Bank Mandiri Tancap Gas: Kredit Naik 19,5%, NPL Turun ke Bawah 1%
Tahun 2024 menjadi babak penting dalam perjalanan Bank Mandiri. Di tengah dinamika ekonomi global dan nasional, bank pelat merah ini sukses membukukan pertumbuhan kinerja yang solid.
Total aset konsolidasi Bank Mandiri menembus angka Rp2.427 triliun, naik 11,6% dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian ini menjadi penanda kuat atas strategi bisnis yang terukur sekaligus agresif.
Di balik pertumbuhan aset tersebut, motor penggeraknya adalah penyaluran kredit yang melonjak signifikan. Hingga akhir 2024, total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.670,55 triliun—tumbuh 19,5% secara tahunan (year-on-year), jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri.
Artinya, Bank Mandiri tak hanya ekspansif, tapi juga tetap menjadi pemimpin di sektor pembiayaan nasional.
"Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam siaran pers dikutip Selasa (1/4/2025).
Pertumbuhan kredit terjadi merata di seluruh segmen. Kredit korporasi menjadi kontributor terbesar dengan nilai mencapai Rp913,3 triliun—naik 25,5% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara di sisi lain, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tidak tertinggal, mencatatkan pertumbuhan sebesar 6% menjadi Rp135 triliun. Ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri tidak hanya fokus pada pembiayaan skala besar, tetapi juga tetap memberi ruang tumbuh bagi sektor produktif rakyat.
Tak kalah penting, ekspansi kredit ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) secara bank only berhasil ditekan turun sebesar 5 basis poin (bps), menjadi hanya 0,97% pada akhir 2024.
Meski demikian, Bank Mandiri tetap bersikap hati-hati. Rasio pencadangan kerugian kredit (NPL coverage ratio) dijaga di level yang sangat konservatif, yaitu 304%. (*)