutan guna mengoptimalkan efektivitas operasionalnya.

Sejalan dengan strategi perluasan layanan angkutan peti kemas, KAI Logistik juga berencana memperluas jangkauan dengan mengembangkan rute baru serta meningkatkan kapasitas angkut sesuai dengan tren pertumbuhan industri.

Dalam menghadapi persaingan logistik yang semakin ketat, KAI Logistik menempatkan konektivitas sebagai elemen kunci dalam strategi ekspansi bisnisnya. Upaya ini mencakup peningkatan kolaborasi dengan pelanggan industri, pengembangan fasilitas bongkar muat di stasiun-stasiun strategis, serta optimalisasi teknologi dan digitalisasi layanan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Dengan langkah-langkah strategis ini, KAI Logistik berkomitmen menghadirkan solusi logistik yang tidak hanya andal, tetapi juga berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar logistik nasional. (*)