ADES Bukukan Laba 33,24% dari Bisnis Makanan, Minuman serta Kosmetik

Emiten barang konsumen primer yang bergerak di bidang minuman dan makanan ringan, Akasha Wira International Tbk (ADES) berhasil membukukan kenaikan laba tahun berjalan hingga 33,24% menjadi Rp527,36 miliar pada laporan keuangan tahunan 2024. Pendapatan ADES turut meningkat 28,25% menjadi Rp1,95 triliun, dibanding tahun sebelumnya Rp1,52 triliun.

Pendapatan tersebut berasal dari sejumlah pos, antara lain makanan dan minuman sebesar Rp1,13 triliun. Pos ini meningkat 39,11% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp812,7 miliar. Kemudian, pos produk kosmetik sebesar Rp825,91 miliar, meningkat 15,88% dibanding sebelumnya sebesar Rp712,74 miliar.

Kenaikan pendapatan juga diiringi kenaikan beban pokok penjualan. Meskipun masih merugi, beban pokok penjualan ADES meningkat 32,99% menjadi Rp950,22 miliar, sebelumnya sebesar Rp714,5 miliar.

ADES merinci, penyebab bengkaknya beban pokok penjualan hingga masih merugi disebabkan beban produksi dan harga pokok produksi yang meningkat.

Dari pos beban produksi, ADES menghabiskan dana Rp870,96 miliar, sebelumnya Rp707,46 miliar. Asalnya dari bahan baku, beban kemasan dan bahan pembantu, beban pabrikasi, beban tenaga kerja langsung, hingga barang dalam proses.

Sementara itu, ADES menghabiskan dana Rp870,09 miliar untuk harga pokok produksi. Asalnya dari barang jadi, pembelian, hingga sampel marketing. Tahun sebelumnya, ADES menghabiskan dana Rp708,56 miliar untuk pos tersebut.

Setelah dikurangi beban pokok penjualan, maka ADES mencetak laba bruto sebesar Rp1 triliun. Sebelumnya, sebesar Rp810,93 miliar.

Aneka beban lainnya seperti beban penjualan, beban umum dan administrasi, hingga beban lain-lain rata-rata masih mengalami kerugian. Misalnya untuk beban penjualan, kerugiannya meningkat dari Rp257,7 miliar pada 2023 menjadi Rp310,56 miliar pada 2024. Pos beban terbesarnya ada di transportasi, yaitu sebesar Rp103,22 miliar. Tahun sebelumnya sebesar Rp71,74 miliar.

Kemudian beban umum dan administrasi juga meningkat rugi menjadi Rp75,13 miliar, tahun sebelumnya Rp69,19 miliar. Beban terbesar berasal dari gaji dan tunjangan karyawan lainnya sebesar Rp42,75 miliar, sebelumnya sebesar Rp30,88 miliar.

Namun, beban lain-lain justru menurun rugi secara signifikan menjadi Rp7 juta pada 2024, tahun sebelumnya sebesar Rp2,06 miliar. Beruntungnya, ADES mencetak penghasilan lain-lain sebesar Rp9,13 miliar, sebelumnya sebesar Rp2,72 miliar.

Total aneka beban ini mencetak rugi ADES hingga Rp376,57 miliar. Tahun sebelumnya, kerugian ADES mencapai Rp326,24 miliar.

Setelah dikurangi sejumlah beban, ADES berhasil mencetak laba dari usaha sebesar Rp629,63 miliar. Laba dari usaha tersebut meningkat 29,90% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp484,69 miliar.

Dari segi aset, liabilitas, dan ekuitas, rata-rata mengalami peningkatan. Aset ADES meningkat 29,3% menjadi Rp2,69 triliun, sebelumnya Rp2,08 triliun. Rinciannya, aset lancar mengalami kenaikan 26,31% atau sebesar Rp321,5 miliar. Penyebabnya, piutang usaha naik46,5% atau sebsar Rp103,6 miliar, sejalan dengan kenaikan penjualan. Persediaan perusahaan juga meningkat 50% atau Rp78,2 miliar.

Selain itu, uang muka dan biaya dibayar dimuka juga meningkat 14,4% menjadi Rp11,4 miliar, sebab sewa dibayar dimuka meningkat. Adapun kas dan setara kas meningkat 13,9% menjadi Rp104,8 miliar, sejalan dengan adanya laba usaha perusahaan. Aset tetap-bersih dan aset tak berwujud-bersih secara keseluruhan juga mengalami peningkatan 22,1% menjadi Rp164,8 miliar.

Namun, liabilitas juga turut meningkat 23,36% menjadi Rp438,37 miliar. ADES mencatat, kenaikan liabilitas disebabkan kenaikan utang usaha sebesar Rp54,1 miliar atau 46,8%. Sementara utang bukan usaha dan akrual juga naik sebesar Rp18,3 miliar atau 14,6%.

“Perusahaan telah melakukan pembayaran dan pencatatan sesuai dengan jatuh tempo dan kelengkapan dokumennya,” ujar Presiden Direktur Akasha Wira International Tbk, Wihardjo Hadiseputro dalam laporan keuangan tahunan 2024, dikutip dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (26/3/2025).

Wihardjo melanjutkan, utang pajak meningkat Rp11,2 miliar atau 20,5%. Penyebabnya, adanya kenaikan laba usaha perusahaan. Perusahaan telah melakukan kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya.

Didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia tahun 1985, sebelumnya ADES telah berubah nama beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, menjadi PT Akasha Wira International Tbk.

Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan ADES berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur, pabrik produk makanan di Jawa Barat, pabrik produk kosmetik di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Jumlah karyawan (tidak diaudit) ADES pada tahun 2024 sebanyak 1.328 karyawan, dengan rincian jumlah karyawan tetap sebanyak 481 orang dan karyawan kontrak sebanyak 847 orang.

Pada tahun sebelumnya, jumlah karyawan tetap sebanyak 436 orang dan karyawan kontrak sebanyak 560 orang. (*)

# Tag