Ducati Raih €1 Miliar Euro Berkat Triple Engine: Balap, Teknologi, dan Keluarga Ducatista
Di tengah gempuran kompetisi global, Ducati membuktikan bahwa formula suksesnya tak hanya tentang mesin. Di balik pendapatan 1,003 miliar Euro dan profitabilitas 9,1% di tahun 2024, tersembunyi tiga "mesin" tak tergoyahkan: teknologi balap, inovasi mesin, dan komunitas yang mengalahkan loyalitas fans klub sepak bola.
Kaki-kaki Desmosedici Stradale, mesin legendaris yang menghidupkan Ducati Panigale V4, adalah bukti nyata darah balap yang mengalir di nadi produk komersial. Setiap komponennya diuji di sirkuit MotoGP oleh Ducati Corse—laboratorium R&D paling brutal di dunia.
“Teknologi yang kami kembangkan untuk balap tidak tinggal di lintasan. Ia turun ke jalan, menjadi DNA setiap motor Ducati,” tegas Claudio Domenicali, CEO Ducati seperti dikutip Ducati Indonesia, Rabu (26/3/2025). Tak heran, mesin V4 Granturismo di Multistrada 2025 adalah evolusi dari raungan motor yang menguasai podium Grand Prix.
Tapi Ducati bukan hanya tentang mesin. Mereka membangun ekosistem eksklusif yang membuat setiap Ducatista merasa seperti bangsawan dua roda. Dari track day di Mandalika hingga Ducati Premium Club yang menawarkan servis priority booking dan akses ke event VIP, merek ini mengubah kepemilikan motor menjadi gaya hidup.
“Ducatista bukan sekadar pelanggan. Mereka keluarga yang menjalankan passion yang sama,” tambah Domenicali. Program Ducati Museum di Bologna bahkan menjadi ziarah wajib bagi para penggemar, di mana sejarah balap dan desain bertemu nostalgia.
Strategi ini terbukti ampuh. Meski penjualan turun menjadi 54.495 unit pada 2024 (dari 58.224 di 2023), Ducati menjaga marjin premiumnya. Mereka menolak diskon, memilih fokus pada nilai, bukan kuantitas.
“Kami tak ingin jadi mainstream. Eksklusivitas adalah harga mati,” ujar Henning Jens, CFO Ducati. Hasilnya?
Pendapatan per motor mencapai €18.400—angka yang membuat kompetitor kelas berat seperti BMW Motorrad dan Aprilia gigit jari.
Tahun 2025, Ducati semakin agresif. Dengan 10 model baru, termasuk produk motorcross yang siap mengguncang pasar off-road pada Juni mendatang. Mereka membidik segmen pengendara yang haus petualangan namun tak mau kompromi pada teknologi.
“Setiap motor baru adalah cerita baru bagi Ducatista,” tandas Domenicali.
Di balik semua ini, Ducati mengingatkan dunia: profit bukan hanya soal angka. Tapi bagaimana balap menjadi laboratorium inovasi, teknologi menjadi senjata, dan komunitas menjadi jantung yang memompa darah segar bagi merek yang tak pernah berhenti memacu adrenalin.
Alhasil, seperti kata pepatah di kandang Ducati di Borgo Panigale, Italia. “Kami tak menjual motor. Kami menjual mimpi yang bisa dikendarai.” (*)