Perusahaan Gas Negara (PGAS) Cetak Rekor Laba 22,06% di US$339,42 Juta pada 2024

Perusahaan Gas Negara (PGAS) Cetak Rekor Laba 22,06% di US$339,42 Juta pada 2024
Ilustrasi pekerja Pertamina Gas Negara atau PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di site-nya. Foto Pertamina Gas Negara

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil mencetak kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih hingga 22,06% menjadi US$339,42 juta.

Sebelumnya, PGAS mencetak laba sebesar US$278,09 juta. Pendapatan turut meningkat 3,9% menjadi US$3,78 miliar dibanding sebelumnya US$3,64 miliar.

Pendapatan itu didukung dari sejumlah lini bisnis PGAS, mulai dari pendapatan dari pihak berelasi dan pihak ketiga. Keduanya ditandai kenaikan pendapatan, masing-masing naik 10,28% dan 0,58%.

Jika dirinci, pendapatan dari pihak berelasi terdiri dari niaga gas bumi sebesar US$733,55 juta, transmisi gas US$227,16 juta, transportasi minyak US$142,96 juta, pendapatan jasa regasifikasi US$129,59 juta, jasa konstruksi dan pemeliharaan US$42,76 juta. Rata-rata lini tersebut mengalami kenaikan pendapatan. Terakhir, lini pendapatan baru di jasa jaringan telekomunikasi sebesar US$4,23 juta.

Namun, lini pendapatan dari penjualan minyak dan gas bumi turun menjadi US$70,14 juta, sebelumnya sebesar US$81,02 juta. kemudian, lini pendapatan pemrosesan gas bumi menurun menjadi US$25,72 juta, sebelumnya US$31,61 juta.

Lini pendapatan dari pihak ketiga juga mengalami kenaikan tipis. Ini ditandai dengan adanya lini pendapatan baru dari LNG trading sebesar US$221,5 juta dan pendapatan jasa regasifikasi sebesar US$42,85 juta.

Selebihnya, pendapatan pihak ketiga mengalami penurunan. Penurunan ini dimulai dari lini niaga gas bumi sebesar US$1,78 miliar, penjualan minyak dan gas bumi US$284,37 juta, transmisi gas US$23,52 juta, jasa jaringan telekomunikasi US$21,89 juta, jasa konstruksi dan pemeliharaan US$20,83 juta, dan transportasi minyak US$11,25 juta. Lini pendapatan pemrosesan gas bumi ditiadakan pada 2024, namun pada 2023 lini tersebut mencetak cuan PGAS sebesar US$34,59 juta.

Adapun pendapatan niaga gas bumi terdiri dari penjualan gas kepada pelanggan industri komersial, pelanggan rumah tangga, dan SPBG. Untuk pelanggan industri dan komersial, nilainya turun menjadi US$2,47 miliar, sebelumnya US$2,54 miliar.

Sementara itu lini pelanggan rumah tangga meningkat menjadi US$38,74 juta, sebelumnya US$25,17 juta. Terakhir, lini SPBG juga meningkat menjadi US$4,17 juta, sebelumnya US$3,47 juta.

PGAS menyatakan, penjualan minyak dan gas berasal dari aktivitas hulu dari kerja sama operasi minyak dan gas. Lini pendapatan baru seperti jasa jaringan telekomunikasi berasal dari pendapatan PGASKOM dengan menggunakan fiber optik kepada pelanggan.

Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan PGASSOL atas penyediaan jasa konstruksi dan pemeliharaan jaringan pipa dan PGN MAS atas penyediaan jasa pengamanan, sewa kendaraan, dan perumahan kepada pelanggan.

Lalu, PGAS juga mencatat pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Asalnya dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PPLN) dan entitas anaknya (pihak berelasi), sebesar US$697,05 juta atau 18,40%.

Kenaikan pendapatan diiringi juga kenaikan rugi beban pokok pendapatan. Aneka beban itu berasal dari sejumlah lini, yang ditandai dengan kenaikan aneka beban seperti beban LNG, yang meningkat tipis menjadi US$64,8 juta, sebelumnya US$63,59 juta.

Paling besar, beban niaga dan infrastruktur—termasuk gaji, sewa, penyusutan, perbaikan dan pemeliharaan yang memakan dana US$563,53 juta. Tahun sebelumnya sebesar US$511,8 juta. Beban sewa dan jasa lainnya juga meningkat hingga US$43,25 juta, sebelumnya US$28,08 juta.

Namun, terdapat sejumlah penurunan beban seperti pembelian gas bumi. Lini pembelian gas bumi menurun menjadi US$1,81 miliar dari sebelumnya US$1,91 miliar. Kemudian, aktivitas hulu minyak dan gas bumi, menurun menjadi US$305,7 juta, sebelumnya US$366,73 juta. Selanjutnya, lini pemrosesan gas, turun menjadi US$25,69 juta dari US$27,68 juta.

PGAS merinci, pembelian neto dari pihak berelasi yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian berasal pembelian dari Pertamina dan entitas anaknya sebesar US$723,94 juta atau 19,11%. Selanjutnya, dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebesar US$785,63 juta atau 20,74%.

Aneka beban lainnya juga meningkat rugi, mulai dari beban umum dan administrasi hingga beban lain-lain. Nilainya masing-masing mencapai rugi US$201,21 juta dan US$73,8 juta. Untuk beban umum dan administrasi, pengeluaran terbesar di pos gaji, imbalan pascakerja dan jangka panjang lainnya sebesar US$115,55 juta, sebelumnya US$104,04 juta.

Dari sisi aset, liabilitas, dan ekuitas, PGAS mencetak sejumlah penurunan. Aset PGAS tercatat menurun sebesar US$6,41 miliar, sebelumnya sebesar US$6,55 miliar. Liabilitas pun turun menjadi US$2,74 miliar, tahun sebelumnya sebesar US$3,05 miliar. Namun, PGAS meraih kenaikan ekuitas sebesar US$3,67 miliar, sebelumnya sebesar US$3,54 miliar. (*)

# Tag