Strategi Golden Rama Perluas Pasar Wisatawan Premium Lewat Kemudahan Akses
Ketika tren wisata premium di Indonesia terus menanjak, Golden Rama Tours & Travel melakukan langkah cerdas yang menyatukan strategi pasar dan kenyamanan pelanggan.
Melalui divisi Golden Cruises, perusahaan ini menggandeng Star Cruises untuk meluncurkan Star Voyager, kapal pesiar mewah yang kini bisa langsung dinaiki dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Peluncuran ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari upaya membangun ulang peta perjalanan laut untuk segmen menengah atas Indonesia.
Bagi wisatawan yang selama ini harus terbang ke Singapura atau Hong Kong untuk bisa berlayar, kehadiran Star Voyager mengubah cara mereka mengakses pengalaman liburan kelas dunia.
“Keberangkatan langsung dari Jakarta akan memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan kapal pesiar tanpa harus membeli tiket pesawat ke luar negeri terlebih dahulu,” ujar Ricky Hilton, General Manager Communication & CRM Golden Rama Tours & Travel.
Pernyataan tersebut mencerminkan nilai strategis dari peluncuran ini: menjadikan Jakarta sebagai homeport, bukan sekadar titik singgah. Ini adalah langkah branding yang secara tak langsung juga memposisikan Indonesia—yang sebelumnya hanya penonton dalam industri cruise regional—sebagai pemain baru yang patut diperhitungkan.
Membaca Peluang dari Naiknya Kelas Menengah dan HNWI
Golden Rama membaca data pasar dengan cermat. Meningkatnya jumlah high-net-worth individuals (HNWI) di Indonesia adalah indikator kuat bahwa segmen perjalanan mewah bukan lagi pasar niche.
Star Voyager, dengan empat tipe kabin dan layanan premium seperti kasino, teater, restoran halal, hingga shore excursion yang dirancang eksklusif, menyasar kalangan yang menginginkan lebih dari sekadar liburan.
“Selama berlayar dengan Star Voyager, pelanggan akan dimanjakan dengan pilihan kuliner yang beragam, mulai dari makanan khas Asia, Chinese, India, hingga Western. Bagi wisatawan Muslim, tersedia restoran The Lido yang telah tersertifikasi Halal,” tambah Ricky Hilton.
Di sini, pendekatan customer-centric menjadi nyata. Alih-alih menjual produk, Golden Cruises menjual pengalaman: tanpa ribet visa, tanpa repot terbang, namun tetap mendapatkan kemewahan.
Pendekatan B2B: Menyasar Korporasi dan Agen Perjalanan
Tak berhenti di pelanggan individu, Golden Rama juga merancang strategi B2B. Produk ini dijual bukan hanya untuk keluarga atau pasangan, tetapi juga sebagai solusi executive retreat, incentive trip, dan corporate bonding. Agen perjalanan diberi kesempatan menawarkan pengalaman eksklusif yang tidak bisa ditemukan dalam paket konvensional.
Paket ini, secara tidak langsung, memperkuat ekosistem bisnis Golden Rama. Dengan produk eksklusif yang tidak tersedia di tempat lain, para mitra menjadi bagian dari rantai nilai yang saling menguntungkan.
Dari ‘Outbound’ Menjadi ‘Homeport’
Selama ini, wisata kapal pesiar di Indonesia identik dengan outbound travel. Namun dengan empat jadwal keberangkatan langsung dari Jakarta pada Maret dan April 2025, Star Voyager menawarkan realitas baru: menjadikan Indonesia sebagai titik mula, bukan sekadar pasar.
Dengan strategi pemasaran yang menggabungkan aksesibilitas, kolaborasi internasional, dan pelayanan premium, Golden Rama tampaknya tidak hanya menjual kapal, tetapi juga narasi bahwa Indonesia sudah pantas menjadi panggung utama dalam industri wisata mewah global. (*)