Menjaga Bara, Menjaga Cahaya: Kisah Para Pekerja PTBA di Hari Raya
Setelah sebulan penuh berpuasa, Idulfitri pun tiba. Hari kemenangan ini menjadi momen istimewa bagi umat Muslim untuk berkumpul bersama keluarga dan berbagi kebahagiaan.
Namun, tak semua orang memiliki kesempatan itu. Ada yang memilih bertahan di perantauan, menunda kerinduan akan kampung halaman, demi menjalankan tugas untuk masyarakat.
Salah satunya adalah Mukhammad Idham, Supervisor Pit Service Swakelola PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Pria 29 tahun asal Bogor ini memutuskan untuk tidak mudik demi menjaga kelancaran produksi batu bara di masa Lebaran.
Usai salat Id, pukul 10 pagi, Idham sudah kembali ke area tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Baginya, pekerjaan bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk kontribusi nyata terhadap kehidupan masyarakat, terutama di hari-hari besar seperti Idulfitri.
Pasokan batu bara dari tambang menjadi bahan bakar utama pembangkit listrik yang menyalurkan energi ke jutaan rumah dan industri di Indonesia. Kehadiran listrik membuat perayaan Lebaran di rumah-rumah menjadi lebih hangat dan nyaman.
"Ini tanggung jawab, saya menyadari bahwa pekerjaan ini sangat penting. Produksi batu bara tidak boleh berhenti demi menjaga pasokan energi untuk masyarakat. Setelah salat Id, jam 10 pagi kami sudah kembali ke lapangan untuk memulai kembali aktivitas produksi," ujar Idham, Kamis (3/4/2025).
Selama bekerja di tambang, Idham hanya bisa pulang beberapa kali dalam setahun. Sudah enam bulan ia tak bertemu orang tua dan kakaknya di Bogor. Kerinduan itu hadir semakin kuat saat Lebaran. Terbayang masakan khas ibunya, aroma opor ayam berpadu dengan sambal goreng hati, menu yang selalu tersaji setiap Hari Raya.
"Kalau Lebaran, tentu orang tua yang paling saya rindukan. Biasanya ibu masak opor dan sambal goreng hati pada saat Lebaran," katanya.
Cerita serupa juga datang dari Deddi Pradana Putra, Supervisor Penanggulangan Kecelakaan & Kebakaran PTBA. Di momen Idulfitri kali ini, ia juga memilih tetap bekerja.
"Saya memilih tidak pulang karena saya ingin menjaga kesiapsiagaan kita di hari raya. Saya ingin mendukung kegiatan operasi dan produksi agar tetap berjalan dengan baik di masa Lebaran," tegas Deddi.
Sudah setahun Deddi tak pulang ke kampung halaman di Bangkalan, Madura. Tahun ini, ia kembali melewatkan ketupat buatan sang ibu. Kesepian pun sempat menyelinap, namun diredam dengan kebersamaan bersama rekan-rekan kerja.
"Di Bukit Asam ini rasa kekeluargaannya sangat kuat. Hubungan antar karyawan sangat dekat dan terbuka sehingga rasa kesepian saya bisa terobati oleh rekan-rekan kerja yang sudah seperti keluarga," ungkapnya.
Meski jauh dari keluarga, Deddi tak menyesal. Baginya, keputusan ini punya arti besar saat melihat masyarakat bisa merayakan Lebaran dengan nyaman. "Semoga kami yang bekerja di hari Lebaran ini tetap diberikan semangat dan kesehatan dalam menjalankan tugas dan Bukit Asam dapat terus memberikan Energi Tanpa Henti untuk Indonesia," tuturnya.
Sebagai salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, PT Bukit Asam Tbk memiliki peran vital dalam menjaga ketahanan energi nasional. Di balik terang lampu rumah dan nyala dapur yang tak pernah padam selama Lebaran, ada dedikasi para pekerja seperti Idham dan Deddi yang tetap siaga di lapangan.
"Kami sangat mengapresiasi dedikasi para pekerja kami yang memilih untuk tidak mudik, demi memastikan bahwa pasokan batu bara tetap berjalan lancar dan memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia. Kami berkomitmen untuk turut menciptakan Lebaran yang nyaman bagi masyarakat," ujar Suhedi, Direktur Operasi & Produksi PTBA. (*)