Alexander Grenz: Menggenjot Distribusi dan Diverfisikasi Produk

null
Alexander Grenz (Foto: Allianz Life Indonesia)

Industri asuransi jiwa di Indonesia memang masih berjuang dengan tingkat penetrasi yang rendah. Dengan hanya 2,8% dari PDB yang dikontribusikan oleh industri ini dan tingkat inklusi yang masih di angka 16,6%, tantangan bagi pelaku bisnis asuransi memang bak mendaki gunung terjal.

Sungguh tak mudah. Namun, menarik, di bawah kepemimpinan Alexander Grenz, sang CEO, Allianz Life Indonesia berhasil bukan hanya bertahan, tetapi juga melesat dengan strategi yang inovatif dan pendekatan yang lebih menyeluruh.

Berkat penguatan distribusi, digitalisasi pemasaran, dan kolaborasi dengan mitra strategis, Allianz telah berhasil memperluas jangkauan pasar dan membangun pemahaman baru mengenai pentingnya perlindungan asuransi.

Tahun 2024, di tengah iklim bisnis yang masih diselubungi tantangan makro, Allianz Life Indonesia mampu membukukan pendapatan premi Rp 16 triliun. Dengan catatan angka, ini berarti pertumbuhan 10% secara year on year (YoY).

Jelas, hal itu sebuah prestasi yang ciamik dalam situasi sekarang. Lalu, nilai pendapatan premi unit link juga mampu tumbuh 6% secara YoY. Produk unit link berkontribusi 70% terhadap total pendapatan premi Allianz Life di Indonesia.

Sebagai Country Manager & President Director, Grenz membawa semangat baru dalam perusahaan. Salah satu fokus utamanya ialah mengubah persepsi masyarakat terhadap asuransi, yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang mewah dan kurang relevan.

“Lewat pendekatan berbasis digital, Allianz aktif melakukan literasi keuangan melalui berbagai kanal, mulai dari media sosial hingga kerjasama dengan key opinion leaders,” kata Grenz yang menjabat CEO sejak April 2023.

Yayasan Allianz Peduli telah mengadakan lebih dari 600 kegiatan edukasi keuangan, membuktikan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan finansial.

Dalam menangkap peluang di tengah perubahan kebutuhan pelanggan, Grenz memperkuat diversifikasi produk Allianz. Perusahaan ini kini semakin serius dalam pengembangan asuransi kesehatan yang disesuaikan dengan realitas tingginya inflasi biaya medis.

Selain itu, produk unit link Allianz juga terus diperbaiki, menanggapi kebutuhan masyarakat akan proteksi yang disertai dengan instrumen investasi. Hal ini tidak hanya menarik bagi generasi yang lebih matang dalam perencanaan finansial, tetapi juga bagi milenial dan Gen Z yang mulai memikirkan masa depan mereka.

Strategi distribusi pun mengalami transformasi besar di bawah kepemimpinan pria yang mulai bergabung sebagai analis di Allianz Group pada 2004 ini. Di Indonesia, Allianz kini telah memiliki lebih dari 50.000 tenaga pemasar serta jaringan kemitraan dengan lebih dari 10 bank terkemuka.

Menariknya, lebih dari 70% tenaga pemasar Allianz berasal dari generasi milenial dan Gen Z, yang memiliki pendekatan berbeda dalam berinteraksi dengan nasabah.

Dengan memanfaatkan pemasaran digital dan teknologi, Allianz sukses menarik lebih banyak pelanggan dari kalangan muda, sebuah langkah yang esensial untuk memperluas penetrasi pasar asuransi di Indonesia.

Grenz, yang pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Allianz Group, memahami bahwa budaya perusahaan dan keterlibatan karyawan merupakan faktor kunci dalam menjalankan visi besar Allianz. Sebab itu, pendekatan ONE Allianz ia terapkan untuk mengejar kesatuan visi dan misi di semua lini perusahaan.

Setiap karyawan diharapkan untuk memahami dan menginternalisasi nilai inti Allianz, yaitu “We Secure Your Future”. Dengan komunikasi internal yang efektif, mulai dari town hall meetings hingga surat elektronik (e-mail) berkala, Grenz memastikan bahwa setiap anggota tim merasa menjadi bagian dari tujuan besar perusahaan.

Mendorong budaya inovasi menjadi salah satu elemen penting dari kepemimpinan Grenz di Indonesia. Alumnus OTH Regensburg, Jerman, ini berusaha menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kreativitas dengan memberikan ruang bagi karyawan untuk bereksperimen dan berinovasi.

Allianz kini mengadopsi pendekatan agile dalam pengembangan produk dan strategi, memungkinkan proyek lintas departemen untuk bekerja lebih cepat dan responsif terhadap perubahan pasar. Dengan sistem ini, ide-ide baru dapat diimplementasikan dengan lebih efisien, mengurangi birokrasi yang sering menjadi hambatan dalam organisasi besar.

“Allianz secara aktif mengembangkan berbagai program pelatihan dan pembelajaran yang dapat diakses oleh seluruh karyawan, tanpa memandang jabatan atau latar belakang," kata Grenz.

Allianz Group bahkan menyediakan learning platform yang memungkinkan setiap individu mengasah keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan perkembangan karier. Program #LEAD, misalnya, dirancang untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan di dalam perusahaan, memastikan bahwa setiap karyawan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam mengembangkan proyek atau inisiatif baru, ia memberikan kebebasan kepada timnya untuk mengambil keputusan, selama tetap dalam koridor visi dan nilai-nilai perusahaan.

Filosofi “Collaborative Leadership” yang ia terapkan membuat setiap individu merasa memiliki perusahaan, memotivasi mereka untuk bekerja dengan dedikasi tinggi. Dengan kepercayaan yang dibangun dari transparansi dan komunikasi yang jujur, karyawan Allianz merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk berinovasi.

Grenz yang juga aktif di organisasi EuroCham Indonesia ini pun mengadopsi pendekatan kepemimpinan yang mencakup empat peran utama: menginspirasi kepercayaan, menciptakan visi, mengeksekusi strategi, dan mengembangkan potensi tim.

Dengan membangun budaya kerja yang transparan dan inklusif, Allianz berhasil meningkatkan engagement karyawan, yang berkontribusi langsung pada peningkatan kinerja perusahaan.

Kejelasan visi yang dikomunikasikan secara konsisten membuat setiap individu di dalam organisasi memahami arah dan tujuan perusahaan, memastikan langkah yang diambil selalu selaras dengan strategi bisnis jangka panjang.

Dalam hal eksekusi strategi, Allianz telah membuktikan efektivitasnya. Dengan pendekatan yang lebih berbasis data dan digitalisasi, perusahaan ini sekarang dapat mengukur kinerja dengan lebih akurat dan membuat keputusan yang lebih cepat. Keberhasilan ini tidak hanya tecermin pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga pada kepuasan pelanggan yang semakin meningkat.

Di bawah kepemimpinan Grenz, Allianz Life Indonesia telah mengalami transformasi yang positif. Perusahaan ini juga memiliki kinerja yang stabil. Dengan kombinasi strategi bisnis yang cermat, eksekusi yang solid, serta kepemimpinan yang berbasis kepercayaan dan kolaborasi, perusahaan ini berhasil memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar. (*)

# Tag