Arief Mulyadi: Berdayakan Masyarakat melalui Pendekatan Kearifan Lokal

null
“Dengan mendorong pengambilan keputusan di berbagai level, PNM membangun budaya kerja yang proaktif, inovatif, dan berbasis pemberdayaan,” kata Arief Mulyadi (Foto: Pribadi)

Arief Mulyadi termasuk di antara sedikit profesional yang dipercaya pemerintah untuk memimpin sebuah BUMN lebih dari satu periode.

Kini, pria kelahiran 23 Juni 1968 ini masih menjalani periode keduanya sebagai Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), BUMN yang ditugaskan untuk menangani pembiayaan sektor UMKM.

Arief melewati perjalanan karier yang cukup panjang di BUMN setelah sebelumnya pernah berkarier di Bank Nusa Internasional (1994-1999). Lulusan S-1 Biologi Universitas Jendral Soedirman pada 1993 ini mulai bergabung dengan PNM pada tahun 1999 sebagai Account Officer Lapangan.

Seiring dengan perkembangan kariernya, pada 13 Februari 2018, Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno, mengangkat Arief sebagai Dirut PMN periode 2018-2022, setelah sebelumnya menduduki posisi Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PNM.

Kemudian, dalam RUPS PMN pada 18 April 2022, Menteri BUMN selanjutnya, Erick Thohir, kembali mengangkat pemegang gelar S-2 Kajian Strategi Ketahanan Nasional dari Universitas Indonesia pada 2006 ini sebagai Dirut PMN periode 2022-2027.

Sebagai komandan PMN, Arief menegaskan bahwa fokus perusahaannya adalah pembiayaan kegiatan ekonomi masyarakat keluarga prasejahtera, khususnya ibu-ibu pengusaha ultramikro.

Dalam menjalankan perannya, ia melihat ada sejumlah tantangan. Antara lain, tumbuhnya lembaga pembiayaan untuk segmen ultra mikro, terutama dengan kemunculan banyak lembaga pembiayaan berbasis teknologi finansial (fintech) yang menawarkan proses yang lebih cepat dan fleksibel.

“Ini menjadi tantangan bagi PNM untuk tetap relevan dan kompetitif,” ujarnya.

Di sisi lain, PNM juga harus mampu meningkatkan keterlibatan nasabah, bukan hanya sebagai penerima manfaat, tapi juga sebagai bagian penting dari ekosistem pembiayaan masyarakat yang dapat memperkuat komunitas.

Guna menghadapi tantangan dan menangkap peluang baru, Arief menggariskan prinsip inklusi keuangan. Beragam strategi pun diayunkan. Antara lain, fokus pada model pembiayaan kelompok.

Dengan skema itu, PNM tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga memperkuat solidaritas antarnasabah serta meningkatkan keberlanjutan usaha mereka. Seiring dengan itu, PNM juga berupaya meningkatkan peran Ketua Kelompok dalam Pertemuan Kelompok Mingguan di antara nasabah.

Dari sisi tenaga pemasar (Account Officer/AO), PNM berupaya merekrut dari kalangan masyarakat lokal, karena mereka dinilai punya pemahaman mendalam terhadap budaya dan kearifan lokal.

Untuk meningkatkan produktivitas dan loyalitas mereka, Arief mendorong PNM untuk menjalankan program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, PNM juga mengembangkan aplikasi pendukung bisnis dan operasional, antara lain dengan meluncurkan Mekaar Digi dan E-Office untuk meningkatkan efektivitas layanannya.

Bersamaan dengan itu, PNM pun berupaya memanfaatkan data lokal agar dapat memahami pola usaha dan kebutuhan nasabah agar solusi yang ditawarkan lebih relevan.

Sebagai pemimpin, Arief juga menaruh perhatian pada inovasi. “Inovasi tidak hanya datang dari teknologi, tetapi juga dari pemahaman mendalam terhadap karakteristik sosial dan ekonomi di setiap wilayah,” katanya.

Ada sejumlah ajang yang digelar untuk memperkuatnya, seperti Innovation Festival (I-Fest): insan PNM di seluruh Indonesia dapat menyampaikan ide-ide inovatif berbasis kearifan lokal yang dapat mendukung bisnis perusahaan.

Sebagai CEO, Arief percaya bahwa pengembangan tim adalah fondasi utama bagi pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan. Ia ingin setiap insan PNM mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Sejumlah inisiatif dijalankan, seperti program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan.

Pelatihan yang diberikan bukan cuma mencakup aspek teknis, tapi juga kepemimpinan, disesuaikan dengan perkembangan industri keuangan mikro. Satu hal yang digarisbawahi, pengembangan SDM tidak hanya untuk mendukung keberlanjutan bisnis, tapi juga menciptakan pemimpin masa depan bagi industri keuangan mikro.

Satu contoh menarik dalam hal memperluas wawasan insan PMN, BUMN ini menggelar kegiatan Learning Festival. Kegiatannya terdiri dari berbagai sesi, seperti Meet The Expert, Clash of The Partner Trainers, The Last of Us, Bring it On, dan The Scavenger Hunt.

Untuk memastikan strategi perusahaan tetap relevan, PNM menerapkan pendekatan berbasis kearifan lokal, pendampingan yang kuat, serta pemanfaatan konsep Society 5.0 di mana manusia menjadi subjek utama dalam transformasi sosial, ekonomi dan digital.

Arief mengaku berupaya memberikan kepercayaan kepada tim, termasuk dalam mengambil keputusan yang disesuaikan dengan tanggung jawab mereka. Contohnya, para AO diberi keleluasaan dalam mendampingi nasabah dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, sedangkan kepala cabang memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan strategi operasional sesuai dengan kondisi wilayahnya.

Pada dasarnya, setiap karyawan didorong untuk mengambil inisiatif dalam menyelesaikan tantangan operasional sehari-hari, sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan responsif terhadap perubahan.

“Dengan mendorong pengambilan keputusan di berbagai level, PNM membangun budaya kerja yang proaktif, inovatif, dan berbasis pemberdayaan,” kata Arief.

Baginya, komunikasi juga menjadi bagian penting dari strateginya. Terutama, dalam mengomunikasikan visi perusahaan untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat prasejahtera. Sejauh ini, PNM telah mengomunikasikan visi perusahaan melalui berbagai media, seperti website, media sosial, dan berbagai forum internal.

Arief percaya bahwa elemen-elemen dalam kerangka The 4 Essential Roles of Leadership saling berkaitan dan memiliki dampak besar terhadap keberhasilan kepemimpinan. Namun, sebagai CEO PNM, ia menekankan pada dua elemen.

Pertama, Inspire Trust (membangun kepercayaan). Alasannya, kepercayaan adalah fondasi utama dalam kepemimpinan. “Tanpa kepercayaan (trust), strategi terbaik sekalipun sulit dijalankan dengan efektif,” ujarnya.

“Di PNM, saya membangun kepercayaan dengan bersikap transparan, konsisten, dan memberikan ruang bagi insan PNM untuk berkembang,” tambahnya.

Kedua, Execute Strategy (mengeksekusi strategi). Alasannya, kepemimpinan bukan hanya tentang merancang visi dan strategi, tetapi juga memastikan implementasinya berjalan efektif.

“Dengan strategi yang dieksekusi secara disiplin dan berorientasi pada dampak sosial, PNM terus tumbuh dan memberikan manfaat nyata bagi perempuan prasejahtera,” kata Arief meyakini. (*)

# Tag